Green inflation menandai transisi penting menuju kesadaran lingkungan dan praktik ekonomi yang lebih berkelanjutan. Konsep ini membahas peningkatan biaya yang terkait dengan penerapan teknologi dan kebijakan pro-lingkungan.
Meskipun terdengar sederhana, dampak green inflation bisa memiliki konsekuensi ekonomi yang serius. Tergantung pada bagaimana perubahan biaya dan kebijakan pro-lingkungan ini memengaruhi berbagai sektor ekonomi.
Proyeksi Badan Energi Internasional memperlihatkan bahwa permintaan mineral untuk teknologi rendah karbon diperkirakan akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2040, dengan asumsi tercapainya tujuan Perjanjian Paris.
Sayangnya, ketersediaan sekitar 91% produksi lithium pada 2022 yang berasal dari hanya tiga negara, yaitu Australia, Chili, dan China. Terlihat bahwa ketergantungan pada pasokan mineral dari beberapa produsen menjadi suatu kekhawatiran besar.
Dari sisi pemerintah, implementasi teknologi baru memerlukan investasi besar, dengan perkiraan rata-rata 2% PDB global per tahun hingga 2050. Investasi ini dapat meningkatkan biaya produksi jangka pendek dan berpotensi memicu inflasi, meskipun peningkatan produktivitas dari inovasi ramah lingkungan diharapkan membawa efek disinflasi karena harga semakin murah.
Pemahaman tentang green inflation menjadi krusial bagi berbagai pihak, dari pembuat kebijakan hingga pelaku bisnis dan konsumen. Berikut penjelasan tentang pengertian dan contoh green inflation di sekitar kita.
Pengertian Green Inflation dan Penyebabnya
Green inflation adalah fenomena kenaikan harga yang terjadi sebagai dampak dari transisi menuju praktik ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Istilah ini merujuk pada tekanan inflasi yang timbul karena investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi hijau, serta peningkatan permintaan akan produk dan layanan ramah lingkungan.
Penyebab green inflation di antaranya:
1. Tekanan Inflasi Sekunder
Selain dari faktor-faktor yang langsung terkait dengan transisi ke ekonomi yang ramah lingkungan, green inflation juga dapat dipicu oleh tekanan inflasi sekunder. Misalnya, ketika biaya produksi naik akibat investasi dalam teknologi hijau, perusahaan cenderung menaikkan harga produk untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
2. Permintaan Tinggi akan Produk Ramah Lingkungan
Meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan mendorong permintaan akan produk dan layanan ramah lingkungan. Permintaan yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan harga produk hijau karena penawaran yang terbatas, terutama jika pasokan tidak dapat segera meningkat untuk memenuhi permintaan.
3. Tingkat Ketergantungan pada Energi Terbarukan
Transisi ke sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, juga dapat memengaruhi dinamika inflasi. Biaya awal untuk infrastruktur energi terbarukan dapat tinggi. Ini dapat tercermin dalam kenaikan harga energi bagi konsumen dan industri yang menyebabkan inflasi umum dalam ekonomi.
4. Volatilitas Pasar Energi
Perubahan dalam pasar energi seperti fluktuasi harga minyak mentah dan gas alam dapat memberikan tekanan tambahan pada inflasi. Ketidakpastian geopolitik dan perubahan dalam kebijakan energi global juga dapat menyebabkan ketidakstabilan harga energi, yang pada gilirannya memengaruhi harga barang dan jasa secara luas.
5. Kondisi Makroekonomi Global
Penyebab green inflation juga dapat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi global, termasuk nilai tukar mata uang, kebijakan moneter, dan perubahan dalam permintaan dan penawaran global. Fluktuasi ini dapat memengaruhi harga bahan baku dan biaya produksi, serta menyebabkan green inflation di tingkat domestik.
Contoh Green Inflation
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan mobil listrik telah meningkat karena masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan. Namun, transisi ke mobil listrik memerlukan penggunaan bahan baku tertentu seperti lithium dan kobalt untuk baterai.
Permintaan yang tinggi ini telah menyebabkan peningkatan harga bahan baku tersebut. Akhirnya meningkatkan biaya produksi mobil listrik. Kenaikan biaya produksi ini dapat tercermin dalam harga jual mobil listrik kepada konsumen. Ini merupakan contoh green inflation di sektor otomotif.
Di sisi lain, pertumbuhan industri energi terbarukan juga merupakan contoh green inflation. Saat banyak negara beralih ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, permintaan akan panel surya, turbin angin, dan infrastruktur terkait lainnya juga meningkat. Keterbatasan pasokan dan produksi panel surya dan turbin angin, menjadikan harga komponen-komponen ini pun naik.
Hal ini dapat menyebabkan kenaikan biaya pengembangan proyek-proyek energi terbarukan dan meningkatkan biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan energi. Akhirnya akan ada kenaikan tarif listrik yang menyebabkan inflasi di sektor energi.
Dampak Green Inflation bagi Produsen dan Konsumen
Dampak green inflation dapat dirasakan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi. Dari sisi produsen, tekanan ekonomi cukup signifikan karena biaya produksi yang meningkat.
Investasi besar yang diperlukan untuk mengadopsi teknologi dan praktik produksi yang ramah lingkungan dapat mengurangi margin keuntungan perusahaan. Ini dapat mengakibatkan penyesuaian dalam strategi bisnis, seperti kenaikan harga produk atau penurunan kualitas layanan. Sehingga dapat mempengaruhi daya saing perusahaan.
Di sisi lain, konsumen juga merasakan dampak green inflation melalui kenaikan harga barang dan layanan. Harga produk yang lebih ramah lingkungan cenderung lebih tinggi akibat biaya produksi yang meningkat. Ini menyebabkan penyusutan daya beli konsumen.
Kenaikan biaya hidup juga merupakan konsekuensi langsung dari green inflation, karena harga barang-barang pokok dan layanan esensial. Ini semua mengurangi kemampuan konsumen untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain atau untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Green Inflation
Cara mengatasi green inflation memerlukan strategi yang komprehensif dari pemerintah, industri, dan masyarakat. Kolaborasi yang kuat antara semua pihak ini akan menjadi kunci dalam mencapai tujuan keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif dari inflasi hijau.
Beberapa cara mengatasi green inflation yang bisa dilakukan antara lain:
1. Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan
Investasi dalam riset dan pengembangan teknologi hijau dapat membantu mengurangi biaya produksi. Hal ini juga membantu mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan di berbagai sektor industri.
2. Kebijakan Fiskal dan Moneter yang Sesuai
Pemerintah dapat menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat untuk mengurangi tekanan inflasi yang dihasilkan dari transisi ke ekonomi hijau. Hal ini bisa dalam bentuk pengurangan pajak atau kebijakan moneter yang mendukung investasi dalam energi terbarukan.
3. Diversifikasi Pasokan Energi
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi bersih dan terbarukan dapat membantu mengurangi tekanan inflasi yang terkait dengan harga energi. Diversifikasi pasokan energi juga dapat mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga energi global.
4. Kolaborasi Internasional
Kerja sama internasional dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam dapat membantu mempercepat transisi ke ekonomi yang lebih berkelanjutan. Kolaborasi ini dapat melibatkan pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan teknologi antar negara.
5. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik ramah lingkungan dan efisiensi energi di antara konsumen dan produsen dapat membantu mengurangi permintaan akan produk dan layanan yang memiliki dampak lingkungan yang tinggi. Pendidikan dan kampanye informasi dapat membantu mendorong perilaku yang lebih berkelanjutan serta mengurangi tekanan inflasi yang terkait dengan green inflation.
Cara mengatasi green inflation memerlukan komitmen bersama untuk mengembangkan solusi inovatif dan mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Sebagai masyarakat, mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya praktik ramah lingkungan, mulai dari penggunaan energi yang lebih efisien hingga mendukung produk dan layanan yang berkelanjutan.
Baca berita menarik lainnya di website Ajaib. Ajaib adalah platform investasi yang menyediakan berbagai instrumen untuk diversifikasi portofolio kamu. Mulai dari saham, obligasi, dan reksa dana. Mulai investasi sekarang, prosesnya mudah karena 100% online, tepercaya, dan sudah berizin OJK.
Selain itu, Ajaib melalui Ajaib Kripto juga memungkinkan kamu untuk trading Aset Kripto dengan mudah, aman, dan sudah berizin & diawasi BAPPEBTI. Download sekarang!