Investasi

Portofolio Terfokus atau Terdiversifikasi, Pilih Mana?

Ajaib.co.id – Ada berapa banyak saham dalam portofoliomu? Lima? Sepuluh? Dua puluh? Empat puluh? Pernah dalam sekali waktu Peter Lynch memiliki lebih dari 1500 saham dalam portofolionya. Beliau memang mengelola reksa dana indeks saat itu.

Sedangkan Warren Buffet dan Charlie Munger lebih menyukai sedikit saham saja dalam portofolio kelolaannya. Meski demikian nasehat investasi “Don’t put all of your eggs in one basket” masih sering digaungkan oleh duet manajer investasi Berkshire Hathaway tersebut. Jadi, manakah yang lebih baik; terfokus pada sedikit saham atau banyak saham?

Diversified vs Concentrated

Istilah untuk portofolio yang terfokus pada sedikit saham untuk memaksimalkan keuntungan disebut dengan Concentrated/terkonsentrasi. Sebaliknya portofolio yang berisikan banyak saham dengan tujuan untuk meminimalisir risiko disebut dengan Diversified/terdiversifikasi.

Portofolio yang terdiversifikasi memang amat sangat disarankan karena cocok bagi kebanyakan orang karena dapat menurunkan risiko secara keseluruhan. Jika portofoliomu hanya berisikan sebuah saham, ketika perusahaan yang sahamnya kamu beli mengalami kerugian maka seluruh portofoliomu berisiko.

Dengan memiliki banyak saham dalam sebuah portofolio maka risiko akan tersebar di semua saham. Namun portofolio yang terdiversifikasi juga mengurangi potensi keuntungan. Semakin banyak saham dalam portofoliomu maka semakin mencerminkan kinerja pasar/IHSG secara keseluruhan.

Kebanyakan orang mengelola portofolio saham sendiri karena ingin mengalahkan kinerja pasar secara keseluruhan. Ketika IHSG dalam setahun naik 10 persen misalnya, seorang investor yang mengelola sahamnya sendiri tentu ingin nilai portofolionya naik sedikitnya 11 persen.

Jika di bawah return IHSG, mengapa harus repot-repot mengelola portofolio sendiri?

Untuk bisa secara efektif mengalahkan return IHSG, kamu perlu portofolio yang terkonsetrasi. Sebuah portofolio dengan jumlah saham yang sedikit namun terfokus pada kualitas yang diinginkan. Namun portofolio yang terkonsentrasi risikonya juga lebih besar.

Seorang investor mesti memperhitungkan kelebihan dan kekurangan dari portofolio yang terkonsentrasi dengan yang terdiversifikasi sambil menyesuaikan dengan tujuan pribadi.

Keuntungan Portofolio yang Terdiversifikasi

  • Diversifikasi bisa mengurangi potensi risiko secara keseluruhan.

Ketika investasi di satu saham ternyata gagal, maka saham lain dalam portofolio dapat mengimbangi kerugian. Kita tahu bahwa sektor-sektor berotasi, terutama sektor tambang dan komoditas lainnya. Ketika sektor tambang sedang bagus di tahun 2016-2017, sektor properti tidak begitu menarik. Sebaliknya ketika sektor properti berjaya di tahun 2012-2013, justru sektor tambang sedang mengalami penurunan.

Jika kamu punya saham-saham dari kedua sektor tersebut maka ketika salah satu sektor sedang turun, sektor lainnya justru menghijau sehingga portofolio kamu tidak “kebakaran” sepenuhnya.

Kekurangan dari Diversifikasi

  • Potensi keuntungan terbatas

Ketika sebuah portofolio terdiversifikasi secara luas, misalnya ada lebih dari 30 saham dalam sebuah portofolio maka akan semakin mencerminkan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Oleh karenanya portofolio yang terdiversifikasi cenderung tak bisa mengalahkan kinerja IHSG. Maka dari itu kamu bisa batasi sekitar 15 saham saja.

  • Kamu diharuskan punya pengetahuan di semua sektor

Sayangnya hanya sedikit yang mau mencari tahu potensi setiap sektor. Untuk bisa melakukan diversifikasi, kamu harus paham kapan sebuah sektor akan unggul dan kapan akan melemah.

Misalnya saja TPIA yang bergerak di industri kimia dasar. Beban pokok pendapatan TPIA akan bergantung pada harga minyak dunia karena polypropylene dan produk-produk kimia yang dihasilkan TPIA adalah turunan dari minyak.

Makanya kamu bisa lihat di bulan Maret TPIA berjaya. Saat itu harga minyak sedang rendah-rendahnya, bahkan menyentuh harga nol dollar per barrel. Sahamnya pun naik “ke bulan” dan pemiliknya, yaitu Prajogo Pangestu menjadi orang kaya ketiga di Indonesia sejak TPIA bertaji. Informasi semacam ini baru bisa kamu ketahui jika kamu salah satu pekerja laboratorium atau jika kamu rajin membaca.

