Ajaib.co.id – Membeli mobil sport dari keluaran produsen mobil ternama di dunia merupakan sebuah gaya hidup yang banyak kita jumpai di kehidupan orang-orang tajir di luar sana. Namun, apakah keputusan untuk membeli mobil tersebut berdasarkan kebutuhan atau hanya sekedar keinginan? Yuk temukan jawabannya melalui artikel Ajaib menarik berikut ini.
Bila kita telusuri lebih jauh dari penggunaan mobil dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya kendaraan bermotor satu ini sudah menjadi sebuah kebutuhan. Namun, yang menjadi perdebatan saat ini adalah mobil itu termasuk kebutuhan primer, sekunder, atau tersier?
Bagi masyarakat kota, mobil adalah kebutuhan sekunder, di mana milenial bisa membelinya saat kebutuhan primer sudah terpenuhi terlebih dahulu. Mobil adalah sebuah transportasi andalan bagi masyarakat kota yang ingin bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya.
Selain bisa digunakan untuk membawa penumpang yang cukup banyak, mobil juga dapat membawa seluruh barang bawaan saat milenial bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Inilah alasan mengapa penggunaan mobil di kalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan saat ini.
Memilih mobil yang tepat berdasarkan kebutuhan memang sangat dianjurkan bagi masyarakat saat hendak beli mobil. Namun anjuran satu ini perlu kamu garisbawahi, karena hanya berlaku bagi kamu yang memiliki kondisi keuangan yang terbatas. Keputusan ini dapat dikatakan sebagai keputusan rasional.
Keputusan rasional adalah suatu keputusan yang sudah mempertimbangkan segala hal terkait risiko dari apa yang kamu putuskan. Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbanganmu saat hendak beli mobil. Ini dia pertimbangannya:
1. Mempertimbangkan Cicilan Bulanan
Tips yang pertama adalah mempertimbangkan berapa cicilan yang perlu kamu bayarkan setiap bulannya. Milenial bisa memilih mobil dengan biaya angsuran per bulan tidak boleh lebih 15% dari seluruh penghasilan bulanan. Besaran cicilan ini tidak bersifat wajib bagi milenial, lantaran tergantung dari kondisi keuanganmu saat ini.
Jika milenial punya sejumlah kredit yang sedang berjalan, besaran cicilan tidak boleh lebih 15% dari total penghasilan merupakan keputusan bijak. Namun, jika keuanganmu sedang longgar alias tidak ada beban cicilan sama sekali. Kamu bisa membeli mobil dengan biaya angsuran yang lebih besar yakni mencapai 30% dari penghasilan bulanan.
2. Jangan Lupakan Biaya Service dan Biaya Lainnya
Punya mobil sport maupun jenis mobil lainnya, seperti kamu sedang memiliki seorang anak yang menjadi tanggungan. Jika begitu, kamu pasti akan dibebankan beban finansial untuk merawat mobil milikmu tersebut. Oleh sebab itu, sebelum membelinya kamu perlu tahu terlebih dahulu terkait biaya-biaya apa saja yang akan kamu keluarkan antara lain:
· Pajak
· Biaya service.
· Penggunaan bahan bakar.
· Asuransi kendaraan.
Keempat biaya di atas adalah pengeluaran rutin yang perlu kamu keluarkan secara berkala. Misalnya, biaya pajak yang setiap tahun perlu dibayarkan, biaya service berkala, biaya BBM saat bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, dan biaya asuransi kendaraan yang umumnya sudah termasuk dengan cicilan yang perlu dibayarkan setiap bulannya.
Semakin mahal harga mobil yang dibeli, tentunya biaya-biaya yang sudah disebutkan oleh redaksi Ajaib tersebut akan semakin tinggi. Contohnya, ketika kamu membeli mobil dengan CC besar, penggunaan bahan bakar mobil tersebut akan lebih mahal dan boros karena harus menggunakan Pertamax dan sejenisnya.
Belum lagi, pajak kendaraan yang perlu kamu bayarkan setiap tahun bila memiliki mobil dengan harga mahal. Jika kamu membeli mobil Alphard 2.5 G keluaran 2018, estimasi pajak per tahun yang perlu milenial bayarkan bisa mencapai Rp 13 juta.
Bagaimana dengan Membeli Mobil Sport, Apakah Termasuk Keputusan Rasional?
Bagi orang-orang tajir di luar sana, mobil sport bukan hanya sebagai hal yang prestius saja. Melainkan, mereka juga mempertimbangkan sisi positif dari kepemilikan sebuah mobil sport yakni dapat meningkatkan citra diri di masyarakat. Dalam hal ini, penggunaan mobil sport bagi kalangan pebisnis dapat meningkatkan citra diri mereka ketika harus berhadapan atau melangsungkan meeting bersama klien dan kolega.
Dari sisi pencitraan diri memang menggunakan mobil mewah sangat membantu para public figure. Namun, apakah keputusan membeli mobil tersebut adalah keputusan rasional?
Sebelum kita mencari tahu apakah membeli mobil mewah adalah keputusan rasional atau bukan. Kita harus mencari tahu dahulu berapa harga mobil mewah yang biasanya digunakan oleh para orang tajir. Berdasarkan penelusuran redaksi Ajaib di internet, mobil sport bisa dibanderol dengan harga di atas Rp 2 miliar.
Dengan begitu, kita bisa tahu golongan masyarakat mana yang bisa membeli mobil mewah tersebut. Tentunya hanya golongan masyarakat kelas atas saja yang mampu membeli mobil dengan harga semahal itu.
Beli Mobil Harga Selangit adalah Keputusan Emosional
Perbedaan antara keputusan rasional dan keputusan emosional dalam membeli sebuah mobil bisa kita lihat dari rasa egois yang muncul. Contohnya, bila kamu saat ini punya uang Rp 2 miliar, tentunya dengan uang sebanyak itu kamu memiliki sejumlah opsi dari tipe mobil yang bisa dibeli.
Jika kamu mementingkan kebutuhan bersama bagi keluarga, kamu pasti akan memilih jenis mobil yang tidak terlalu mahal namun bisa mengakomodir kebutuhan dari keluargamu agar nyaman saat berkendara. Misalnya kamu bisa membeli Toyota Alphard dengan kursi penumpang yang banyak, serta dapat membawa barang bawaan di bagasi mobil.
Bagaimana dengan keputusan emosional? Dalam hal ini, milenial lebih mementingkan rasa egois atas diri sendiri. Milenial akan membuat keputusan dengan membeli mobil sport berpintu dua dengan harga yang lebih mahal dibanding Toyota Alphard. Padahal, mobil sport tersebut memiliki kekurangan dari sisi kursi penumpang, dan juga barang bawaan yang bisa dibawa di mobil tersebut.
Inti dari pembahasan artikel ini adalah setiap orang harus bergaya sesuai dengan kemampuan finansial. Jika tidak kamu hanya akan mengikuti gengsi hidup semata tanpa memperhatikan betapa pentingnya kehidupan di masa mendatang yang notabene akan memiliki biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibanding sekarang.