Teknologi

Belajar Coding saat Programming Mulai Tergantikan AI?

Ajaib.co.id – Saat ini dunia berada dalam era teknologi, dan lapangan pekerjaan bagi pekerja teknologi di masa depan tidak hanya di industri teknologi. Semua sektor akan mempekerjakan karyawan dengan keterampilan digital yang tinggi, dan tren ini akan terus berlanjut. Karena itu, belajar coding pun bisa-bisa tak lagi akan eksklusif menjadi milik para pakar IT, tapi menjadi obyek penasaran semua jenius yang ada di masyarakat.

Jika kamu adalah satu di antaranya, jangan abaikan passionmu itu. Tapi yang lebih penting adalah, mengenali motivasimu, dan perbaikan apa yang dapat kamu berikan kepada masyarakat dengan belajar coding.

Belajar Coding adalah Tiket Jadi Kaya yang Akan Expired

Dilansir oleh Christina Lewis di edsurge.com pada awal Mei 2019, dalam rangka bersiap diri menghadapi realitas ini, semakin banyak organisasi pendidikan coding yang memperkenalkan edukasi ilmu komputer ke siswa belia seusia taman kanak-kanak. Wow! Walaupun ajaib, sebetulnya masuk akal. Hipotesanya bekerja mirip hukum “jika-maka” yang jadi andalan ilmu komputer, yaitu: jika coding merupakan bahasa teknologi, dan teknologi adalah masa depan ketenagakerjaan, maka generasi muda perlu mempelajarinya agar bisa sukses berkarir di masa depan.

Intinya, coding adalah tiket menuju ‘pesta’ – mampu memerintahkan komputer apa yang harus dilakukan adalah gerbang menuju dunia teknologi, maka menjadi jalur untuk meningkatkan mobilitas. Dalil ini akan punya nilai kebenaran hingga tingkat tertentu.

Namun tidak sesederhana bahwa belajar coding akan menjamin karir yang menguntungkan. Kenapa? Karena dengan memahami cara mencoding hari ini tidak berarti kamu akan menguasai cara mengcoding esok hari.

Bahasa pemrograman senantiasa berubah. Mengajar coding saja sangatlah tidak cukup untuk menguatkan karir generasi muda di masa depan. Keterampilan yang sungguh-sungguh menjamin ketersediaan lapangan kerja dalam dunia teknologi adalah: kecerdasan dalam mempelajari keterampilan-keterampilan ini. Cergas = tangkas + giat.

Teknologi terus berubah dengan cepat. Bahasa pemrograman seperti Swift, Rust, Kotlin dan Typescript telah berkembang dan populer dalam 10 tahun terakhir. Bahasa coding yang dipelajari siswa-siswi tahun ini akan jadi kuno dalam 10 ahun mendatang.

Mempelajari coding adalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Maka pendekatan yang tepat dalam mempelajarinya menjadi hal yang lebih penting. Seperti halnya belajar bahasa asing, sekali tahu strateginya, belajar bahasa asing ke-2, ke-3 dan seterusnya akan lebih mudah.

Hal yang paling penting bagi para coder muda adalah: entrepreneurship mindset, cara pikir kewirausahaan.

Belajar Coding untuk Berinovasi dan Tumbuh

Kelas coding menciptakan peluang ekonomi melalui pengembangan generasi muda-mudi dengan cara pikir kewirausahaan, yang memiliki alat yang dibutuhkan untuk mencapai sukses dalam dunia teknologi. Cara pikir kewirausahaan adalah suatu cara berpikir yang menginformasikan cara kamu dalam menyelesaikan masalah.

Mindset ini berfokus pada menghadapi tantangan, sangat berani, belajar dari kegagalan dan mencoba kembali. Goal-nya adalah berinovasi – menciptakan ide gila, lalu mencoba mewujudkannya. Melalui mindset ini, kamu akan mengalami pertumbuhan dengan cepat.

Dalam prakteknya, berarti coding bukanlah tujuan akhir. Coding digunakan untuk memberikan sebuah pengertian yang lebih dalam terhadap pemecahan masalah. Coding itu kacau, rumit dan merupakan lingkungan ideal bagi kalangan muda untuk menumbuhkan cara pikir kewirausahaan. Yang penting dalam proses ini adalah coding mengajarkan cara mencoba dan gagal (dan mencoba dan gagal dan mencoba lagi), lalu mengambil pelajaran dari semua itu.

