Investasi

Memahami EMA Trading dan Penggunaannya dalam Pasar Forex

Ajaib.co.id – Pernah dengar Exponential Moving Average (EMA) Trading? Istilah EMA trading mungkin masih sangat asing bagi masyarakat awam atau bahkan investor pemula sepertimu. Namun bagi kalangan investor, keberadaannya sangat penting dan esensial.

Istilah ini sering digunakan dalam perdagangan forex atau valuta asing alias valas. Meskipun saat ini belum berinvestasi dalam valas namun tidak ada salahnya kamu menambah wawasan dengan memahami ema dan manfaatnya. Apalagi jika kamu nantinya ingin terjun di saham dengan mata uang asing atau saham luar negeri. Ingin lebih jauh mengetahui soal EMA trading.

Mengenal EMA Trading, Indikator Andalan Para Investor Valas

Perdagangan forex merupakan satu dari beberapa tipe trading yang paling banyak peminatnya. Jual beli mata uang asing ini biasanya dilakukan oleh investor yang sudah berpengalaman dan memahami seluk beluk pasar keuangan. Namun, kini pasar forex juga banyak diisi oleh trader perorangan yang melakukan jual beli lewat broker atau pialang.

Strategi yang digunakan menentukan jumlah keuntungan yang didapatkan dalam pasar forex. Biasanya trader menerapkan beberapa strategi sesuai dengan selera dan keutuhannya. Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan startegi pasar ialah EMA Trading. Indikator ini dipakai untuk membaca tren pergerakan pasar termasuk mata uang asing alias forex.

Mekanismenya menampilkan rata-rata harga untuk periode yang dipilih pada grafik. Namun, perhitungannya menggabungkan bobot dan signifikansi untuk lebih menekankan pada harga terbaru. Strategi EMA Trading biasa dilakukan dalam tiga tahap. Ajaib merangkum berbagai hal yang harus kamu pahami soal EMA sebelum melangkah lebih jauh soal pasar valas.

Apa itu Ema Trading?

Exponential Moving Average atau EMA adalah salah satu indikator analisis teknikal yang digunakan dalam trading untuk menunjukkan perubahan harga aset dalam kurun waktu tertentu.

EMA sendiri bisa digunakan bersama dengan indikator lainnya oleh para pedagang valas untuk memastikan pergerakan pasar. Tipe indikator ini cocok untuk mengukur validitas pasar yang bergerak cepat. Selain itu, banyak pula yang menggunakannya untuk mengetahui bias perdagangan dan langkah apa yang harus diambil agar terhindari dari kerugian.

Pada dasarnya, EMA memiliki prinsip yang hampir mirip dengan simple moving average (SMA). Keduanya bertujuan untuk menyoroti tren pergerakan harga aset berdasarkan harga historis.

SMA sendiri merupakan indikator lain yang biasa dipakai pedagang forex dan punya kelebihan tersendiri. Namun, pada prinsipnya kedua indikator ini punya sensitivitas sendiri dalam menunjukkan perubahan pasar dengan data yang dipakai.

Sementara SMA memberikan penekanan pada bobot yang sama untuk semua nilai maka indikator EMA memberikan bobot lebih tinggi untuk harga terkini. Karena itulah, strategi trading EMA lebih sering digunakan trader forex karena lebih reaktif terhadap perubahan harga dan lebih tepat waktu memberikan hasil akhirnya. Namun, pada dasarnya kedua indikator ini memiliki sistem kalkulasi yang nyaris serupa dan bermafaat jika digunakan sesuai dengan kondisi pasar.

Kelebihan & Kekurangan EMA

1. Kelebihan EMA

  • Mengeliminasi kelemahan atas penempatan bobot yang sama pada semua perubahan harga
  • Menyertakan perubahan harga yang terbaru jauh lebih cepat dibandingkan indikator SMA
  • EMA dapat lebih baik dibandingkan dengan Simple Moving Average pada pasar yang volatil karena cepat beradaptasi terhadap perubahan harga

2. Kekurangan EMA

  • EMA rentan terhadap whipsaw (atau sinyal yang salah) karena kemampuannya untuk cepat beradaptasi terhadap perubahan harga

EMA, Indikator Penting dalam Trading

EMA merupakan salah satu indikator trading yang paling banyak digunakan pedagang pasar keuangan termasuk valas karena kelengkapannya. Dengan perhitungan yang tepat, indikator ini bisa mengidentifikasi tren pasar dan memberi tahu kapan waktu yang tepat untuk masuk atau meninggalkan pasar. Proses perhitungannya juga sederhana namun menghasilkan proses perdagangan yang lengkap. Namun adapula yang menganggapnya kompleks dan tidak efisien baik pagi pedagang pemula maupun berpengalaman. 