  • Berbiaya tinggi

Untuk punya portofolio yang terdiversifikasi, kamu akan membeli saham-saham terbaik dari berbagai sektor di waktu-waktu terbaik untuk mengoleksi. Untuk itu harganya cenderung mahal.

Misalnya saja di sektor properti, kamu tahu bahwa PWON dan JRPT adalah perusahaan yang bisnisnya baik. Selain itu di sektor bahan pokok ada INDF yang dijual sekitar Rp7000 per lembar sahamnya, dengan demikian untuk satu lot INDF berharga lebih dari setengah juta rupiah.

Jika kamu menginginkan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dan risiko yang terbatas, maka kamu harus memiliki dana setidaknya seratus juta rupiah. Dengan seratus juta rupiah kamu punya cukup banyak amunisi untuk mengincar semua saham-saham bagus di semua sektor.

Sebenarnya ada cara yang lebih baik untuk mendapatkan sebuah portofolio yang terdiversifikasi dengan harga jauh di bawah itu. Kamu bisa beli reksa dana indeks.

Reksa dana indeks dikelola oleh fund manager dari perusahaan manajer investasi yang akan mengelola sebuah portofolio berisikan banyak saham yang mencerminkan kinerja indeks. Simpel dan jauh lebih murah daripada melakukannya sendiri. Kamu bisa beli Reksa dana indeks di Ajaib mulai dari Rp10.000 dan Rp100.000.

Jika kamu menginginkan portofolio yang bisa mengalahkan IHSG maka sebaiknya kamu meracik sebuah portofolio yang terkonsentrasi pada beberapa saham saja.

Kelebihan Portofolio yang Terkonsentrasi

  • Menghasilkan return lebih baik dan berpotensi mengungguli indeks acuan

Warren Buffet, tak diragukan lagi, adalah contoh investor terbaik yang berfokus pada portofolio terkonsentrasi. Sebagai investor terkaya di dunia, beliau selalu mengatakan bahwa ia selalu “mengerjakan PR-nya”.

Hasilnya adalah sebagai berikut:

Di atas adalah tabel kinerja majemuk tahunan dari portofolio yang dikelola Buffet yang dananya berasal dari keluarga dan kerabat Buffet sendiri.

Setelah tahun 1969, kinerja portofolio kelolaan Buffet tercermin di perusahaan Berkshire Hathaway. Kamu bisa lihat di atas, indeks Dow Jones yang dijadikan acuan hanya menghasilkan pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 7,4 persen saja. Bisa dimaklumi karena tahun 1950-an adalah masa-masa berat pasca perang dunia kedua.

Namun lihat, bahkan di masa sulit sekalipun Buffet mampu menghasilkan return tiga kali lipat dari indeksnya. Per tahun Buffet membukukan keuntungan majemuk tahunan rata-rata sebesar 20-an persen. Itu diperolehnya dengan menciptakan sebuah portofolio terkonsentrasi.

  • Investasi di saham-saham yang kamu mengerti saja

Peter Lynch dari Fidelity mengatakan bahwa setiap orang memiliki keahliannya sendiri-sendiri yang bisa dimanfaatkan untuk menilai saham. Bahkan ibu rumah tangga sekalipun pasti punya pengetahuan yang lebih unggul dari seorang fund manager. Misalnya tentang pusat perbelanjaan dan tentang produk tertentu.

Atau jika kamu marketing perusahaan property, kamu pasti tahu lebih baik dari orang awam tentang mana saja perusahaan property yang baik. Kamu selalu punya kesempatan untuk fokus berinvestasi di saham-saham yang perusahaannya kamu pahami saja.

Kekurangan Portofolio yang Terkonsentrasi

Ketika memutuskan untuk membuat portofolio yang terkonsentrasi pada beberapa saham saja maka kamu akan menerapkan investasi jangka panjang hingga tujuanmu tercapai. Kamu akan menerapkan sistem pembelian dengan cara mencicil rutin yang diistilahkan dengan DCA.

Kekurangannya adalah:

  • Kinerja berisiko lebih rendah daripada IHSG

Meskipun secara umum menghasilkan lebih baik, tapi karena kamu memilih saham yang kamu pahami saja maka ada kalanya ketika sektornya sedang tidak mendukung maka portofoliomu juga memburuk. 

Kamu bisa lihat di bawah ini;

Di tahun 1958 portofolio Buffet tidak mengungguli indeks acuannya. Namun masih baik karena sisanya beliau unggul.

Akan ada tahun-tahun di mana kinerja portofoliomu tidak sebaik indeks acuannya. Tapi jika kamu sudah “mengerjakan PR-mu” yaitu dengan analisis mendalam sebelum membeli maka kamu bisa tenang. Perusahaan yang baik akan terus berkembang seiring waktu.

Jika kamu tidak sempat “mengerjakan PR” dan mengelola portofolio yang terkonsentrasi, kamu bisa serahkan pada ahlinya. Dengan membeli reksa dana saham maka akan ada seorang fund manager profesional yang akan mengelolanya untuk kamu dan bisa kamu mulai dari Rp10.000 saja di Ajaib.

Artikel Terkait