Ekonomi

Bagaimana Cara Mengetahui Comparative Advantage Tiap Negara?

Sumber: Pixabay

Ajaib.co.id – Suatu negara bisa mendapat manfaat bila memiliki comparative advantage. Namun, setiap negara memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) yang berbeda dengan negara lain. Lantas, bagaimana mengetahui suatu negara memiliki comparative advantage?

Comparative advantage merupakan sebuah teori. Teori ini dicetuskan oleh seorang pakar ekonomi bernama David Ricardo. Teori comparative advantage merupakan penyempurnaan dari teori keunggulan mutlak atau absolut (absolute advantage) oleh Adam Smith.

Menurut Adam Smith, suatu negara memiliki absolute advantage bila negara tersebut berhasil memanfaatkan lebih sedikit sumber daya untuk memproduksi komoditas. Keunggulan absolut dapat berasal dari kekayaan alam yang melimpah di suatu negara. 

Negara Arab Saudi, misalnya, tak memerlukan teknologi mutakhir untuk ‘mengangkat’ minyak bumi yang terkandung di dalam wilayahnya. Beda halnya dengan sejumlah negara lain yang memerlukan eksplorasi yang cukup besar dan teknologi mahal untuk pengeboran minyak. Hal ini karena negara-negara tersebut memiliki kandungan minyak bumi yang sedikit. 

Amerika Serikat (AS), contoh lainnya, memiliki sejumlah lahan pertanian terkaya di dunia. Hal ini membuat AS lebih mudah untuk menanam jagung dan gandum daripada di banyak negara lain. Kemudian, Cili dan Zambia memiliki beberapa tambang tembaga terkaya di dunia. Singkatnya, banyak negara yang memiliki keunggulan absolut. 

Namun, perdagangan internasional tak melulu melibatkan keunggulan absolut yang dimiliki oleh suatu negara. Perdagangan internasional sangat mungkin terjadi dengan melibatkan negara-negara yang memiliki keunggulan komparatif masing-masing. Keuntungan pun bisa diraih oleh tiap negara yang terlibat di dalamnya.

Pada dasarnya, teori comparative advantage menyatakan, suatu negara masih dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan dengan negara lain meski negara tersebut kurang efisien dalam memproduksi komoditas. Negara yang kurang efisien ini cenderung menerapkan spesialisasi dalam produksi.

Kemudian, negara tersebut akan mengekspor komoditas yang memiliki kerugian absolut yang lebih kecil. Selain itu, negara tersebut cenderung akan mengimpor komoditas yang memiliki kerugian absolut lebih besar. Dengan begitu, keunggulan komparatif akan diterima oleh negara tersebut. 

Keunggulan komparatif dapat didasarkan pada nilai tenaga kerja. Maksudnya, nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang dibutuhkan dalam produksi produk tersebut.

Menurut teori ini, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi pada produk. Tujuannya untuk mencapai produksi yang lebih efisien. Sebagai ilustrasi, bisa dilihat pada contoh di bawah ini.

Lamanya waktu untuk memproduksi 1 kilogram garam dan 1 meter tripleks di Indonesia dan Vietnam 

NegaraProduksiProduksi
Tripleks1 kg1 m
Indonesia3 hari kerja4 hari kerja
Vietnam6 hari kerja5 hari kerja

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki keunggulan absolut dari Vietnam, baik dalam memproduksi garam maupun tripleks. Merujuk teori keunggulan absolut-nya Adam Smith, hanya Indonesia yang bisa mengekspor garam dan tripleks ke Vietnam. 

Namun, hal ini tak berlaku sepenuhnya jika merujuk teori comparative advantage-nya David Ricardo. Menurut teori ini, perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua negara masih bisa terwujud meski Indonesia memiliki keunggulan absolut pada garam dan tripleks. Syaratnya adalah masing-masing negara mampu melakukan efisiensi dari segi biaya atau tenaga kerja. 

Perbandingan biaya 1 kilogram garam 1 meter tripleks:

Indonesia : Vietnam 3/6 hari kerja 4/5 hari kerja

Vietnam : Indonesia 6/3 hari kerja 5/4 hari kerja

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibanding tenaga kerja Vietnam dalam produksi 1 kilogram garam (3/6 hari kerja atau 1/2 hari) daripada produksi 1 meter tripleks (4/5 hari kerja). 

Hal tersebut akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi pada produksi garam dan mengkespornya ke Vietnam. Sebaliknya, tenaga kerja Vietnam ternyata lebih efisien dibanding tenaga kerja Indonesia dalam memproduksi 1 meter tripleks (5/4 hari kerja) daripada produksi 1 kilogram garam (6/3 hari atau dua hari). Hal tersebut akan mendorong Vietnam melakukan spesialisasi pada produksi tripleks dan mengekspornya ke Indonesia. 

NegaraProduksi setiap tenaga (kerja per hari)Produksi setiap tenaga (kerja per hari)
Indonesia1/3 kg1/4 m tripleks
Vietnam1/6 kg1/5 m tripleks

Lalu, berdasarkan data di atas, dapat diketahui perbandingan produktivitas tenaga kerja antara Indonesia dan Vietnam. Tenaga kerja Indonesia lebih produktif dibanding tenaga kerja Vietnam dalam produksi garam (6/3) daripada produksi tripleks (5/4). Hal tersebut akan mendorong Indonesia untuk melakukan spesialisasi pada produksi garam dan mengekspornya ke Vietnam. Sebaliknya, tenaga kerja Vietnam lebih produktif dibanding tenaga kerja Indonesia dalam produksi tripleks (4/5 meter) daripada produksi garam (3/6). Hal tersebut akan mendorong Vietnam untuk melakukan spesialisasi dan mengekspornya ke Indonesia.

Jadi, comparative advantage sangat mungkin diterapkan dalam perdagangan internasional. Perdagangan internasional sendiri memiliki beberapa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat.

Bagi negara-negara yang terlibat, misalnya, perdagangan internasional dapat meningkatkan devisa. Selain itu, perdagangan internasional juga bisa memperluas lapangan kerja di negara-negara yang terlibat dan sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakatnya.

Tak hanya negara, perdagangan internasional juga dapat membawa manfaat bagi badan usaha atau korporasi yang terlibat di dalamnya. Perluasan pasar, contohnya, dapat dinikmati oleh korporasi. Perluasan pasar ini pun dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan laba korporasi yang sekaligus berpotensi meningkatkan kesejahteraan karyawannya.

Yang terpenting dalam perdagangan internasional adalah adanya kesepakatan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kesepakatan ini bermuara pada tujuan sama, yakni mencapai keuntungan bersama

Sumber: Teori Keunggulan Komparatif dan Absolute and Comparative Advantage, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait