
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami koreksi tajam pada perdagangan pekan ini, turun lebih dari 2% dan memperparah pelemahan yang terjadi sejak pekan yang lalu.
Di pekan pertama di hari Senin 10 Februari 2025, IHSG tercatat turun 2,08% ke level 6.602,33 dan bahkan sempat menyentuh level terendah di 6.585,98. Total transaksi mencapai Rp11,54 triliun dengan 17,8 miliar saham ditransaksikan.
Penurunan IHSG dipicu oleh aksi jual investor asing pada emiten blue chip, terutama di sektor perbankan. Pelemahan pasar saham diperparah dengan amblesnya dua saham milik taipan Prajogo Pangestu, yaitu saham Barito Renewables Energy (BREN) dan saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN).
Saham BREN melemah nyaris 16% dan menjadi pemberat terberat IHSG, sementara saham CUAN ambruk menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB) dengan penurunan 19,87%.
Ambruknya saham-saham tersebut dikaitkan dengan kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan BREN, Petrosea (PTRO), dan CUAN ke dalam indeks MSCI Investable Market.
Selain itu, aliran dana asing keluar (capital outflow) dari pasar modal RI juga menjadi faktor utama pelemahan IHSG. Outflow asing mencapai lebih dari Rp3 triliun sepanjang pekan ini, dipicu oleh laporan kinerja keuangan perbankan yang kurang optimal dan kekhawatiran terhadap nilai tukar rupiah.
Lesunya perekonomian Indonesia di tahun 2024, yang tercermin dari Pertumbuhan Ekonomi (PDB) yang ‘hanya‘ 5,03%, turut menambah tekanan pada IHSG.
Penurunan IHSG ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, terutama dengan masih berlanjutnya outflow asing dan ketidakpastian kondisi ekonomi global.
Sumber: Analisis Penyebab IHSG Ambruk, Outflow Hingga Kondisi Ekonomi, dengan perubahan seperlunya.