Dana Rp200 Triliun Ke Himbara, Saham Bank BUMN Menguat
ajaib•September 12, 2025

Saham bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) serempak bergerak di zona hijau pada perdagangan Jumat (12/9/2025). Penguatan ini terjadi menyusul rencana pemerintah untuk menempatkan dana sebesar Rp200 triliun ke bank-bank pelat merah yang efektif berlaku mulai hari ini.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa dana tersebut ditarik dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah di Bank Indonesia (BI) untuk disuntikkan langsung ke sistem perekonomian melalui Himbara. Langkah strategis ini telah mendapatkan persetujuan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Kenaikan Harga Saham Himbara
Respons positif pasar terlihat jelas pada pergerakan saham bank BUMN. Merujuk data perdagangan pada Jumat (12/9/2025) pukul 09.27 WIB, mayoritas saham Himbara menguat signifikan:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 1,23% ke level Rp4.130 per saham.
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menguat 0,22% ke posisi Rp4.490 per saham.
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) melonjak 2,21% ke harga Rp1.380 per saham.
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) terapresiasi 1,50% ke level Rp2.700 per saham.
Hanya saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang tercatat mengalami koreksi tipis sebesar 1,36% ke level Rp4.360.
Dampak pada Likuiditas dan Penyaluran Kredit
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai injeksi dana Rp200 triliun ini akan berdampak besar pada likuiditas perbankan. “Penempatan ini akan menambah sekitar 2% dari posisi dana pihak ketiga (DPK) saat ini,” ujarnya. Ia memproyeksikan langkah ini berpotensi mendorong pertumbuhan DPK mendekati 10% YoY dan mengangkat pertumbuhan kredit di atas 7,03% YoY.
Selain itu, peningkatan dana di sistem perbankan diperkirakan akan menurunkan suku bunga pasar uang antarbank (IndONIA) dan memperbaiki spread, sehingga volume transaksi pasar uang dapat meningkat.
Regulasi Sederhana dan Tujuan Jelas
Menkeu Purbaya menegaskan bahwa proses penempatan dana ini tidak memerlukan penerbitan regulasi baru dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) sehingga bisa langsung dieksekusi. Tujuannya jelas, yaitu memperkuat permodalan bank agar mampu memperbesar penyaluran kredit ke sektor riil.
Pemerintah juga memberikan peringatan agar dana likuiditas tersebut tidak hanya “diparkir” kembali di instrumen keuangan seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), melainkan harus benar-benar disalurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sentimen Positif Investor
Langkah pemerintah ini disambut positif oleh pelaku pasar, yang tercermin dari menguatnya mayoritas saham Himbara secara serempak. Aksi beli yang terjadi menunjukkan optimisme investor terhadap dampak injeksi likuiditas ini bagi kinerja perbankan ke depan.
Mengantisipasi Risiko Inflasi
Meskipun suntikan likuiditas dalam jumlah besar berpotensi memicu inflasi, Menkeu menilai risiko tersebut terkendali. Ekonomi Indonesia saat ini dianggap masih beroperasi di bawah potensinya, sehingga ruang untuk bertumbuh masih terbuka lebar. Dengan demikian, tambahan stimulus ini diharapkan lebih berdampak pada percepatan ekspansi ekonomi ketimbang lonjakan inflasi.
Download aplikasi Ajaib sekarang dan dapatkan bonus investasi!
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Penulis tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sumber: Mayoritas Saham Bank BUMN Hijau, Efek Duit Rp200 Triliun Masuk Himbara Hari Ini? dan Bagaimana Prospek Saham Bank Himbara Usai dapat Gelontoran Rp 200 Triliun Kas Negara?, dengan perubahan seperlunya.
Artikel Terkait





Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!