Berita

Nominal Defisit APBN Lebih Rendah, Kenaikan Utang RI Berkurang

Sumber: Pixabay

Ajaib.co.id – Sri Mulyani menuturkan, pemerintah melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tahun 2021 telah bekerja keras dengan meningkatkan realisasi biaya negara dan serta responsif memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat.

Penanganan COVID-19 saat ini, terutama pada akselerasi vaksinasi dan pembatasan mobilitas akan menentukan laju pemulihan ekonomi yang membutuhkan dana dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat besar.

Dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) melalui earmarked dana alokasi umum (DAU), dana bagi hasil (DBH), dana insentif daerah (DID), dan dana desa sangat penting dalam penanganan COVID-19 dan percepatan pemulihan ekonomi.

“Di tengah upaya keras menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi yang membutuhkan pembiayaan anggaran yang tidak sedikit, pemerintah melakukan pengelolaan pembiayaan anggaran secara hati-hati dan terarah dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam rangka pengendalian defisit dan mengupayakan penurunan pembiayaan utang,” tutur Sri Mulyani Indrawati.

“Prognosis hingga semester II tahun 2021, atau sama dengan Rp219 triliun pembiayaan lebih rendah dari UU APBN. Ini hal yang bagus dan positif, kita mengurangi kenaikan utang yang semestinya Rp1.177 triliun menjadi Rp958 triliun. Ini terutama karena defisit APBN secara nominal diperkirakan lebih rendah, karena penerimaan negara kita bagus, belanja negara absorbsinya optimal dan kita lihat dari penggunaan SAL yang kita pakai secara optimal dalam situasi saat ini,” tuturnya dikutip dari situs Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Senin (12/7/2021).

Dengan demikian, instrumen APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) terus diperkuat untuk merespon dampak negatif dari peningkatan kasus COVID-19 kepada sisi perekonomian. Beliau juga menambahkan bahwa ekspektasi pemulihan ekonomi perlu terus didorong dengan maksimal.

Pengendalian pandemi COVID-19 termasuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi) akan sangat menentukan laju pemulihan ekonomi ke depan.

APBN di tahun 2021 dilaksanakan secara responsif dan fleksibel sebagai instrumen utama guna mendukung penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

“APBN menjadi luar biasa sangat penting guna mendorong ekonomi dan ini salah satunya ditunjukkan dengan belanja pemerintah yang menjadi motor penggerak di semester I ini,” tuturnya.

Beliau menjelaskan secara lebih detail, bahwa strategi fiskal yang bersifat ekspansif dalam menjalankan kebijakan countercyclical guna meningkatkan aktivitas ekonomi dapat terlihat dari peningkatan realisasi pelaksanaan APBN sampai dengan semester I tahun 2021.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp886,9 triliun atau merupakan 50,9% dari target APBN tahun 2021. Angka ini naik 9,14% dibandingkan tahun lalu.

Realisasi belanja negara meningkat 9,38% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau mencapai Rp1.170 triliun. Dengan adanya perkembangan pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit anggaran semester I tahun 2021 mencapai 1,72% terhadap PDB Rp283,2 triliun.

Sumber: Defisit APBN Lebih Rendah, Kenaikan Utang RI Berkurang Jadi Rp958 Triliun, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait