Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih yang tertahan dan tidak perusahaan bayarkan atau bagikan kepada investor dalam bentuk dividen. Dividen merupakan pembagian laba atau keuntungan perusahaan kepada para pemegang sahamnya.
Tujuan perusahaan menahan pembagian laba ini, biasanya untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Selain itu juga untuk menambah modal cadangan atau keperluan untuk investasi perusahaan.
Laba ditahan umumnya dipengaruhi oleh jenis-jenis transaksi seperti di bawah ini:
– Pembagian dividen.
– Laba/rugi bersih penjualan.
– Koreksi pembukuan dari laporan laba/rugi periode sebelumnya.
Selain itu, laba ditahan terdiri dari unsur-unsur yang didebitkan atau dikreditkan ke dalam laporan keuangan. Unsur-unsur tersebut meliputi:
– Penutupan saldo rekening ikhtisar laba/rugi.
– Distribusi yang ditujukan untuk para pemegang saham.
– Perubahan prinsip akuntansi.
– Koreksi laporan periode sebelumnya.
– Penyisihan laba ditahan.
– Transaksi saham treasury.
– Quasi reorganisasi.
Laba ditahan memiliki keterkaitan yang kuat dengan dividen. Dividen adalah hak pemegang saham atas laba yang dihasilkan perusahaan.
Laba ditahan sesungguhnya merupakan hak milik pemegang saham yang masih dipegang perusahaan untuk ekspansi bisnis. Ketika laba diputuskan untuk didistribusikan ke pemegang saham, barulah disebut sebagai pembagian dividen. Pembagian dividen berdasarkan jumlah lembar saham yang dimiliki tiap-tiap pemegang saham
Dividen sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
- Dividen kas, yaitu jenis dividen yang lazim diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.
- Dividen aktiva selain kas, yaitu jenis dividen yang berupa surat-surat berharga maupun aktiva lainnya. Pada kasus ini, pemegang saham akan menerima dividen sesuai dengan nilai dari pasar aktiva.
- Dividen utang, yaitu jenis dividen yang muncul ketika laba yang tidak dibagikan memiliki cukup saldo untuk pembagian dividen, namun saldo kas tidak mencukupi. Pada kondisi ini pihak perusahaan akan menerbitkan dividen utang yang akan dibayarkan pada saat saldo sudah mencukupi.
- Dividen saham, yaitu jenis dividen di mana perusahaan membagikan saham tambahan tanpa adanya pembayaran yang dibebankan kepada para pemegang saham.
- Dividen likuidasi, yaitu jenis dividen yang sebagian dari total pembagian tersebut merupakan pembagian modal. Penting sekali di sini untuk para pemegang saham dapat mengetahui mana yang merupakan pembagian laba dan mana yang merupakan pembagian modal. Dengan begitu para pemegang saham dimungkinkan untuk dapat menurunkan nilai investasi.
Penetapan saldo laba didasarkan pada pemungutan suara bersama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUS). Berbagai aspek memengaruhi pengambilan keputusan seperti posisi keuangan perusahaan, strategi pemasaran dan kebutuhan dana operasionalnya untuk waktu yang akan datang.
Berbagai faktor juga memengaruhi naik turunnnya profitabilitas, seperti perubahan pajak perusahaan, perubahan biaya produksi, perubahan biaya penjualan, perubahan harga pokok barang, perubahan laba bersih, perubahan jumlah dividen yang harus dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dan perubahan biaya administrasi
Tujuan Laba Ditahan
Ada situasi yang mendorong para pemegang saham bersepakat supaya hak laba mereka tidak dibagikan terlebih dahulu. Situasi yang mendorong terjadinya retained earnings dapat berupa kondisi darurat atau ada tujuan tertentu yang mau dicapai oleh perusahaan. Berikut ini beberapa tujuannya.
