Komoditas

Harga Solar Industri Kembali Naik, Apa Penyebabnya?

Harga Solar Industri

Ajaib.co.id – Solar industri merupakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang konsumsinya ditujukan untuk kendaraan atau mesin industri bertenaga diesel. Berdasarkan data, tercatat bahwa harga solar industri untuk periode 15-30 Juni 2020 mengalami peningkatan.

Lalu berapa harga solar industri saat ini? Berikut ini daftar harga yang kami himpun dari berbagai sumber, berdasarkan area pengirimannya.

●      Harga dasar solar industri Area I dan Area II = Rp8.500

●      Harga dasar solar industri Area III dan Area IV = Rp8.600, dan Rp8.750.

Kemudian harga tebus solar industri pertamina untuk seluruh wilayah, adalah:

Harga tersebut sudah termasuk PPN, PPh, dan PBBKB. Lalu pembagian area yang dimaksud adalah sebagai berikut:

●      Area I : Sumatera, Jawa, Bali, Madura

●      Area II : Kalimantan

●      Area III : Sulawesi, NTB

●      Area IV : Maluku, NTT, Irian Jaya

Harga baru yang dirilis di atas diketahui telah mengalami kenaikan dari periode sebelumnya, yakni Area I dan II sebesar Rp7.900 (1-14 Juni 2020). Ada peningkatan harga sebesar Rp600 untuk periode selanjutnya hingga akhir bulan Juni 2020.

Padahal seperti yang kita tahu solar berasal dari minyak mentah, sedangkan minyak mentah dunia saat ini sedang alami penurunan, bahkan di Amerika sempat minus. Namun, kenapa minyak dalam negeri justru naik? Pemerintah pun belum mau menurunkan harga bahan bakar untuk bensin dan juga solar.

Jadi, sebenarnya apa faktor yang menyebabkan harga minyak tidak stabil? Baca terus sampai habis ya.

Faktor Penyebab Harga Minyak Naik Turun

Sebagai salah satu komoditas ekonomi, bahan bakar minyak (BBM) memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Perlu diakui juga jika mobilisasi manusia di seluruh dunia ini bergantung pada keberadaan dan ketersediaan minyak.

Maka jangan heran negara-negara penghasil minyak menjadi incaran negara yang memiliki modal besar, namun tidak memiliki sumber daya alam minyaknya.

Di sisi lain, minyak bumi termasuk kekayaan alam yang tidak dapat diperbarui. Artinya suatu saat bisa saja habis. Untuk itu, seharusnya eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam yang satu ini dilakukan dengan bijak dan tidak berlebihan demi menjaga ketersediaan.

Pasalnya, proses pembentukan minyak bumi ini membutuhkan waktu yang panjang hingga ratusan tahun dan sama sekali tidak ada campur tangan manusia. Tetapi, yang terjadi justru kebutuhan akan minyak bumi terus meningkat. Permintaan pasokan minyak bumi yang semakin meningkat akan mempengaruhi harga komoditasnya.

Jadi, harga minyak bumi di setiap negara dipengaruhi langsung oleh harga minyak dunia. Oleh karena itu harga bahan bakar minyak, termasuk harga solar industri mengalami fluktuasi alias bisa naik bisa juga turun.

Kenaikan harga minyak terutama di beberapa negara bisa menjadi permasalahan tersendiri, termasuk di Indonesia.

Tak Cuma setiap warga yang merasakan dampaknya jika harga minyak terus meningkat, khususnya bahan bakar bensin. Di sektor industri pun cukup terasa, terlebih di tengah situasi pandemi virus Covid-19 ini dimana pemerintah sebelumnya menetapkan aturan kerja dari rumah (Work From Home) sehingga sebagian besar perusahaan kesulitan mendongkrak kembali ekonominya.

Meski begitu, nyatanya ada proses panjang di balik penentuan harga BBM untuk memproduksi minyak mentah menjadi berbagai jenis bahan bakar minyak yang siap pakai. Di samping itu ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi harga bahan bakar minyak dan solar.

Harga Minyak Mentah

Minyak mentah yang selama ini kita pakai sebagai bahan bakar tidak muncul ke permukaan dengan sendirinya, melainkan harus mengambilnya dari dalam perut bumi melalui proses eksplorasi. Biaya untuk eksplorasi tentu tidak murah, banyak perusahaan mengeluarkan uang tidak sedikit demi bisa mendapatkan cadangan minyak bumi.

Oleh karena itu, harga minyak mentah cenderung mahal. Begitu pula jika perusahaan eksplorasi menemukan sumber cadangan minyak bumi yang baru. Lalu apa saja penentu harga minyak mentah bisa berfluktuasi? Berikut ulasannya.

1.    Pengadaan Kapal Tanker dan Penyambungan Pipa

Perusahaan eksplorasi mencari minyak dengan membangun kilang minyak. Tidak hanya di darat, tapi juga di laut atau lepas pantai untuk dipompa ke permukaan bumi.

Selanjutnya minyak tersebut akan diproses supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan, maupun kebutuhan industri dan rumah tangga. Karena prosesnya harus menyedot dari perut bumi, maka dibutuhkan jaringan pipa yang panjangnya bisa ribuan mil dari sumber minyak mentah ke kilang.

Supaya minyak dapat sampai ke kilang di lepas pantai dibutuhkan kapal tanker yang juga butuh biaya besar. Selain itu perusahaan juga harus membangun terminal dan stasiun pompa beserta perawatannya.

2.    Proses Penyulingan

Kilang minyak ini bentuknya kompleks dan ukurannya sangat besar sehingga mampu memproduksi berbagai jenis bahan bakar. Karena ukurannya yang besar dan luas membuat kilang minyak sangat mahal.

Selain pembangunannya, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya untuk pengadaan dan bahan kimia sebagai bahan utama pengolahan minyak mentah. Belum lagi tenaga kerja dan pemeliharaannya.

3.    Proses Pengangkutan

Setelah proses penyulingan, minyak mentah tersebut kini sudah menjadi bahan bakar minyak siap pakai dan dipasarkan. Untuk bisa sampai ke tangan konsumen, bahan bakar minyak ini akan dipompa ke dalam truk tangki untuk didistribusikan ke berbagai wilayah.

4.    Pajak

Faktor penyebab naik turunnya harga solar industri dan bahan bakar minyak lainnya adalah adanya pajak yang dikenakan ke perusahaan eksplorasi.

5.    Faktor Eksternal

Faktor berikutnya adalah bahwa minyak banyak diperdagangkan di pasar global, sehingga perusahaan minyak tidak dapat mengendalikan harga dari produk mereka sendiri. Ini dikarenakan faktor eksternal, seperti adanya penawaran dan permintaan pasar. Pada saat pasokan minyak mentah lebih tinggi dibandingkan permintaan, harganya bisa turun.

Harga minyak mentah bisa naik jika organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) mengencangkan kuota produksinya, sehingga menyebabkan pasokan minyak berkurang. Selain itu, faktor eksternal lainnya seperti perang, politik, bencana alam dan sebagainya dapat mempengaruhi harga minyak mentah dunia.

Di Indonesia, harga minyaknya juga dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia. Ketika pemerintah memutuskan mencabut subsidi bahan bakar minyak, maka harga minyak semakin melambung tinggi. Kemudian tingkat penawaran dan permintaan juga turun menentukan naik turunnya harga solar industri dan bahan bakar minyak di dalam negeri.

Artikel Terkait