Ajaib.co.id – Investor adalah sebuah istilah yang sering didengar dalam dunia keuangan. Investor alias pemodal adalah seorang ataupun institusi nasional yang melakukan investasi dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Istilah investor juga merujuk pada seseorang yang menempatkan dana untuk kemajuan usaha.
Ada juga banyak orang yang menilai bahwa investor adalah orang yang melakukan jual beli dipasar global terkait dengan komoditas, saham, ataupun bentuk aset lainnya.
Apa itu Investor?
Pada umumnya investor adalah perorangan atau lembaga yang melakukan investasi baik dalam investasi jangka panjang maupun dalam investasi jangka pendek. Pemodal juga memiliki dua jenis, antara lain investor besar dan investor kecil. Investor besar, seperti misalnya menanamkan investasi pada industri properti (real estat) dan bursa efek.
Sementara pemodal kecil umumnya memiliki produk investasi dalam nominal kecil seperti reksa dana, emas dan juga valas. Seorang investor yang memiliki akses dalam pemodal bisa juga dikatakan sebagai seseorang yang menanamkan modal dalam meminjamkan modal kepada debitur.
Untuk menghasilkan laba yang tinggi, investor bisa menjual sekuritas atau beberapa sahamnya dengan mengambil keuntungan harga saat beli dan saat jual. Margin dari harga tersebut akan menjadi keuntungan si penanam modal ini.
Jenis-Jenis Investor
Adapun beberapa jenis pemodal yang perlu kamu ketahui, antara lain :
1. Investor Aktif
Investor aktif merupakan jenis yang melakukan transaksi pada bursa saham secara aktif dan rutin. Hal ini dapat berupa penjualan dan pembelian saham. Pemodal jenis tersebut juga harus memiliki manajer investasi sendiri untuk melakukan pemantauan pada portofolio yang dimiliki.
Misalkan saja investor saham yang harus selalu melakukan pengawasan kepada setiap pergerakan yang terjadi di pasar modal. Seorang investor yang tidak bisa memprediksi pasar tentunya harus memiliki manajer investasi yang tentunya mampu dengan cermat membaca data harga saham dan kondisi pasar sehingga keamanan investasi tetap terjaga.
2. Investor Pasif
Berkebalikan dengan yang pasif, investor jenis ini tentunya tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan layaknya investor aktif. Selain itu, instrumen yang dipilih juga merupakan instrumen jangka panjang yang mampu menghasilkan keuntungan dengan nilai yang lebih tinggi dengan meminimalkan biaya pembelian dan juga biaya penjualan. Pemodal pasif umumnya tidak berburu laba dalam jangka waktu dekat.
Umumnya pemodal pasif dengan profil risiko defensif dan konservatif bakal menanamkan saham atau berinvestasi secara pasif. Selain itu, risiko yang diambil juga kecil, sehingga akan lebih memudahkan kamu yang tidak secara berkala memantau investasi kamu. Investor pasif cenderung berinvestasi melalui emas, properti, dan tanah.
3. Investor Strategis
Selanjutnya ada juga investor strategis yang merupakan orang yang melihat kondisi pasar dari apa yang sedang berlangsung saat ini, serta bisnis apa yang sedang menguntungkan. Misalkan saja investasi startup yang saat ini sedang menjadi incaran banyak penanam uang untuk berinvestasi lantaran startup dinilai memiliki prospek yang menjanjikan dimasa depan.
Investor strategis umumnya hanya mau berinvestasi pada sektor-sektor yang strategis pula lantaran prospek untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi dan berani untuk mengambil risiko tinggi pula. Misalkan saja perusahaan-perusahaan yang startup berbasis digital yang memiliki prospek menjanjikan kedepannya.
4. Investor Keuangan
Selanjutnya ada juga investor keuangan yang paling umum berada pada ekosistem startup dan teknologi. Investor keuangan cenderung memilih berinvestasi pada dua sektor tersebut lantaran berpotensi memberikan imbal hasil berkali-kali lipat daripada nilai investasi yang telah diberikan.
Bekerjasama dengan investor jenis ini juga akan semakin memudahkan langkah perusahaan untuk semakin meningkatkan likuiditasnya, bahkan target melantai di bursa efek semakin terbuka lebar.
5. Investor Sosial
Investor sosial merupakan orang yang menanamkan investasinya untuk kepentingan sosial. Misalkan saja, investasi dibidang pendidikan, kesehatan atau pengembangan penelitian. Namun demikian menjadi investor jenis ini bukan perkara mudah karena imbal hasil yang diperoleh belum tentu berlipat ganda.
6. Investor Intuisi
Investor jenis ini adalah adalah pemilik modal yang mengatasnamakan sebuah perusahaan saat menginvestasikan uangnya ke suatu instrumen pendanaan. Pada umumnya, uang yang dikumpulkan ini berasal dari perorangan yang memiliki modal untuk berinvestasi. Misalnya dari investor institusi ini adalah para manajer pendanaan, perusahaan pengelola dana pensiun, dan perusahaan lain yang bergerak di bidang penanaman modal.
