Investasi

Aset Lancar, Makin Penting Dimiliki Saat Pandemi

Ajaib.co.id – Pandemi COVID-19 telah berdampak kepada berbagai sektor. Sektor ekonomi, misalnya, mengalami dampak serius akibat pandemi COVID-19. Perubahan lanskap pasar tenaga kerja hingga proyeksi peningkatan jumlah pengangguran sudah di depan mata. Oleh sebab itu, perlu langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi ancaman-ancaman nyata tersebut. Aset lancar bisa menjadi salah satu langkah antisipasi tersebut.

Apa sih yang dimaksud dengan aset lancar itu? Aset lancar sering disebut pula sebagai aktiva lancar (current assets). Pada neraca, pencatatan aset lancar dipisahkan dengan aktiva tidak lancar (fixed asset).

Aset lancar adalah jenis aktiva yang paling likuid. Artinya, aset lancar merupakan aset yang paling cepat dan mudah untuk dikonversi menjadi uang tunai. Biasanya, pemilik aset ini dapat mengonversikannya menjadi uang tunai dalam waktu tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus akuntansi. Singkatnya, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika si pemiliknya membutuhkan sewaktu-waktu. 

Beberapa contoh current assets antara lain sebagai berikut:

Uang Tunai

Uang yang ada di dompet kamu, di dalam celengan, di bawah kasur, di lemari besi, atau tempat-tempat lainnya adalah current assets yang paling lancar. Aset ini paling mudah dan cepat digunakan untuk membelanjakan keperluan hidup sehari-hari.

Tabungan

Tabungan juga termasuk current assets. Biasanya, tabungan kamu di bank disebut dengan aset setara kas. Bagaimana dengan uang kamu di platform payment gateway, dompet digital, e-money dan sejenisnya? Itu semua juga termasuk aset lancar milik kamu. Lalu, bagaimana pula dengan tabungan berjangka dan deposito? Tabungan berjangka sebenarnya juga cukup mudah dikonversi atau dicairkan.

Namun, kamu harus mempertimbangkan nilai penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya. Lain halnya dengan deposito yang biasanya berjangka waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun. Kamu bisa memasukkan deposito ke dalam jenis current assets. Tapi, manfaat ‘real’-nya setidaknya baru akan bisa kamu rasakan dalam waktu satu tahun ke depan.

Cek, Wesel, dan Lainnya yang Belum Diuangkan

Cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat juga termasuk aset lancar. Kamu, misalnya, mendapatkan hibah dalam bentuk cek. Kamu memutuskan untuk tidak mencairkannya sampai sekarang karena alasan tertentu. Cek ini pun termasuk dana yang siap pakai. Namun, masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.

Logam Mulia

Saat ini, emas semakin ‘naik daun’. Penyebabnya adalah harganya yang terus menunjukkan kenaikan. Logam mulia atau emas, terlebih yang berbentuk batangan dan bersertifikat, termasuk dalam jenis aset lancar. Logam mulia termasuk mudah dijual atau digadaikan untuk mendapatkan uang tunai.

Investasi Jangka Pendek

Kamu memiliki investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun? Jika ya, selamat, kamu memiliki jenis current assets lainnya. Sejumlah investasi jangka pendek antara lain adalah reksa dana pasar uang. Menariknya, nilai investasi reksa dana tidak terpengaruh oleh suku bunga.

Surat utang dengan jatuh tempo beberapa bulan ke depan juga dapat dimasukkan ke dalam jenis current assets. Yang penting, jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Salah satu sumber current assets lainnya adalah bunga yang diterima hingga beberapa bulan mendatang.

Gaji Bulanan

Bagi kamu yang memiliki gaji atau upah rutin bulanan, maka penghasilanmu ini juga termasuk dalam current asset. Tambah pula, berbagai tunjangan yang menyertainya, seperti Tunjangan Hari Raya (THR) ataupun bonus-bonus yang memang sudah direncanakan.

Penghasilan Tambahan Lain

Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji atau upah, maka penghasilan tersebut bisa dimasukkan ke dalam aset lancar. Asalkan sumber penghasilan tadi bisa kamu terima atau nikmati dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sejumlah contoh sumber penghasilan lain adalah iuran atau biaya sewa indekos milik kamu. Bila tidak ada tunggakan dari si penyewa, maka indekos bisa kamu tambahkan sebagai aset lancar. 

Mengapa seseorang sangat dianjurkan memiliki aset lancar, terutama di masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19 saat ini? Sebelum membahas jawabannya, ada baiknya menelaah data terkini. 

Pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32%. Sebelumnya, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97% pada kuartal I 2020. Angka ini turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02% pada periode yang sama tahun 2019.

Dari data di atas, jelas terlihat melemahnya kondisi ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional yang menurun tentu sangat berkaitan dengan kondisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Tambah pula, tidak ada yang bisa memprediksi secara presisi kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.

Sebagian masyarakat sudah terdampak pandemi COVID-19 dari sisi ekonomi. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pemotongan gaji, penghapusan bonus dan sebagainya adalah sebagian contoh dampak tersebut. Dampak negatif pandemi COVID-19 seakan-akan tak pandang bulu.

Perusahaan besar atau kecil, mapan atau startup, berskala nasional atau internasional, bisa dan telah terkena dampaknya. Kondisi ini bisa bertambah buruk dan berkepanjangan seiring belum melandainya kurva pandemi COVID-19.

Maka, penting untuk memeriksa dan memastikan aset-aset lancar apa saja yang kamu miliki. Kamu tidak akan tahu kapan membutuhkan current assets yang perlu dikonversi menjadi fresh money guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 

Tapi ingat, aset lancar memiliki perputaran yang cepat pula. Perputarannya yang cepat mengakibatkan manfaat aset lancar juga cepat habis. Jadi, kamu juga harus bijak dan cermat untuk memanfaatkan aset lancar yang kamu miliki.

Sumber: Bisa Dicoba, Cara Diversifikasi Aset Saat Pandemi, Jenis-Jenis Aktiva dalam Akuntansi yang Harus Anda Ketahui!, dan 7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait