Ajaib.co.id – Idle money seringkali disebut juga dana yang ‘menganggur’. Alih-alih ‘nganggur’, idle money bisa dikelola agar lebih bermanfaat.
Pemahaman Idle Money sebagai Dana yang ‘Menganggur’
Idle money adalah dana yang tidak digunakan secara aktif untuk menguntungkan entitas yang memegang dana tersebut. Uang yang dibiarkan ‘menganggur’ bisa dibilang ‘tidak bekerja’ kepada yang memilikinya.
Sebaliknya, bila kamu, misalnya, membeli saham atau reksa dana, uang yang kamu miliki bisa bertambah lebih banyak bila dibandingkan dengan hanya disimpan di tabungan.
Memiliki dana menganggur tidak selalu berarti buruk. Namun, penting untuk memahami bagaimana hal itu dapat memengaruhi kemampuan kamu untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Contoh Idle Money
Secara umum, uang menganggur adalah uang yang tidak melayani tujuan atau penggunaan tertentu. Entitas yang berbeda mungkin memiliki dana menganggur masing-masing, termasuk:
- Usaha kecil
- Korporasi
- Pemerintah pusat
- Pemerintah daerah atau kota
- Perorangan
Kategorisasi idle money untuk masing-masing entitas ini dapat bervariasi. Dana menganggur untuk bisnis kecil, misalnya, dapat berupa uang yang tidak segera dibutuhkan untuk mendanai operasi sehari-hari atau investasi bisnis.
Dalam konteks pemerintah daerah dan kota, idle money dapat berarti uang yang belum digunakan untuk mendanai proyek-proyek, seperti pekerjaan umum, pembangunan perumahan, layanan sosial, atau pembangunan ekonomi.
Kamu pun mungkin memiliki sejumlah dana menganggur tanpa disadari. Jika kamu menyimpan sejumlah uang di laci di rumah, maka kamu juga tidak mendapatkan keuntungan berlipat darinya, bukan?
Suatu ketika, contoh selanjutnya, kamu memutuskan menunda liburan karena pandemi Covid-19. Padahal, kamu sudah mengumpulkan biaya untuk liburan tersebut. Dana untuk liburan yang dianggarkan inilah yang menjadi tidak terpakai.
Bagaimana Idle Money Bekerja?
Ada berbagai alasan mengapa seseorang, bisnis, atau pemerintah daerah mungkin memiliki dana menganggur. Kamu, contohnya, merencanakan untuk mentransfer sejumlah uang tunai ke rekening perantara secara online. Sampai kamu mentransfernya, uang tersebut tidak digunakan dan tidak menghasilkan bunga untuk kamu.
Seorang pemilik usaha kecil, contoh lainnya, mungkin memiliki dana menganggur jika mereka menumpuk cadangan uang tunai di rekening bank yang nyaris tidak menambah jumlah uangnya karena terpotong biaya administrasi serta lain-lainnya.
Pemilik usaha kecil tersebut mungkin telah mengalokasikan dana ini untuk membeli peralatan baru, merenovasi tempat bisnis, atau membayar tagihan pajak yang akan datang. Tetapi, tetap saja, selama uang itu tidak menghasilkan keuntungan, maka masih ‘menganggur’.
Bagaimana Mengelola Idle Money?
Benang merahnya adalah bahwa idle money tidak digunakan sesuai potensi mereka. Namun, mengubah idle money menjadi dana aktif dapat sesederhana membuka rekening baru secara online.
Idle money bisa saja digunakan untuk kegiatan lain yang bisa menghasilkan keuntungan berlipat, misalnya investasi. Sebenarnya, di tengah era penuh ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, membuat banyak orang mulai berpikir untuk semakin fokus berinvestasi. Tambah lagi, sejumlah anggaran yang sebelumnya sudah disiapkan untuk kebutuhan yang telah direncanakan kini menjadi tak terpakai.
Gamblangnya, daripada disimpan, tak ada salahnya mengelola idle money untuk keperluan investasi. Dengan berinvestasi, bukan tidak mungkin dana yang kamu miliki akan bertambah sebagai hasil dari pengembangan aset yang dilakukan.
Menariknya lagi, penggunaan dana untuk investasi juga akan membuat nilai aset terlindung dari inflasi. Namun, kamu tetap perlu bijak dan berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. Jangan sampai, karena salah menempatkan dana atau tidak teliti saat berinvestasi, kamu justru merugi.
Berikut adalah beberapa langkah sebelum mengelola idle money untuk keperluan investasi:
Buat ulang skala prioritas
Kamu bisa saja telah merencanakan berbagai kegiatan berdasarkan skala prioritas. Tapi, pandemi Covid-19 datang. Maka, sebaiknya kamu melihat kembali skala prioritas yang telah tersusun. Besar kemungkinan, skala prioritas tersebut berubah, misalnya dengan mencoret item liburan.
Perubahan skala prioritas juga bisa memasukkan atau memindahkan item. Rencana liburan, contohnya, bisa dipindahkan ke urutan di bawah atau mengganti destinasi tujuan dengan biaya lebih terjangkau sembari menunggu momen tepat.
Pilih instrumen investasi yang tepat
Selanjutnya, kamu bisa menganalisa sejumlah opsi instrumen investasi yang layak dipertimbangkan antara lain:
Reksa dana
Investasi reksa dana menjanjikan kemudahan dan kepraktisan. Investasi di reksa dana juga bisa terbantu dengan kehadiran manajer investasi. Meski begitu, investasi reksadana memiliki risiko capital loss yang cukup besar bila tidak dikelola oleh Manajer Investasi yang andal.
Saham
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 membuat sejumlah emiten mengalami penurunan performa. Meski demikian, tak sedikit pula emiten yang performanya justru meningkat.
Faktanya, pandemi Covid-19 membuat banyak masyarakat yang memilih investasi saham di pasar modal. Hal ini terlihat dari pertumbuan pasar modal yang meningkat di tengah pandemi.
Investasi saham juga menarik perhatian para investor milenial. Pakar keuangan menilai berpendapat, hal ini terjadi karena milenial ‘mengerem’ kebutuhan belanjanya di masa pandemi Covid-19.
Emas
Emas menjadi pilihan investasi yang menarik karena tren yang terus menaik. Kebijakan bank sentral sejumlah negara untuk mencetak uang lebih banyak membuat nilai emas terus merangkak naik. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi kamu karena bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda di masa depan.
Obligasi
Investasi obligasi makin banyak diminati karena relatif aman dibanding instrumen investasi lain. Apalagi untuk jenis obligasi pemerintah (government bonds) dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN).
Pasalnya, nilai investasi obligasi pemerintah tidak akan tergerus karena undang-undang menjamin pengembalian 100% dana kepada para investor. Selain itu, kamu juga berpotensi mendapatkan pendapatan melalui kupon yang akan dibagikan secara berkala.