Milenial

Nama Pahlawan Nasional yang Berpengaruh dalam Sejarah

Nama Pahlawan Nasional yang Berpengaruh dalam Sejarah

Dalam mencapai kemerdekaannya pada 1945, negara Indonesia telah melewati perjuangan yang tidak mudah. Pahlawan kita harus melawan para penjajah yang ingin menguasai bangsa Indonesia. Hal itu disebabkan karena Indonesia memiliki beragam kekayaan dan sumber daya yang melimpah dari Sabang hingga Merauke.

Perjuangan yang dilakukan oleh Indonesia memang tidak terlepas dari jasa para pahlawan yang bertanggung jawab memimpin gerakan perlawanan dari penjajah. Atas jasa dan keberanian yang mereka lakukan untuk tercapainya kemerdekaan, Pemerintah RI memberikan gelar pada beberapa nama ini sebagai Pahlawan Nasional Indonesia kepada mereka yang telah melawan penjajah. Siapa saja nama Pahlawan Nasional Indonesia tersebut?

Mereka yang diberikan gelar Pahlawan Nasional berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari pejuang, tokoh politik, perdana menteri, presiden, pemuka agama, tokoh masyarakat, hingga bangsawan. Untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa mereka, maka kamu harus mengetahui sejarah perjuangannya. Berikut ini adalah nama pahlawan nasional Indonesia yang harus kamu ketahui:

Ir. Soekarno

Soekarno merupakan Presiden pertama di Indonesia. Beliau juga mendapat sebutan sebagai bapak proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selain menjadi orator terbaik dan cerdas, Soekarno mampu menciptakan semangat nasional Indonesia. Selama masa-masa penting, Soekarno pernah mencetuskan negara Pancasila, sehingga tercipta konsep dasar negara tersebut yang digunakan oleh Indonesia hingga sekarang.

Soekarno dikenal sebagai orator andal dan dapat menggetarkan hati pendengarnya. Selain jiwa patriotik, beliau juga politikus yang sangat cerdas yang mampu menguasai delapan bahasa. Pria yang lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 ini juga pernah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari universitas di dalam dan luar negeri, serta penghargaan bintang kelas satu The Order of The Supreme Companions of or Tambo.

Jenderal Sudirman

Jenderal Sudirman merupakan panglima tentara pertama di Indonesia dengan jabatan Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman yang diperolehnya pada usia 31 tahun. Jenderal Sudirman juga sangat berjasa dalam memperjuangkan Indonesia di masa Revolusi Nasional Indonesia. 

I Gusti Ngurah Rai

Bukan hanya menjadi pahlawan nasional, I Gusti Ngurah Rai merupakan Kolonel TNI Anumerta I yang lahir di Desa Carangsari, Petang, Badung, Bali pada 30 Januari 1917. Di usianya yang sangat masih muda yaitu 29 tahun, beliau Wafat pada 20 November 1946 di Marga, Tabanan, Bali.

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang dikenal dengan Bung Hatta. Bung Hatta sendiri adalah Wakil Presiden Ir. Soekarno. Bersama Ir. Soekarno, Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Proklamator. Selama menjadi Wakil Presiden, ia banyak menulis tentang ilmu koperasi. Sehingga, ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.

Cut Mutia

Cut Mutia adalah pahlawan yang lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara di tahun 1970. Beliau wafat pada 24 Oktober 1910. Pahlawan Nasional yang berasal dari Aceh ini awalnya memiliki peran untuk melawan Belanda bersama suaminya yaitu Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong.

Ketika Teuku Muhammad wafat, beliau menikah dengan Pang Nanggroe dan bergabung bersama pergerakan yang dipimpin oleh teuku Muda Gantoe. Dalam pertempuran yang terjadi di Paya Cicem, Cut Mutia memimpin para wanita untuk melarikan diri ke tengah hutan. Sedangkan Pang Nanggroe tetap melawan Belanda hingga tewas di tanggal 26 September 1910.

Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang memiliki perjuangan untuk melawan para penjajah Belanda. Ia adalah istri dari seorang pahlawan Indonesia bernama Teuku Umar yang gugur di medan perang pada 1899.

Teuku Umar

Beliau merupakan suami dari Cut Nyak Dhien yang juga menajdi pahlawan nasional dari Meulaboh. Lahir di tahun 1854, pahlawan ini wafat pada 1899. Selama perjuangannya, Teuku Umar berjuang dengan cara berpura-pura bekerja sama dengan Belanda, lalu melawannya setelah mengumpulkan uang dan senjata yang banyak.

Teuku Imam Bonjol

Imam Bonjol merupakan pahlawan nasional dan ulama dari Sumatera barat yang memiliki beberapa gelar yaitu Peto Syarif dan malin Basa. Beliau adalah tokoh yang memimpin Perang Padri (1803-1838). Pahlawan yang lahir di 1772 ini wafat pada 6 November 1864 di Minahasa saat masa pengasingannya.

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama dari Raja Mataram, yakni Sultan Hamengkubuwono III. Ia mendapat julukan Pangeran Diponegoro, karena telah memimpin Perang Diponegoro pada 1825 – 1830 untuk melawan Pemerintah Hindia-Belanda.

Sultan Iskandar Muda

Pahlawan ini berasal dari Aceh dan merupakan sultan terbesar selama masa Kesultanan Aceh di tahun 1607 hingga 1636. Pada kepemimpinannya, Aceh berhasil mencapai masa kejayaan dan berkembang dengan cepat hingga menjadi pusat perdagangan serta pembelajaran Agama Islam. Nama beliau diabadikan dalam Bandar Udara Internasional yang ada di Nangroe Aceh Darussalam.

