Ekonomi

Fakta Menarik Mengenai Utang Indonesia

utang indonesia

Ajaib.co.id – Utang luar negeri termasuk salah satu sumber pendanaan bagi Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selama masa pandemi, Negara-negara di dunia mengalami perlambatan ekonomi. Namun di sisi lain, utang Indonesia mengalami kenaikan.

Mungkin kamu salah satu yang bertanya-tanya dari mana asal utang luar negeri (ULN) Indonesia dan apa saja manfaatnya. Rasa penasaran kamu akan terjawab, karena artikel ini akan membahas mengenai fakta-fakta utang luar negeri Indonesia.

Jumlah Utang Indonesia

Dikutip dari website Bank Indonesia (bi.go.id), Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami peningkatan pada akhir Agustus 2020. Dimana jumlah yang tercatat adalah sebesar US$413,4 miliar, atau setara dengan Rp6.076,9 triliun. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • ULN sektor publik, meliputi ULN Pemerintah dan Bank Sentral berjumlah sebesar US$203,0 miliar.
  • ULN sektor swasta, termasuk di dalamnya sektor BUMN, sebesar US$210,4 miliar.

Pada akhir bulan Agustus 2020, pertumbuhan ULN Indonesia mengalami peningkatan sebesar (3,4% yoy) atau US$200,1 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Juli 2020 sebesar 2,3% (yoy).

ULN sektor publik digunakan untuk beberapa kepentingan, khususnya untuk menangani pandemi COVID-19 serta Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Termasuk mendukung belanja prioritas pemerintah pada sektor berikut:

  • Jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yakni seebsar 23,7%
  • Sektor konstruksi sebesar16,5%
  • Sektor jasa pendidikan sebesar 16,5%
  • Dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,8%
  • Sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,6%.

ULN sektor swasta juga mengalami peningkatan sebesar 7,9% pada akhir Agustus 2020. Mayoritas ULN pada Agustus 2020 digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan.

Sektor-sektor swasta dengan pangsa ULN terbesar antara lain:

  • sektor jasa keuangan dan asuransi
  • sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara dingin (LGA)
  • sektor pertambangan dan penggalian
  • sektor industri pengolahan

Penggunaan ULN pada sektor-sektor tersebut mencapai 77.5% dari total ULN swasta.

Rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 38,5% hingga akhir Agustus 2020. ULN berjangka panjang tetap mendominasi struktur ULN Indonesia dengan pangsa mencapai 89,0% dari total ULN.

Peringkat Utang Indonesia

Pada bulan Oktober 2020 Bank Dunia sempat merilis laporan mengenai jumlah utang negara-negara di dunia. Terungkap total utang luar negeri Indonesia hingga tahun 2019 telah membukukan angka US$402,08 miliar.

Jumlah tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat ketujuh sebagai negara berpendapatan kecil menengah dengan jumlah utang terbesar di dunia. Di atas Indonesia, ada negara China yang menempati posisi pertama, disusul oleh Brasil, India, Rusia, Meksiko dan Turki.

Utang Indonesia memang selalu meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan negara yang juga terus meningkat. Sayangnya, peningkatan kebutuhan belanja negara, belum bisa ditutupi sepenuhnya oleh penerimaan negara. Oleh karena itulah Indonesia masih harus banyak bergantung pada ULN untuk menjalankan program pembangunan.

Pemberi Utang Indonesia

Utang Luar Negeri Indonesia didapatkan dari berbagai sumber, yaitu utang bilateral, utang multilateral dan Surat Berharga Negara (SBN)

Utang berbentuk SBN

Utang berbentuk SBN didaptkan dengan cara pemerintah menerbitkan surat utang negara baik berupa denominasi rupiah atau valuta asing. Utang berdenominasi rupiah diterbitkan pemerintah dan dibeli oleh investor dalam negeri. Sedangkan utang berdenominasi valas diterbitkan pemerintah dan dibeli oleh investor asing dalam denominasi USD, Euro atau Yen.

Utang multilateral

Pinjaman Luar Negeri Multilateral adalah pinjaman yang berasal dari beberapa kreditor sekaligus. kreditor multilateral adalah lembaga keuangan internasional beranggotakan beberapa negara, termasuk Indonesia.

Kreditur utang multilateral Indonesia adalah:

  • The World Bank (TWB) atau Bank Dunia
  • Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembanguan Asia
  • Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank Investasi Infrastruktur Asia
  • Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islami
  • International Fund for Agricultural Development (IFAD) atau Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural

Utang bilateral

Pinjaman Bilateral adalah utang Indonesia yang didapatkan dari negara lain. Saat ini ada beberapa negara yang telah menjadi kreditur utang bilateral Indonesia. Negara terbaru yang memberikan utang luar negeri pemerintah adalah negara Australia pada bulan November 2020 sebesar Rp 15,5 triliun.

Selain Australia, terdapat negara-negara lain yang menjadi kreditur ULN Indonesia. Dikutip dari laman CNBC Indonesia, berikut adalah 5 negara sebagai pemberi utang luar negeri terbesar bagi Indonesia hingga November 2020:

  • Singapura: US$ 69,1 miliar atau setara dengan Rp 977 triliun.
  • Amerika Serikat: US$ 29,3 miliar atau setara dengan Rp 414,2 triliun
  • Jepang: US$ 28,7 miliar atau setara dengan Rp 405,8 triliun
  • China: US$ 20,1 miliar atau setara dengan Rp 284,2 triliun
  • Hong Kong: US$ 13,1 miliar atau setara dengan Rp 185,2 triliun

Negara-negara tersebut tidak hanya berperan sebaga kreditur utang Indonesia. Mereka juga berperan sebagai investor yang menanamkan modalnya dalam proyek-proyek pembangunan di Indonesia.

Selain kelima negara tersebut, ada juga negara-negara Asia dan Eropa lainnya yang menjadi kreditur ULN Indonesia, diantaranya: Korea Selatan, Jerman, Belanda, Prancis, Inggris, Swiss, Australia, Austria, Spanyol, Belgia, serta negara-negara Asia, Eropa, Afrika dan Amerika lainnya. 

Pemanfaatan Utang Indonesia

Pemanfaatan ULN adalah untuk membiayai kebutuhan di berbagai sektor. Utamanya adalah untuk membiayai pembangunan infrastruktur di Indonesia. Yang mana pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan dapat mendongkrak perkembangan kemajuan di berbagai sektor.

Selain itu, tentunya utang Indonesia juga digunakan untuk menutupi kekurangan anggaran. Saat pemasukan negara belum dapat menutupi 100% dari kebutuhan negara, maka ULN menjadi salah satu jalan keluar untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Sumber bacaan:

Artikel Terkait