Pendekatan ini memampukan seorang coder untuk menggunakan keterampilannya guna mewujudkan sebuah ide menjadi hal yang bernilai. Menjadi seorang insinyur software atau programmer adalah bagus, namun jelas bahwa bukan hanya itu yang diperlukan untuk mendapat pekerjaan di abad 21.

Bahkan faktanya, beberapa pekerjaan programming sudah tergantikan oleh Artificial Intelligence.

Kecergasan dalam mempelajari keterampilan baru adalah superpower yang sesungguhnya. Untuk itu, belajar coding harus dilengkapi dengan pengembangan mindset, kegesitan pivoting, networking, bimbingan perguruan tinggi dan manajemen keuangan yang berjalan berbarengan dengan 200 jam mengcoding.

Pemahaman tentang norma profesionalisme dalam budaya dan perilaku akan menyediakan keterampilan penting bagi jalur karir apapun yang dipilih seorang siswa/siswi. Cara pikir kewirausahaan mendukung kemandirian dan kegigihan, terlepas dari apakah mereka akan terus mempelajari ilmu komputer.

Realita dalam Belajar Coding

Dikutip dari tulisan Cecily Carver di freecodecamp.org, ada 7 realita yang akan kamu temui saat belajar keterampilan ini, yaitu:

Tujuan menentukan kecerdasan

Kamu ingin mengcoding apa siy? Website? Game? Mobile apps? Startup yang bikin kaya? Seni interaktif?

Atau cuma ingin membuktikan bahwa kamu cukup cerdas untuk mendapatkan pekerjaan orang cerdas? Atau bahkan karena ingin segera mengotomatisasikan tugas yang membosankan, agar kamu bisa gabut?

Kalau cuma ingin belajar coding tanpa ide yang jelas tentang jenis program yang akan ditulis, dan bagaimana program itu bisa membawa perubahan yang baik bagi masyarakat, maka belajar coding bakal cuma bikin kamu frustasi.

Skill biasa

Coding bukan mantra ajaib. Sama saja dengan belajar menulis literatur, ada tata bahasa dan kosa kata yang harus dikuasai. Yang nantinya membedakan antara pointer dan rekursi adalah tingkat manfaat ide dibalik sebuah coding.

Tidak langsung berhasil

Terjadi pada programmer pemula maupun berpengalaman, coding pertama sering mengalami kesalahan. Namun yang berpengalaman tahu bahwa selalu ada alasan logis di balik setiap kesalahan, dan pasti bisa diperbaiki. Butuh kesabaran dan kegigihan tingkat tinggi.

Pasti ada yang nyalahin

Saat mengerjakan coding bersama team, akan selalu ada rekan yang menyalahkan keputusanmu. Kadang mereka benar, kadang tidak, perlu diinvestigasi hingga fakta sebenarnya terungkap, sehingga bisa menjadi pelajaran bermanfaat bagi semua pihak, bukan soal menang kalah.

Makin user friendly, makin dianggap KW

Akibat semakin mudahnya penggunaan bahasa pemrograman, keterampilan coding jadi makin pasaran, sehingga banyak programmer dicap ‘bukan programmer sejati’. Jangan dipusingkan, jalan terus, dan bangunlah sebuah code yang kamu yakini manfaatnya.

Mengkhawatirkan predikat geek malah bikin code runyam

Seberapapun geek-nya gayamu, nggak akan ada kaitannya dengan tingkat kemampuan coding-mu. Jadi jangan buang-buang energi untuk penampilan ya.

Berpegang pada motivasi, bukan metode

Yang perlu kamu pegang teguh adalah kecerdasan dan ketekunan dalam membuat code, sehingga apapun metode coding-nya, hasilnya super smart!

Jangan abaikan passionmu untuk belajar coding. Segera realisasikan takdirmu sebagai coder jenius Indonesia. Jangan tunda juga pengembangan kinerja portfolio investasimu.

Pilih platform investasi yang efisien, efektif serta berintegritas seperti Ajaib, yang memungkinkan investasi saham dan reksa dana sekaligus dalam 1 aplikasi, biaya beli saham s/d 50% lebih murah, dan daftar 100% online tanpa biaya minimum.

Ajaib adalah pilihan super smart bagi investor Milenial karena terdaftar resmi dan diawasi oleh OJK juga IDX, serta mendapat penghargaan dari Asia Forbes, Fintechnew Singapore, Dunia Fintech dan Top 10 Startups from Y Combinators TechCrunch.

Artikel Terkait