Karakteristik Investor
Ketika kamu ingin menjadi seorang investor, maka kamu harus terlebih dahulu menentukan jenis investasi yang ingin dilakukan. Sebelum menentukannya, kamu harus terlebih dulu mempertimbangkan profil risiko yang sesuai dengan kemampuan finansial serta tujuan dalam berinvestasi. Profil risiko inilah yang menggambarkan karakter investor secara umumnya saat berinvestasi. Lalu apa saja karakterisitik seorang investor?
1. Investor Konservatif
Investor konservatif adalah tipe penanam modal yang lebih menyukai bermain aman dengan kecenderungan profil risiko yang rendah (risk averse). Tipe ini cenderung memilih instrumen yang memberikan imbal hasil yang stabil walaupun tidak terlalu besar. Misalnya investasi reksa dana pasar uang, deposito, dan emas.
2. Investor Moderat
Jenis investor ini biasanya telah memahami bahwa terdapat risiko dalam jangka pendek, akan tetapi di satu sisi mereka juga ingin keuntungan yang lebih tinggi. Sehingga tipe ini sangat sesuai mengambil instrumen investasi reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran yang memiliki risiko rendah dengan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan instrumen yang sudah dijelaskan dalam karakter konservatif.
3. Investor Agresif
Semakin tinggi imbal hasilnya, maka semakin tinggi juga risikonya, ini adalah prinsip sebuah investasi. Tipe agresif adalah investor yang mengambil jenis investasi dengan tingkat risiko tinggi (risk taker). Mereka berani mengambil risiko, sehingga instrumen yang dipilih pun seperti reksa dana saham, forex atau trading saham. Bahkan investor jenis ini juga tidak segan masuk ke sektor investasi properti.
Keuntungan & Risiko Menjadi Seorang Investor
Apapun kegiatannya, pasti akan ada manfaat dan juga risiko yang akan kamu terima, termasuk dalam kegiatan investasi. Nah, dalam investasi ini kamu akan dihadapi beberapa risiko yang mungkin terjadi yaitu:
- Memburuknya nilai relatif untuk aktiva berbunga akibat adanya peningkatan suku bunga.
- Terjadinya perubahan daya beli karena inflasi yang menurunkan nilai kas terhadap instrumen investasi.
- Terjadi perubahan kurs valuta asing yang membuat turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
- Mengalami kerugian saat melakukan perpindahan investasi ke instrumen investasi yang berbeda.
- Naik-turunnya atau fluktuasi Nilai Aktiva Bersih di pasaran karena berubahnya sentimen pasar keuangan.
- Uang tunai tidak tersedia dalam jangka waktu tertentu.
- Berubahnya ketentuan perundang-undangan di Indonesia yang mengakibatkan menurunnya pendapatan.
Nah selain risiko di atas, sebagai investor kamu juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan. Di bawah ini adalah manfaat menjadi seorang investor yang perlu kamu ketahui, antara lain :
- Imbal hasil bisa digunakan untuk berinvestasi di kemudian hari
- Imbal hasil dan investasi bisa digunakan untuk menjamin masa depan.
- Imbal hasil juga bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan harian
- Bisa menghasilkan uang banyak untuk mengembangkan bisnis.
Tugas Seorang Investor
Adapun beberapa tugas utama dari investor, antara lain :
- Melakukan penghitungan dengan teliti dari pengembalian dan risiko investasi
- Melakukan investasi secara teratur
- Merencanakan investasi kedepannya
- Melakukan pencarian peluang investasi kedepannya
Itulah pengertian dari investor yang perlu kamu ketahui, tentunya bukan hal yang mudah agar bisa jadi investor berpengalaman. Disamping kamu harus memiliki dana yang tidak sedikit, kamu harus menggaji manajer investasi (bergantung pada profil risiko investasi kamu), kamu juga harus siap dengan kondisi-kondisi yang belum tentu selamanya memihak pada investasi yang kamu tanamkan.
Namun demikian, kamu tetap bisa menjadi pemodal jika saja beberapa hal tersebut tidak mampu kamu cukupi. Mulailah jadi pemodal kecil dengan melakukan investasi dalam jumlah kecil. Kamu bisa memilih reksa dana, emas dan valas untuk berinvestasi.
Aplikasi Ajaib bisa kamu jadikan pilihan sebagai salah satu platform investasi saham dan reksa dana karena punya fitur yang aman, lengkap, dan tentunya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi saham di Ajaib lebih menguntungkan karena punya biaya beli saham sampai dengan 50% lebih rendah.
Yuk unduh aplikasi Ajaib sekarang juga!