Dalam investasi valas atau investasi apapun, nyaris tidak ada investor yang benar-benar bisa menentukan fluktuasi harga yang terjadi. Karena itulah ada beragam strategi yang dilakukan oleh pemain valas. Selain EMA dan SMA yang telah disebutkan di atas, ada pula startegi stop loss, take profit, maupun menggunakan price action dalam trading.

Selain itu, strategi lain yang kerap diandalkan pemain forex adalah menentukan support dan resistance. Keduanya merupakan hal penting karena dindalkan utuk mengetahui kapan dan di mana saja terjadi fluktuasi harga secara signifikan.

Cara Menggunakan EMA

Exponential moving average adalah bentuk analisis teknis tertua yang paling populer yang digunakan oleh banyak trader. Terdapat beberapa cara menggunakan exponential moving average (EMA), tergantung dari tujuan apa yang ingin diraih. 

Berikut ini adalah cara menggunakan exponential moving average (EMA) untuk trading.

1. Plot Grafik Anda Pada 20 dan 50 EMA

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengatur grafik secara presisi dengan moving average yang tepat. Kamu dapat mengidentifikasi crossover EMA di tahap selanjutnya. Strategi rata-rata bergerak eksponensial menggunakan EMA 20 dan 50 periode.

Sebagian besar exchange platform standar dilengkapi dengan indikator moving average secara default sehingga akan lebih mudah bagi kamu untuk menggunakan indikator EMA melalui trading platform kesayangan Anda.

2. Tunggu Crossover Exponential Moving Average

Setelah mengatur grafik EMA 20 dan 50, kamu perlu menunggu harga aset kripto berada di atas EMA 20 dan 50. Setelah itu, kamu perlu menunggu crossover EMA yang akan menambah bobot pada bullish. Kamu dapat mengacu pada crossover EMA untuk membeli aset kripto ketika EMA 50 melintasi di atas batas EMA 50. Dengan melihat crossover EMA, kamu bisa membuat sinyal beli dan jual secara otomatis.

Karena pasar aset kripto rentan terhadap breakout palsu, kamu dapat menggunakan lebih banyak bukti dibandingkan crossover EMA sederhana. Pada tahap ini, trader tidak dapat mengetahui apakah sentimen bullish cukup kuat untuk mendorong harga lebih jauh setelah kita membeli untuk mendapatkan keuntungan.

Untuk menghindari breakout palsu, kamu bisa saja menambahkan confluence baru untuk mendukung pandangan dalam menyusun strategi penjualan aset kripto. 

3. Tempatkan Stop Loss 20 di bawah 50 EMA

Setelah terjadi crossover EMA dan melakukan pengujian ulang berturut-turut, kamu bisa melihat bahwa trennya naik. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan trading di atas EMA, untuk melihat apakah trennya tetap utuh.

Dalam hal tersebut, kamu bisa menempatkan stop loss pelindung kami 20 pips di bawah 50 EMA. Kamu juga bisa menambahkan buffer 20 pips sebagai bentuk pencegahan karena pasar cenderung melakukan false breakout.

4. Take Profit Setelah Break dan Close di Bawah 50-EMA

Jika menunggu crossover EMA terjadi di sisi lain, disarankan untuk mengembalikan sebagian dari potensi keuntungan. Selain itu, juga perlu untuk mempertimbangkan fakta bahwa exponential moving average  adalah indikator lagging.

Rumus exponential moving average yang digunakan untuk merencanakan EMA kami memungkinkan kami untuk tetap mengambil keuntungan tepat pada saat pasar akan berbalik arah.

SMA vs EMA, Mana yang Lebih Baik?

Simple moving average (SMA) adalah indikator teknis dengan menghitung kisaran harga atau harga penutupan, dibagi dengan jumlah periode waktu.

SMA sering digunakan untuk menunjukkan tren harga dalam periode waktu tertentu. Apabila SMA mengarah ke atas, maka ini menandakan harga sedang naik. Sebaliknya, jika SMA mengarah ke bawah, maka menandakan tren harga tengah menurun.

Sedangkan SMA memberikan bobot yang sama untuk setiap nilai pada tiap periode waktu, EMA memberi bobot yang lebih besar pada harga terkini. Exponential moving averages (EMA) biasanya dilihat sebagai indikator tren harga yang lebih tepat waktu. 

Maka dari itu, banyak trader yang lebih suka menggunakan teknik ini dibandingkan dengan SMA. Biasanya, EMA jangka pendek menggunakan kurun waktu sekitar 12 dan 26 hari. Sedangkan untuk EMA jangka panjang, trader membutuhkan analisis menggunakan kurun waktu 50 dan 200 hari.

Nah, setelah kamu memahami teknik EMA, sekarang saatnya kamu mulai berinvestasi saham lewat aplikasi Ajib. Di Ajaib, kamu bisa membeli saham apapun hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu. Jadi tunggu apalagi? Investasi sekarang juga di Ajaib.

Artikel Terkait