Investasi

Logical Fallacy yang Sering Terjadi dalam Berinvestasi

logical-fallacy

Ajaib.co.id – Berdebat mungkin adalah hal yang lumrah dilakukan orang dalam bersosialisasi. Nah, biasanya dalam memberikan argumen, terkadang ada perasaan senang ketika argumen kita dipahami dan disetujui oleh orang lain.

Adakalanya kita ingin memenangkan perdebatan dengan telak dan tanpa disadari telah mengatakan hal-hal yang personal tentang lawan. Dalam berinvestasi juga, kita merasa apa yang kita pilih adalah yang paling benar, hingga dalam situasi yang terbalik, kita tetap merasa membenarkan pilihan tersebut walaupun kenyataannya salah.

Hal ini dikenal dengan logical fallacy atau dalam bahasa Indonesia adalah sesat pikir. Logical fallacy memiliki banyak jenis, lho.

Apa saja itu? Dan bagaimana cara mengatasi logical fallacy? Yuk, simak artikel berikut ini:

Logical Fallacy dalam Berinvestasi

Logical fallacy berasal dari kata fallacia yang berarti menipu. Maka, bila diartikan adalah berpikir mengenai sesuatu dengan cara yang salah. Logical fallacy terjadi ketika mengutarakan sebuah pendapat yang diyakini benar tetapi ada kesalahan dalam penalaran dalam melemahkan pendapat orang lain. 

Logical fallacy umumnya terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja digunakan orang lain untuk memengaruhi orang lain yang penalarannya terbatas atau bahkan diri sendiri. 

Nah, cara berpikir yang salah tentunya menimbulkan kesalahan dalam merespons sehingga seringkali mendapatkan respons yang tidak sesuai dengan harapan. Padahal dalam berpikir secara logika, informasi yang didapatkan harus tepat sehingga bisa menghasilkan analisis yang tepat pula.

Ada tiga karakteristik logical fallacy yang utama, yaitu:

– terdapat kesalahan dalam logika berpikir;

– berada dalam sebuah argumen;

– terdapat kesan untuk menipu, baik orang lain maupun diri sendiri.

Dalam dunia investasi, logical fallacy sering digunakan untuk aksi yang tidak bermoral seperti memutarbalikkan fakta, pembohongan publik, pembunuhan karakter, dan lain-lainnya. Apalagi dalam era digital saat ini sangat mudah untuk menemukan informasi yang mungkin berisi fakta atau sekedar berita-berita hoaks.

Ada beberapa jenis logical fallacy yang sering terjadi dalam dunia investasi, yaitu:

A. Personal Incredulity

Menganggap hal yang susah dipahami merupakan hal yang tidak benar. Nah, jenis ini paling gampang kamu temui, lho. Kamu bisa lihat pada orang yang menganggap bahwa investasi adalah hal yang buruk karena terlalu rumit untuk dimengerti.

B. Straw Man

Jenis ini memiliki sifat memutarbalikkan argumen atau kenyataan sehingga argumen tersebut menjadi masuk akal.

Dalam dunia investasi, sesat pikir jenis ini biasanya muncul dalam ajakan orang lain untuk berinvestasi dalam suatu instrumen investasi dengan iming-iming modal kecil bisa mendapatkan untung yang besar dalam waktu singkat dan kita tergoda untuk mencoba instrumen tersebut.

C. Hasty Generalisation

Logical fallacy ini terjadi ketika seseorang menggunakan sedikit data lalu menggunakan analisanya untuk semua kriteria. Jenis ini biasanya ditemukan pada para investor pemula.

Contohnya investor pemula tergiur melihat banyak orang yang cuan besar dari ‘bermain’ saham yang mereka lihat dari media sosial atau influencer, sehingga tertarik untuk mencoba menirunya.

Jenis ini biasanya memunculkan stereotip seperti “orang cuan ratusan juta hanya dengan trading saham atau forex”.

D. Ad Ignorantum

Nah, kalau yang ini, biasanya terjadi ketika kamu mencoba mencicipi saham gorengan, lho. Sesuai dengan namanya, ignorantum, yang artinya tidak peduli, maka jenis ini lebih kepada ego diri sendiri.

Walaupun sudah diberitahu atau telah mengetahui bahwa saham tersebut jelek, namun tetap ingin membelinya dengan harapan saham akan meroket tinggi sehingga mendapatkan cuan yang besar. Pembelian saham pun dilakukan tanpa analisis terlebih dahulu.

E. False Dichotomy

Jenis yang ini biasanya ditemui pada ibu-ibu, lho. Kok bisa? Bukan rahasia umum lagi jika ibu-ibu Indonesia hanya percaya pada investasi emas, bukan?

Biasanya investasi emas dipilih karena menganggap investasi lainnya memiliki risiko. Padahal investasi yang memiliki risiko setara dengan emas ada banyak. 

F. Genetic

Sesat pikir ini terjadi ketika hanya mengikuti suatu pendapat orang lain yang belum tentu valid dan benar. Contoh logical fallacy ini adalah berinvestasi hanya berdasarkan anjuran grup berbayar, rekomendasi influencer keuangan atau pendapat dalam media sosial. 

G. Slippery Slope

Dalam melakukan trading, yang paling penting adalah strategi trading dan juga psikologi. Mereka yang mencoba membeli saham hanya berdasarkan gerak-gerik ‘bandar’ atau FOMO sering terjebak dalam sesat pikir ini.

Jenis ini seringkali mengasumsikan sesuatu, misalnya saham A ARA karena adanya pembelian besar-besaran oleh sekuritas X, maka ketika sekuritas X membeli saham B, orang-orang akan membeli saham B karena berharap bisa ARA seperti saham A. 

Untuk bisa mengatasi logical fallacy, dibutuhkan banyak latihan, lho. Jika pikiran sudah terbiasa dalam menggunakan aturan logika yang benar dan valid, maka tindakan yang akan dilakukan akan lebih baik dan efektif. Ada beberapa cara untuk mengatasi logical fallacy, yaitu: 

1.    Mengintropeksi diri dan mempelajari jenis-jenis logical fallacy yang sesuai dengan yang dialami;

2.    Membuat catatan sebelum menyampaikan argumen ataupun mengambil keputusan sehingga bisa dilakukan pertimbangan matang terhadap hal tersebut.

3.    Selalu mengumpulkan informasi yang banyak dari sumber yang dipercaya dan sesuai dengan fakta; 

Logical fallacy berbahaya dalam berinvestasi karena dapat membuat kita terjebak dan mengalami kerugian yang besar. Tetap tenang dan mencari-cari informasi yang kredibel tentu menghindarkan kita dari pengambilan keputusan yang salah. Semakin banyak pengetahuan dan pengalaman, tentu juga membantu untuk mengatasi logical fallacy.

Aplikasi Investasi Ajaib memiliki keduanya, lho. Kamu bisa menambah pengetahuan, sekaligus investasi. Praktis, kan? Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya.

Artikel Terkait