Investasi

Kondisi Ekonomi Indonesia Tahun 2020 di Tengah Pandemi

kondisi ekonomi indonesia

Ajaib.co.id – Pada awal tahun 2020, seluruh dunia diserang oleh pandemi covid-19 dimana hal ini membuat para alanis memproyeksikan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian Bank Indonesia (BI) meramalkan tahun ini kondisi ekonomi Indonesia akan anjlok ke level 4,2 persen sampai 4,6 persen.

Kondisi ekonomi Indonesia justru memburuk akibat kemunculan virus corona yang saat ini sedang terjadi. Sementara itu, Bank Indonesia sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada level 5,0 persen sampai dengan 5,4 persen.

Penurunan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari masalah pandemi covid-19 yang membuat banyak sektor terpukul. Dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan terkait dengan pemangkasan target kodisi ekonomi Indonesia yang diturunkan tersenut.

Hal ini memang cukup berat, namun mengingat kondisi pandemi Covid-19 terus merebak membuat BI mau tidak mau melakukan koreksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Ini artinya kondisi ekonomi di Indonesia akan memburuk.

Sementara itu, perekonomian negara yang buruk ditambah dengan masa darurat yang diungkapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).

BNPB secara tegas memperpanjang masa darurat dariapda pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia dari 29 Februari sampai dengan 29 Mei 2020. Namun demikian Bank Indonesia masih melihat kemungkinan grafik perekonomian Indonesia ke depannya .

Bank Indonesia juga meyakini bahwa laju ekonomi masih bisa dan mampu tumbuh dengan meksimal melalui skema V. Skema V ini juga menandakan sebuah bentuk daripada perbaikan yang akan telihat kedepannya. Hanya saja butuh waktu lebih lama dan cenderung stagnan.

Bank Indonesia juga memiliki proyeksi dengan pola V shape dimana pertumbuhan ekonomi tahun ini akan tumbuh 5 persen lalu kembali turun menjadi 4,2 persen sampai dengan 4,6 persen.

Laju perekonomian domestik juga akan bergerak lebih lambat kibat virus corona yang berperan melakukn interfensi pada prospek pertumbuhan ekspor dan impor. Ini karena rantau pasok bareang atau supply chain terganggu.

Disisi lain, pendemi virus corona membuat mobilitas masyarakat terimbas dengan larangan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan pemerintah dan juga negara lainnya. Ini tentunya akan menyeret laju ekonomi dan memukul beragam sektor industri, termasuk sektor pariwisata.

Apabila kondisi pandemi virus corona ini berlangsung lama, maka bukan tidak mungkin realisasi pertumbuhan ekonomi akan tertekan dan semakin terdampak. Terutama pola konsumsi yang terus berkurang dimana konsumsi merupakan motor atau penggerak roda ekonomi. Misalkan paket stimulus daripada omnibus law pada bidang penciptaan lapangan kerja dan perpajakan yang tentunya akan berdampak.

Meski demikian perekonomian negara bukanlah satu-satunya kondisi yang terimbas oleh virus corona, namun Bank Indonesia juga mencatatkan penurunan prospek atau proyeksi ekonomi domestik yang turun ini sangat wajar sekali, mengingat proyeksi atau laju pertumbuhan perekonomian global saat ini sedang mengalami penurunan juga.

Dengan begitu, BI memproyeksikan dan sekaligus memperkirakan pertumbuhan ekonomi global bakalan berada pada kisaran angka 3 persen dan menjadi level terdalam. Hanya saja jika kondisi pandemic virus corona terus berlangsung lama, maka bukan tidak mungkin kondisi Indonesia akan semakin terpuruk bahkan berada pada kisaran 2,5 persen.

Adapun bentuk dari ketidakpastian kondisi ekonomi Indonesia saat ini memang sangat tinggi, dan berdampak menurunkan prospek dan juga kinerja pasar keuangan global.

Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia juga berdampak pada tekanan daripada ragam mata uang di dunia, yang mana ini tentunya memicu ragam pembalikan modal. Apalagi keyakinan dari analis dan juga pelaku ekonomi, angka PMI, dan juga konsumsi daripada produksi listrik telah menurun sangat tajam.

Walaupun demikian, tentunya prospek daripada kondisi ekonomi Indonesia dan dunia bakal meredup di tahun ini akibat pandemi virus corona, namun Bank Indonesia tetap teguh dan meyakini kondisi ekonomi Indonesia bakal berangsur membaik di tahun selanjutnya.

Dengan proyeksi ekonomi dunia yang berada pada kisaran 3,7 persen dan kondisi ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran 5,2 persen sampai dengan posisi 5,6 persen.

Bank Indonesia menilai perbaikan daripada ekonomi di tahun depan dapat memicu pemulihan aktivitas industri di kawasan China seusai pandemi virus corona. Demikian pula dengan negara-negara lain di luar China yang masih terus berjuang dalam melawan pandemic virus corona, termasuk di Indonesia.

Selanjutnya, bentuk daripada stimulus yang muncul dari pemerintah dan juga dari bank – bank sentral negara-negara di dunia juga turut mendorong roda daripada kondisi ekonomi Indonesia pada akhir tahun sampai dengan tahun depan.

Misalkan saja, Amerika Serikat yang melalui, Presiden Donald Trump berencana menggelontorkan kucuran dana senilai 1 triliun dollar AS guna memberi gairah pada perekonomian Negeri Paman Sam tersebut.

Hal senada juga dilakukan oleh Bank sentral AS, The Federal Reserve yang berencana memangkas tingkat suku bunga acuan sampai dengan 100 basis poin (bps).

Di Indonesia sendiri beragam paket stimulus ekonomi yang diberikan oleh pemerintah bakal memberi dorongan pada pertumbuhan dan kondisi ekonomi Indonesia. Demikian juga dengan kebijakan moneter dari Bank Indonesia yang bekerjasama dengn perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Artikel Terkait