Ekonomi, Perencanaan Keuangan

Hindari 5 Hal Ini Selama Resesi Ekonomi Berlangsung

Ajaib.co.id – Di saat Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara menurun atau negatif selama dua kuartal berturut-turut atau lebih, di saat itulah resesi ekonomi terjadi. Risiko finansial semakin besar, tingkat pengangguran bertumbuh, dan perusahaan yang tidak mampu berjuang akan ikut gulung tikar. Oleh karena itu, sangat penting bagi kelas pekerja hingga pemilik bisnis untuk berhati-hati mengambil keputusan selama resesi ekonomi.

Dalam ekonomi yang lesu, satu hal yang perlu diperhatikan untuk semua orang adalah mengawasi pengeluaran agar tidak terbuang untuk kebutuhan tidak penting dan mengambil risiko investasi yang tidak semestinya sehingga membahayakan target finansial yang sudah ditetapkan dalam perencanaan keuangan

Apa yang terjadi pada ekonomi sebuah negara selama resesi ekonomi dapat berdampak negatif pada keuangan dan kekayaan pribadi individu. Namun, dengan mempersiapkan dan mengambil beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko, kamu dapat meningkatkan peluang untuk meminimalisasi merosotnya kondisi finansial. Berikut beberapa risiko finansial yang pekerja dan pemilik bisnis harus hindari selama resesi ekonomi terjadi.

Menjadi Cosigner

Jika seorang kerabat dekat menghampiri dan meminta bantuan untuk meminjam uang menggunakan nama kamu, lalu kamu setuju untuk membayar tagihan jika mereka berhenti membayar karena alasan tertentu, maka di kasus ini kamu menjadi cosigner. Di hari-hari biasa, menjadi cosigner bukanlah hal yang salah karena pada dasarnya kamu membantu orang. Namun, pertimbangkan kembali untuk menjadi cosigner bagi seseorang selama resesi ekonomi.

Menjadi cosigner di saat ekonomi sedang lesu merupakan keputusan yang sangat berisiko. Jika individu yang menjadikanmu cosigner tidak membayar tagihan pinjaman setiap bulan tepat waktu, cosigner akan bertanggung jawab penuh terhadap pembayaran tersebut. Risiko yang muncul juga semakin besar di saat resesi ekonomi karena peluang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Tidak masalah jika kamu ingin membantu kerabat terdekat, entah itu teman atau keluarga untuk meminjamkan uang. Alih-alih menjadi cosigner, kamu bisa meminjamkan mereka sejumlah uang untuk kebutuhan darurat sebagai alternatif. Pastikan uang tersebut tidak mengganggu jalannya perencanaan keuangan.

Mengajukan KPR

Ketika memutuskan memiliki rumah, kamu akan mengajukan KPR untuk peminjaman uang ke bank dan membeli rumah. Di beberapa kasus, mengajukan KPR selama resesi ekonomi cukup masuk akal mengingat suku bunga menurun dan perlahan-lahan meningkat setelah aktivitas ekonomi pulih. Ini artinya, tingkat penyesuaian pinjaman yang dipinjam saat depresi ekonomi hampir pasti akan naik.

Pertimbangkan skenario terburuk: kamu kehilangan pekerjaan dan suku bunga melonjak di saat resesi ekonomi mulai mereda. Tagihan bulanan ikut meningkat, membuat kamu kebingungan untuk membayarnya. Kamu akan mulai telat membayar dan berisiko mempengaruhi skor kredit yang dampak terakhirnya membuat kamu sulit untuk meminjam uang di masa depan.

Mengambil Utang Baru

Tidak ada yang salah dengan memiliki utang seperti cicilan mobil atau rumah terlebih jika pendapatan kamu cukup dan masih bisa menabung, lain hal jika kamu memutuskan untuk berutang selama resesi ekonomi terjadi. Apapun kebutuhanmu, sikap ini justru akan memicu masalah finansial dalam hidup. 

Di saat ekonomi menunjukkan kelesuan dan semakin memburuk, risiko meningkat termasuk risiko kamu dipecat dari tempat bekerja saat ini. Jika ini terjadi, kamu mungkin akan pengangguran atau bekerja di tempat lain dengan gaji yang jauh lebih rendah dari tempat kerja sebelumnya. Pada akhirnya hal ini akan merembet ke kemampuan kamu dalam membayar utang.

Jika kamu terpaksa untuk mengambil utang baru, pertimbangkan untuk memahami kondisi finansial secara menyeluruh jika kamu dipecat atau pendapatan bulanan terpaksa dipotong. Apakah biaya operasional akan tercukupi? Alokasi anggaran apa yang harus dikorbankan untuk membayar utang? Apakah keputusan tersebut akan mempengaruhi target finansial yang sudah ditetapkan? Mengambil utang di saat resesi terjadi sangat berisiko. Untuk menghindarinya, kamu bisa membayar dengan uang tunai atau menunggu hingga resesi berakhir.

Pasrah dengan Pekerjaan

Selama kelesuan ekonomi, penting untuk memahami bahwa perusahaan juga mengalami masalah finansial yang memicu mereka untuk mengurangi pengeluaran tidak penting di semua sektor. Beberapa kemungkinan yang perusahaan bisa lakukan adalah mengatur kembali operasi, memotong nominal dividen, dan memecat pegawai. 

Pekerjaan menjadi sangat rentan di saat resesi terjadi. Datang tepat waktu, bekerja lembur, dan memberikan hasil pekerjaan yang terbaik tidak menjamin posisimu akan aman, tapi dengan melakukan ini kamu meningkatkan peluang untuk tetap digaji dibandingkan pegawai yang tidak menunjukkan kinerja yang baik. Dari sudut pandang pemberi kerja, lebih masuk akal untuk memecat pegawai yang kinerjanya buruk dibandingkan harus mengurangi gaji pegawai yang produktif.

Mengambil Risiko Investasi

Resesi ekonomi bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil risiko, baik itu bagi individu maupun pemilik bisnis. Awal terjadinya resesi ekonomi bukanlah waktu yang tepat untuk berinvestasi agar bisnis berkembang. Bersabarlah untuk menunggu hingga ekonomi menunjukkan pemulihan. Ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakan modal dan merekrut pegawai. Misalnya, kamu mengambil pinjaman di bank untuk melebarkan ruang untuk bisnis food & beverage.

Meskipun suku bunga rendah, pertumbuhan bisnis kamu juga berpotensi menurun. Efeknya adalah cash flow bisnis akan tersendat dan kamu tidak memiliki sisa uang yang cukup untuk tagihan pokok dan bunga tepat waktu. Pastikan bisnis kamu tetap tumbuh jika memutuskan untuk meminjam uang di bank untuk kebutuhan pengembangan bisnis.

Masuk ke jurang resesi ekonomi memang menakutkan, tetapi belajar dari resesi terdahulu, ekonomi akan kembali pulih dan yang perlu kamu lakukan hanya memperhatikan pengeluaran bulanan secara hati-hati dan tidak mengambil risiko yang tidak perlu. Banyak strategi yang bisa dilakukan untuk bertahan hidup di tengah resesi ekonomi, di antaranya menerapkan perencanaan keuangan  yang realistis, membuat dana darurat, dan menghasilkan sumber pendapatan baru.

Sumber: 5 Things You Shouldn’t Do During a Recession, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait