Berita

Memahami Konflik Rusia vs Ukraina Ala Sinetron

Ajaib.co.id – Pecahnya perang gegara invasi Rusia ke Ukraina sempat membuat banyak kalangan khawatir bahwa hal ini akan memicu perang dunia ketiga. Amerika Serikat kemudian mengecam perbuatan Rusia yang kemudian disanggah presiden Rusia yakni Vladimir Putin untuk tidak turut campur urusan negara lain.

Karena rumitnya persoalan ini, banyak orang kebingungan tentang hubungan antara Rusia-Ukraina dan pemain lain yakni Amerika Serikat. Karena versi berita ini terlalu rumit, media asing Weibo melakukan penjelasan yang menarik dengan menyajikannya dalam bentuk drama etika keluarga alias sinetron. Berikut pembahasannya, tak lupa sumber-sumber juga disertakan agar kamu bisa cek fakta kebenaran sinetron yang tak kalah seru dari Layangan Putus ini.

Berakhirnya Perkawinan Ukraina-Rusia

Cerita ini bermula lebih dari 30 tahun yang lalu di mana Ukraina (istri) menceraikan Rusia (suami). Dan atas kesepakatan bersama, hak asuh atas beberapa anak mereka (Kyiv, Krimea, Donetsk, Luhansk, dan daerah lainnya) diserahkan kepada sang istri.

Permasalahan harta gono-gini diselesaikan sang mantan suami dengan sangat akomodatif. Rusia meninggalkan banyak harta untuk sang mantan istri. Utang senilai USD 200 miliar juga dilunasi oleh sang mantan suami untuknya.

Pasca Perceraian

Setelah mantan suami tak ada, rupanya Ukraina mulai bergaul dengan para begundal yang tak disukai sang mantan suami. Sang mantan istri dikisahkan mulai tergoda oleh seorang pria yang punya kuasa dan banyak uang (Amerika Serikat), dan berkenalan dengan keluarga pria tersebut (NATO).

Akan tetapi kelakuan sang mantan istri tidak diambil pusing oleh Rusia meski kemesraan Ukraina – Amerika Serikat telah tersebar dan jadi buah bibir.

Yang bikin sebal, pria yang sedang dekat dengan mantan istrinya ini mulai memanfaatkan sang mantan istri untuk mengkerdilkan Rusia. Sejak itu Rusia menjadi jengah dengan sang mantan istri dan pria yang sedang bergaul dengannya.

Sang suami marah dan sebagai peringatan pada Ukraina, ia mengambil kembali salah seorang anak mereka: Krimea (daerah di sebelah timur Ukraina).

Sang mantan istri mulai menyimpan dendam dan mimpi. Ia bercita-cita bersatu dengan keluarga sang pria (NATO) dan berharap suami barunya akan membalaskan dendamnya kepada sang mantan suami.

Pucuk Dicinta Ulam Tak Tiba

Apa mau dikata ternyata si pria adidaya (AS) dan keluarganya (NATO) mengulur waktu, seolah menolak halus Ukraina masuk ke keluarga mereka. Ternyata selama ini Ukraina hanya digunakan untuk memprovokasi mantan suaminya dengan mengatakan NATO akan ekspansi anggota keluarga ke Eropa Timur.

Sebagai info, kakak-kakak ipar Ukraina yakni Polandia, Hungaria, dan dua negara lainnya di Eropa Timur sudah bergabung dengan NATO.   

Melihat kelakuan ibu mereka yang semakin melunjak, dua anak Ukraina ingin keluar dari rumah ibunya. Donetsk dan Luhansk memohon pada Rusia untuk dibawa keluar dari rumah ibunya. Mereka memohon untuk bisa dibebaskan oleh sang ayah.

Ukraina yang masih lugu, masih percaya bahwa si pria kaya yang adidaya itu akan berpihak padanya. Amerika Serikat tak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia dan keluarganya terus-menerus mendorong sang mantan istri untuk berani melawan mantan suaminya.

Tanda dukungan diperlihatkan dengan mempersenjatai Ukraina. AS diketahui mengirimi senjata-senjata usang dan amunisi kadaluarsa yang tak mereka pakai lagi agar Ukraina punya keberanian untuk bertengkar dengan mantan suaminya.

Kesal dengan provokasi yang intens, sang mantan suami akhirnya membawa kabur kedua anaknya Donetsk dan Luhansk dari rumah ibunya. Direbutnya dua daerah ini (Donetsk dan Luhansk) digembar-gemborkan oleh AS sebagai cikal bakal perang dunia ketiga. Sempat ada situasi di mana seluruh dunia mengecam Rusia karena takut pecahnya perang dunia ketiga.

Dasar pria tukang hasut, Rusia akhirnya murka dan benar-benar menyerang sang mantan istri. Ketika invasi dilancarkan Rusia, si pria penuh pesona itu kemudian malah bersembunyi, berkoar-koar di media masa mencaci maki sang mantan suami dan mengajak pihak lain memusuhi sang suami.

Ancaman untuk blokir kegiatan ekonomi Rusia ternyata tidak akan bisa berhasil, kepala koki si pria adidaya yakni Janet Yellen mengatakan bahwa pengenaan sanksi ekonomi kepada si mantan suami akan berpengaruh kepada dunia. Mengingat Rusia adalah pemasok minyak ke pasar dunia dan gas alam ke Eropa, pantas saja A.S. tak terlalu berani konfrontasi langsung dengan Rusia.

Setelah beberapa saat dicibir dunia, NATO sebagai keluarga si pria adidaya memutuskan untuk ambil sedikit bagian dengan mengerahkan beberapa tukang pukul (pasukan darat, laut dan udara) untuk membantu Ukraina berhadapan dengan Rusia.

Ini adalah episode terakhir yang di-update 4 hari sebelum artikel ini ditulis. Drama ini masih berlangsung, sedang syuting kejar tayang dan belum tahu kapan tamatnya.

Ancaman Perang Dunia Ketiga

Jika kita berkaca pada perang dunia kesatu dan kedua, tercetusnya perang dunia disebabkan adanya dukungan negara-negara lain di dunia kepada masing-masing blok yang saling berperang. Perang yang berkecamuk kemudian meluas ke Tenggara.

Beberapa negara menggunakan kesempatan pecahnya perang dunia untuk mencoba memperluas wilayahnya atau untuk memerdekakan dirinya sendiri, Indonesia termasuk.

Jika kisruh rumah tangga Ukraina dan Rusia kali ini dicampuri oleh pihak ketiga dengan datangnya bantuan militer dengan jumlah yang serius menuju Ukraina atau Rusia maka perang dunia ketiga mungkin saja bisa terjadi. Akan tetapi apa motivasi negara lain menyokong Ukraina atau Rusia dan memperbesar medan perang ke belahan dunia lainnya?

Selama tidak ada motivasi untuk berperang, negara-negara lainnya di dunia kemungkinan hanya akan menonton dan kemudian lupa. Perang tak berkesudahan di Timur Tengah juga tidak meluas hingga menjadi perang dunia karena negara-negara lainnya tak ikut ambil bagian mencampuri urusan di sana dan memperluas perang ke bagian lain di dunia.

Bantuan militer mungkin dikirimkan kesana, namun kemungkinan besar pertikaian hanya akan berakhir ketika kedua pihak yang bertengkar memutuskan untuk berhenti berkonfrontasi. Jadi selama tak ada motivasi kuat dari negara-negara lain untuk mengumumkan perang, maka konflik Ukraina-Rusia kemungkinan takkan meluas menjadi Perang Dunia Jilid III.

Artikel Terkait