1. Untuk modal usaha lanjutan
Laba yang terkumpul diputar kembali menjadi modal dengan harapan produksi meningkat. Situasi seperti ini terjadi saat keuntungan yang didapatkan perusahaan tidak terlalu besar, sedangkan modal yang dibutuhkan lebih banyak. Sistem laba ditahan biasanya menjadi solusi yang disepakati bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
2. Melunasi utang perusahaan
Laba ditahan untuk membayar utang perusahaan terutama yang sudah jatuh tempo. Tak jarang pemegang saham memutuskan penerapan laba ditahan untuk menyelesaikan utang perusahaan dengan nominal besar. Karena rata-rata pemegang saham menganggap citra dan nama baik perusahaan jauh lebih penting dibandingkan dengan penghasilan pribadi mereka. Selain itu, dari operasional yang lancar laba pun berpotensi berlipat ganda.
3. Pengembangan usaha
Sistem laba kadang dibutuhkan saat perusahaan sudah menemukan strategi pengembangan usaha, tetapi terkendala modal. Penerapan laba ditahan biasanya dilakukan jika strategi ekspansi sudah disusun mendekati waktu pembagian laba.
Oleh karena itu, pembagian laba ditahan sampai periode berikutnya. Umumnya, para pemberi modal atau pemegang saham akan menyetujui langkah laba ditahan dengan syarat laba yang dihasilkan dari pengembangan usaha harus lebih besar.
4. Modal cadangan
Dalam bisnis ada kalanya stok kas perusahaan sangat tipis. Jika laba tetap dibagikan, produksi selanjutnya berisiko terganggu. Di kondisi tersebut, tujuan laba ditahan ialah untuk menyimpan modal cadangan.
5. Modal investasi lanjutan
Laba ditahan bisa dimanfaatkan sebagai modal investasi lanjutan. Jadi perusahaan membeli saham di perusahaan lain. Selanjutnya dari kepemilikan saham tersebut perusahaan mendapatkan dana atau keuntungan. Laba ini juga bisa digunakan untuk melakukan pembelian tanah, bangunan, atau barang operasional guna membantu perusahaan.
Cara Menghitung Laba ditahan
Ada beberapa tahapan dalam menghitung laba ditahan.
1. Hitung laba kotor perusahaan
Rumus menghitung laba kotor adalah:
Laba kotor = angka penjualan – harga pokok
2. Hitung laba operasional perusahaan
Setelah menghitung laba kotor maka selanjutnya menghitung laba operasional dengan rumus:
Laba operasional = laba kotor – biaya operasional
3. Hitung laba bersih sebelum pajak
Setelah laba operasional diperoleh maka langkah selanjutnya mengetahui laba bersih sebelum pajak yaitu laba operasional dikurangi dengan bunga, depresiasi dan amortisasi. Depresiasi dan amortisasi adalah penyusutan nilai aktiva (berwujud dan tidak berwujud) selama masa ekonominya.
4. Menghitung laba bersih setelah pajak
Laba bersih setelah pajak didapat dari laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan tarif pajak.
5. Hitung nilai laba ditahan
Jika laba bersih setelah pajak didapat maka selanjutnya bisa dihitung dengan rumus:
Laba ditahan = laba bersih setelah pajak – dividen
Seperti yang bisa kita lihat, bahwa rumusnya sangat sederhana, yaitu mengurangi laba bersih setelah pajak dengan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham.
Menghitung laba ditahan secara manual akan membutuhkan waktu dan merepotkan serta ada kemungkinan salah angka karena human error, kamu bisa meminimalkan atau menghilangkan kesalahan tersebut dengan menggunakan software akuntansi. Saat ini banyak pilihan software akuntansi khususnya yang berbasis cloud.
Demikian penjelasan mengenai pengertian laba ditahan, tujuan, manfaat dan cara menghitungnya. Semoga bermanfaat dan bisa kamu terapkan di bisnis kamu.
Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!
Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya. Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.
Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!