Ajaib.co.id – Jaringan Peer to Peer adalah model jaringan komputer yang terdiri dari dua atau beberapa komputer, dimana setiap station atau komputer yang terdapat di dalam lingkungan jaringan tersebut bisa saling berbagi.
Bahkan untuk membuat jaringan peer-to-peer dengan dua komputer, kita tidak perlu menggunakan hub atau switch, namun cukup menggunakan 1 kabel UTP yang dipasangkan pada kartu jaringan masing-masing komputer.
- Mengenal Teknologi Peer to Peer?
- Teknologi Peer to Peer Vs Peer to Peer Lending
- Apa itu P2P Lending?
- Cara Kerja Fintech P2P Lending
- Cara Menjadi Investor P2P Lending
- Untung Rugi Meminjam atau Investasi di P2P Lending
-
Tips Berinvestasi di P2P Lending dengan Aman
- 1. Kenali Risikonya
- 2. Pilih Platform yang Terdaftar dan Diawasi OJK
- 3. Cek Pendanaan yang Telah Disalurkan Platform Tersebut
- 4. Kenali Risiko Lewat TKB90
- 5. Cari Tahu Perusahaan P2P Lending
- 6. Apakah Menggunakan Agunan?
- 7. Pastikan Memiliki Asuransi Kredit untuk Kurangi Risik
- 8. Jangan Gunakan Seluruh Uang untuk Investasi
Mengenal Teknologi Peer to Peer?
Peer to Peer (P2P) adalah model komunikasi dua arah antar pengguna PC melalui jaringan komputer atau Internet tanpa server. Dalam model ini, tiap peserta memiliki kapabilitas yang sama dan tidak seorangpun dapat memulai suatu sesi komunikasi tersendiri.
Jenis jaringan peer to peer sudah mulai dikembangkan sejak 1980 dan banyak digunakan pada jaringan berskala kecil untuk memiliki sebuah server yang terdedikasi. Namun jaringan ini baru banyak digunakan ketika Microsoft merilis sistem operasi Windows For Workgroups.
Peer to Peer memiliki beberapa karakteristik seperti:
- Tidak memiliki komputer yang berfungsi sebagai server terdedikasi.
- Setiap komputer dalam jaringan merupakan server sekaligus klien.
- Tidak adanya kontrol pada pengaturan keamanan jaringan.
- Tidak butuh spesifikasi komputer yang setara untuk dapat terhubung dalam satu jaringan.
Teknologi Peer to Peer Vs Peer to Peer Lending
Penjelasan di atas, agak sedikit berbeda dengan investasi peer to peer lending. Ini merupakan salah satu alternatif investasi bagi para generasi milenial untuk mengembangkan uangnya. Banyak sumber menyebutkan, investasi lainnya yang paling mudah dilakukan oleh pemula adalah membeli properti, atau emas dan investasi reksa dana.
Meski demikian, memang belum banyak yang paham dengan jenis investasi peer to peer ini, sehingga ragu-ragu untuk menanamkan modalnya. Padahal investasi ini hampir serupa dengan reksa dana, namun dengan skala lebih kecil.
Berikut pembahasan soal produk keuangan terbaru ini dan keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menjadi investornya.
Apa itu P2P Lending?
Fintech Peer to Peer (P2P) Lending adalah kegiatan pinjam meminjam dengan model penanaman modal kepada pemilik usaha yang membutuhkan secara online melalui marketplace. Lewat marketplace ini, investor yang memiliki modal bisa mencari usaha yang akan dibiayai. Sebaliknya, pemilik usaha bisa mengajukan pinjaman lewat marketplace yang sama.
Karena itu, hubungan antara dua pihak tersebut bisa dilakukan langsung dan terbuka tanpa campur tangan lembaga keuangan lain sebagai penghubungnya. Inilah yang kemudian menjadi dasar penggunaan istilah peer to peer (P2P).
Hubungan yang terjalin murni antara pemilik modal dengan pemilik usaha tanpa keterlibatan bank, jasa kredit, maupun koperasi. Model usahanya juga beragam mulai dari UKM, kuliner, pertanian, dan lainnya.
Dana yang dihimpun secara kolektif ini kemudian disalurkan kepada pemilik usaha yang mengajukan permodalan. Karena modelnya yang kolektif ini maka pemilik modal tidak harus memiliki uang yang sangat besar untuk mulai berinvestasi.
Ada berbagai macam aplikasi P2P Lending yang sudah berkembang di Indonesia dan dijamin keamanannya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cara Kerja Fintech P2P Lending
Sama seperti fungsinya sebagai media yang mempertemukan pemberi pinjaman dan peminjam. Dalam sistem P2P Lending sendiri, kamu akan mengenai peminjam dan investor. Keduanya memiliki peran yang berbeda-beda. Nah, agar tahu perbedaan keduanya, di bawah ini adalah cara kerja P2P Lending berdasarkan role atau perannya masing-masing.
a. Sebagai Peminjam
Untuk menggunakan layanan pinjaman melalui P2P Lending, kamu harus mendaftar terlebih dulu sebagai pengguna P2P Lending tersebut. Kemudian kamu perlu mengunggah semua dokumen yang dibutuhkan untuk mengajukan pinjaman secara online. Biasanya, proses pengajuannya relatif lebih cepat dibanding kamu meminjam melalui lembaga keuangan seperti bank. Dokumen yang kamu butuhkan berupa laporan keuangan dalam jangka waktu tertentu dan tujuan kamu melakukan pinjaman tersebut.
Permohonan atas pinjaman kamu bisa diterima atau ditolak berdasarkan beberapa faktor. Jika permohonan ditolak, artinya kamu harus memperbaiki segala hal yang menjadi alasan penolakan permohonan tersebut. Sedangkan jika diterima, kamu akan dikenakan suku bunga pinjaman yang akan diterapkan dalam pengajuan pinjaman dan akan dimasukkan ke dalam marketplace yang tersedia agar semua pendana bisa melihat pinjaman yang kamu lakukan.
b. Sebagai Investor
Sebagai investor, kamu akan mendapatkan akses untuk melihat data pengajuan pinjaman melalui dasbor yang telah disediakan oleh P2P Lending tersebut. Kamu juga bisa melihat seluruh data mengenai setiap pengajuan pinjaman, terutama data relevan mengenai si peminjam seperti pendapatan, riwayat keuangan, tujuan peminjaman, hingga alasan lainnya yang biasanya sesuai dengan perusahaan fintech P2P Lending.
Jika kamu memutuskan untuk mendanai pinjaman tersebut, kamu bisa langsung mendistribusikan dana setelah melakukan deposit sesuai tujuan investasi. Selain itu, biasanya peminjam akan mencicil dana pinjamannya setiap bulan dan akan mendapatkan keuntungan berupa pokok dan bunga yang besarannya tergantung pada suku bunga pinjaman yang diinvestasikan.
Cara Menjadi Investor P2P Lending
Jika kamu ingin menanamkan modalmu maka kamu akan diberikan akses untuk mengetahui sejumlah data pengajuan pinjaman di aplikasi tersebut. Kemudian kamu bisa memilih pinjaman mana yang akan kamu berikan modalnya. Tentunya hal ini bisa dilakukan setelah dilakukan deposit sesuai pilihanmu.
Pastikan kamu sudah meneliti seluruh data mengenai pihak yang mengajukan pinjaman termasuk soal pendapatan, riwayat keuangan, dan latar belakang lainnya. Kemudian, kamu akan mendapatkan keuntungan dalam jangka tertentu lewat pokok pinjaman dan bunga yang telah disepakati sebelumnya.
Untung Rugi Meminjam atau Investasi di P2P Lending
1. Bagi Peminjam
a. Keuntungan P2P Lending Bagi Peminjam
Salah satu manfaat meminjam di P2P Lending adalah suku bunga yang rendah jika dibandingkan suku bunga yang diterapkan bank atau lembaga keuangan lainnya. Di mana, kamu bisa mendapatkan tingkat bunga antara 12-20% dari lembaga keuangan. Sedangkan pinjaman dari P2P Lending, kamu bisa mendapatkan suku bunga yang lebih rendah.
Kelebihan lainnya yaitu proses pengajuan pinjamannya tidak seformal ketika mengajukan pinjaman di lembaga keuangan seperti bank. Di mana, dengan P2P Lending, proses pengajuan pinjaman jauh lebih cepat dan mudah dan dengan syarat-syarat yang lebih simpel.
Nantinya, jika kamu memiliki catatan buruk soal pinjaman keuangan, kamu bisa menjelaskan alasan di balik kenapa hal tersebut terjadi. Bukan hanya itu, kamu juga bisa mengajukan pinjaman dengan tujuan ataupun alasan apa saja selama ada orang yang akan dan mau mengalokasikan uangnya untuk kamu. Hebatnya lagi, kamu bisa mendapatkan pinjaman tanpa perlu menjaminkan barang atau aset yang kamu miliki.
b. Kekurangan P2P Lending Bagi Peminjam
Ketika kamu meminjam di P2P Lending, suku bunga pinjaman akan melonjak naik saat kelayakan kredit kamu jatuh. Sehingga, ketika kamu telat membayar, tagihan akan naik sangat signifikan, dan jika kamu gagal bayar pinjaman, jumlah yang harus dibayar nantinya bisa melonjak sangat tinggi.
Jadi, ketika kamu memilih P2P Lending, pastikan kamu melakukan peminjaman ini hanya untuk jangka pendek, karena semakin lama jangka waktu pinjaman, tagihan akan terus naik. Selain itu, ada kemungkinan juga kebutuhan dana pinjaman kamu bisa terpenuhi secara keseluruhan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seluruh pengajuan pinjaman dana akan terpenuhi.
Misalnya ketika kamu membutuhkan pinjaman dana sebesar Rp150 juta, dan ternyata hanya Rp75 juta saja yang terpenuhi, pengajuan pinjaman berarti gagal dan dana yang sudah terkumpul akan dikembalikan ke investor.
2. Bagi Investor
a. Keuntungan P2P Lending Bagi Investor
Dengan memulai investasi peer to peer lending kamu tidak perlu lagi khawatir mengenai masalah keamanan. Namun, pastikan kamu berinvestasi ke P2P Lending yag telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selain itu, dengan menggunakan P2P Lending, kamu juga bisa mendapatkan imbal hasil yang cukup menjanjikan sehingga keuntungan yang didapatkan lebih maksimal. Kamu juga bisa memecah modal yang kamu salurkan ke berbagai usaha, sehingga kesempatan mendapatkan untuk menjadi lebih besar.
b. Kekurangan P2P Lending Bagi Investor
Namun sayangnya , investasi peer to peer ini tidak bisa jika kamu melakukan penarikan dana sewaktu-waktu menarik. Kamu juga berisiko kehilangan uangmu jika peminjam mengalami kredit dan macet dan tidak bisa mengembalikan dana tersebut. Namun, ini semua akan kembali lagi pada platform P2P Lending sudah memberikan kebijakan tersbut.
Selain itu, kamu bisa memberikan pinjaman dengan lebih mudah dan cepat dengan P2P Lending, khususnya jika kamu memiliki dana lebih namun tidak tahu harus mengalokasikannya ke mana.
Tips Berinvestasi di P2P Lending dengan Aman
1. Kenali Risikonya
Secara garis besar, risiko yang dihadapi investor di P2P Lending tergolong moderat dan menuju tinggi. Sehingga, kamu perlu cermati dengan baik jenis pendanaan yang ditawarkan oleh platform P2P lending yang ada di pasaran.
Dari segi peminjamnya, P2P lending dibedakan menjadi dua jenis yaitu produktif (pendanaan untuk kepentingan bisnis), dan konsumtif (untuk kegiatan konsumtif). Pendanaan di sektor konsumtif, umumnya dipermanis dengan imbal hasil tinggi, namun risikonya tergolong lebih tingg.
Sedangkan, setiap pendanaan yang bersifat produktif tentu diajukan oleh pebisnis yang memiliki kesehatan keuangan yang bisa diukur lewat laporan keuangan, tempat usaha yang jelas, dan beberapa diantaranya memiliki jaminan berupa tagihan atau invoice.
2. Pilih Platform yang Terdaftar dan Diawasi OJK
Perusahaan fintech satu ini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 77/pojk.01/2016. Jadi, agar tidak terjerumus dalam jeratan investasi bodong, pilihlah perusahaan P2P lending yang memang sudah terdaftar dan berizin OJK.
3. Cek Pendanaan yang Telah Disalurkan Platform Tersebut
Cobalah kenali dengan baik perusahaan yang ingin kamu berikan investasi. Bagaimana caranya? Cobalah mencari tahu berapa besar pendanaan yang pernah mereka salurkan ke peminjam. Kamu bisa mengecek informasi seputar jumlah penyaluran pendanaan tentu dipampang di situs atau aplikasi milik perusahaan yang bersangkutan. Sederhananya, makin besar jumlah penyaluran dana menunjukkan besarnya kepercayaan pendana terhadap platform tersebut.
4. Kenali Risiko Lewat TKB90
Risiko utama yang harus diwaspadai adalah risiko gagal bayar para borrower. Namun tidak perlu khawatir, OJK mewajibkan perusahaan P2P lending untuk menampilkan tingkat keberhasilan TKB90 pada publik.
TKB90 dapat didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan P2P lending dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam meminjam dalam jangka waktu hingga 90 hari sejak tanggal jatuh tempo. Di mana, nilai TKB90 dihitung dari 100 persen dikurangi TKW90 (tingkat wanprestasi) atau non-performing loan. Semakin tinggi TKB90 maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
5. Cari Tahu Perusahaan P2P Lending
Kenali dengan baik, apakah perusahaan fintech yang kamu tuju sudah mendapat pendanaan dari perusahaan permodalan ventura. Modal dari perusahaan modal ventura dikenal dengan Istilah pendanaan Seri A, Seri B, dan lainnya. Dengan adanya pendanaan, maka akan menunjukkan besarnya kepercayaan investor terhadap perusahaan penyelenggara P2P lending tersebut.
6. Apakah Menggunakan Agunan?
Agunan atau jaminan yang diberikan borrower ke P2P lending tentu bisa mengurangi risiko gagal bayar. Di mana, ketika borrower tidak mampu mengembalikan pendanaan yang dipinjamnya, maka aset yang diagunkan oleh borrower bisa dilelang atau dijual untuk melunasi pinjamannya.
7. Pastikan Memiliki Asuransi Kredit untuk Kurangi Risik
Dalam pendanaan P2P lending, asuransi akan menjadi perlindungan yang paling baik. Pada dasarnya, asuransi kredit akan memberikan proteksi untuk menekan risiko gagal bayar dari para borrower.
Sebagian besar platform P2P lending telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan asuransi untuk mengatasi masalah ini. Di mana, ketika sebuah pinjaman diasuransikan dan peminjam gagal mengembalikan dana tersebut, maka modal awal pendanaan lender akan dikembalikan.
8. Jangan Gunakan Seluruh Uang untuk Investasi
Melihat keuntungan P2P lending yang besar, maka besar juga godaan untuk menempatkan dana dalam jumlah besar sebagai modal pendanaan. Namun, ingatlah selalu bawah pendanaan ini memiliki risiko moderat menuju tinggi dengan risiko gagal bayar masih tetap ada.
Nah itulah beberapa hal mengenai Peer to Peer Lending bagi kamu para kaum milenial. Selain P2P Lending, kamu juga bisa berinvestasi lain seperti reksa dana atau saham. Di mana, kedua invetasi ini memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan P2P Lending, dan bisa disesuaikan dengan tujuan keuangan kamu.
Ajaib merupakan salah satu platform investasi reksa dana maupun saham yang bisa membantu kamu memulai investasi dengan mudah, kapan dan di mana saja dengan modal mulai dari Rp10 ribu!