Halim Perdana Kusuma

Pahlawan ini berjuang pada Angkatan Udara Republik Indonesia yang merupakan seorang perwira operasi. Beliau bertugas menembus blokade udara belanda dan menerjunkan pasukan di luar Jawa, mengatur siasat serangan udara di daerah lawan, menyelenggarakan operasi penerbangan dalam rangka membina wilayah, membangun AURI di Sumatera, dan sebagainya. Pahlawan yan lahir di Jawa Timur pada 18 November 1922 akhirnya gugur saat pesawatnya mencari bantuan ke luar neger pada 14 Desember 1947.

Ki Hajar Dewantara

Pahlawan yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini, merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan, politisi, dan pelopor di bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan untuk pribumi yang bernama Taman Siswa.

Tuanku Imam Bonjol

Ulama yang berasal dari Sumatera Barat ini dikenal dengan beberapa gelarnya, seperti Peto Syarif dan Malin Basa. Beliau merupakan pemimpin perang Padri pada 1803-1838. Selama perjuangannya, ia pernah diasingkan hingga wafat dan dimakamkan di Minahasa pada 6 November 1864.

Pattimura

Pattimura atau Kapitan Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy. Ia dikenal sebagai pemimpin pasukan pada peperangan besar, salah satunya perang pada 1817 silam. Selain itu, ia juga mampu menyatukan semangat dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Perang tersebut merupakan peperangan Pattimura yang paling ganas.

Bung Tomo

Pahlawan satu ini dikenal sebagai tokoh yang mencetuskan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran berdarah di Surabaya. Ia merupakan seorang Jurnalis yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia saat melawan tentara NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) Belanda pada pertempuran tanggal 10 November. Hingga saat ini, pertempuran tersebut diperingati sebagai hari pahlawan.

KH. Hasyim Asy’ari

Pahlawan yang lahir pada 30 April 1875 ini merupakan pemimpin pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. KH Hasyim Asy’ari adalah pendiri dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Di mana, saat pasukan Belanda menduduki Kota Malang dan Belanda melancarkan agresi militer ke-I, maka Kyai Hasyim Asy’ari bertindak dengan mengumumkan resolusi jihad. Sejarah Indonesia mencatat bahwa KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh modernisasi pesantren dan telah mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional di tanggal 17 November 1964.

Ahmad Yani

Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Mulanya, anggota keluarga Ahmad Yani bekerja di sebuah pabrik gula milih orang Belanda. Di tahun 1927, ia dan keluarga pindah ke Batavia, dan ayah dari Ahmad Yani bekerja menjadi General Belanda.

Dari situlah, Ahmad Yani menjalani wajib militer di tahun 1940 bersama tentara Hindia-Belanda dan meninggalkan tingginya, kemudian belajar topografi di Malang, Jawa Timur. Hingga pada tahun 1942, datanglah pasukan Jepang yang membyuat proses belajar terganggu. Di waktu yang sama juga, Ahmad Yani pindah ke Jawa Tengah bersama seluruh keluarganya. Pada 1943, Ahmad Yani bergabung dengan tentara Peta (Pembela Tanah Air) yang disponsori Jepang dan beliau melanjutkan latihan di Magelang, kemudian dilantik sebagai komandan peleton Peta lalu pindah ke Bogor, Jawa Barat.

Salah Satu Nama Pahlawan Nasional yang Sering Kita Dengar: Kartini

Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 merupakan seorang perempuan ningrat yang memiliki pemikiran yang moderat. Hidupnya sebagian besar dihabiskan untuk memperjuangkan kesetaraan gender bagi kaum wanita. Perjuangan beliau dimulai sejak awal berdirinya sekolah Kartini di tahun 1912 di kota Semarang.

Sebagai wanita Indonesia, kartini terus berupaya mengubah paradigma masyarakat Indonesia terhadap gender. Pada tahun 1903, Kartini menikah dengan Bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu telah memiliki tiga orang istri. Setelah menikah, Kartini pindah ke Rembang dan diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah bagi para wanita di daerah kompleknya. Kini, bangunan tersebut menjadi Gedung Pramuka. 

Wolter Monginsidi

Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan ini lahir pada 14 Februari 1925 di Malalayang, Manado. Semasa hidupnua, beliau merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia yang melakukan pemberontakan dengan membentuk LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi). Pada 5 September 1948, beliau meninggal dunia karena tertangkap pasukan Belanda dan dieksekusi mati. Kamu bisa menemukan makamnya di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar.

As’as Syamsyul Arifin

K.H.R As’ad Syamsul Arifin adalah pahlawan Indonesia yang lahir di tahun 1897. di kota Mekah.. Dia merupakan seorang ulama besar dan tokoh Nahdlatul Ulama’. Beliau wafat di Situbondo tepat di usia 93 tahun pada tanggal 4 Agustus 1990.

Di akhir hayatnya, beliau menjabat sebagai Dewan Penasehat (Musytasyar) NU. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah yang berlokasi di Desa Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Pahlawan Nasional ini berperan sebagai penyampai pesan atau isyarah berupa Ayat Al-Qur’an serta tongkat dari Kyai Kholil Al-Bangkalani untuk KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya NU.

Itulah beberapa nama pahlawan nasional yang telah berjuang seputar kemerdekaan Republik Indonesia. Beberapa dari mereka tidak hanya melindungi Indonesia dari pasukan Belanda, Jepang, dan penjajah lainnya, tapi juga memberikan ilmu dan inspirasi demi negara yang lebih baik.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait