Ajaib.co.id – PT Mulia Industrindo Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distributor dari produk anak perusahaan. Perusahaan yang memiliki kode saham MLIA ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 1990.
Adapun beberapa anak perusahaan yang dimaksud meliputi PT Muliaglass dan PT Muliakeramik Indahraya dengan produk berupa loat glass, glass container, glass block, safety glass, serta floor dan wall ceramic tile.
MLIA memiliki fasilitas manufaktur yang berada di wilayah Bekasi. Mayoritas saham MLIA saat ini dipegang oleh PT. Eka Gunatama Mandiri dengan jumlah 41,45 persen kepemilikan. Saham MLIA mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 1994 dengan harga penawaran sebesar Rp3.800 per lembar saham.
Saat ini pergerakan harga saham MLIA sedang naik di angka Rp915 per lembar saham pada penutupan perdagangan 30 April 2021, walaupun harga sahamnya saat ini berada di bawah harga penawaran.
Lalu, apakah saham MLIA layak untuk dikoleksi? Oleh karena itu, ketahui dulu fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis apa yang bakal dilakukan kedepannya melalui bedah kinerja saham MLIA berikut.
MLIA Catatkan Kinerja Kurang Memuaskan di Semester I Tahun 2020
Kinerja emiten produsen kaca MLIA, di semester I tahun 2020 kurang memuaskan. Berdasarkan laporan keuangan MLIA, perseroan hanya bisa mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp1,74 triliun yang turun 7,94 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun. Hal ini dipicu oleh penurunan penjualan di berbagai wilayah mayoritas, kecuali Amerika dan Eropa.
Untuk penjualan dalam negeri mengalami penurunan sebesar 10 persen menjadi Rp1,26 triliun. Diikuti dengan penjualan ke Asia, Australia, hingga Afrika. MLIA juga harus mencatatkan rugi bersih hingga Juni 2020 sebesar Rp 44,99 triliun, berbanding terbalik dengan catatan laba bersih di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp75,01 miliar.
Pihak MLIA menyampaikan bahwa penurunan kinerja disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat penjualan ekspor tertekan sekitar 7 persen hingga 8 persen.
Walau Belum Konsisten, Kinerja Keuangan MLIA dalam 5 Tahun Terakhir Tampak Positif
Terlepas dari kondisi pandemi, kinerja keuangan MLIA dalam 5 tahun terakhir terpantau cukup positif. Di satu sisi, pendapatan perseroan masih belum konsisten untuk tumbuh. Begitu juga dengan raihan laba, bahkan MLIA sempat mencatatkan kerugian di tahun 2015. Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam triliun rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Penjualan bersih | 3.887.075 | 5.576.944 | 6.277.136 | 5.793.738 | 5.713.989 |
Laba kotor | 940.521 | 1.070.026 | 1.132.214 | 954.520 | 953.705 |
Laba rugi tahun berjalan | 126.773 | 189.082 | 47.534 | 9.040 | -155.911 |
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kinerja keuangan MLIA dalam 5 tahun terakhir tampak positif. Walaupun dari sisi penjualan mulai turun sejak tahun 2018 dan 2019. Sementara untuk raihan laba cukup konsisten, dari rugi di tahun 2015 kemudian konsisten meningkat hingga di tahun 2019 kembali turun.
Hal tersebut tentu disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Mulai dari harga gas industri yang mengalami lonjakan tajam karena nilai tukar rupiah terdepresiasi oleh dollar AS. Mengingat, pengolahan bahan baku yang dilakukan untuk memproduksi keramik hanya bisa menggunakan gas sehingga perseroan tidak memiliki pilihan lain.
Permasalahan ini juga menyebabkan harga jual keramik menurun di tahun 2015 sehingga mempengaruhi kinerja keuangan MLIA di tahun tersebut. Sementara untuk penurunan laba di tahun 2019 disebabkan oleh pendapatan yang menurun. Penurunan ini merupakan imbas dari MLIA yang sudah tidak lagi menjual keramik di tahun tersebut.
Di tahun 2019, perseroan hanya mengandalkan penjualan di segmen kaca lembaran, gelas, dan botol. Ditambah penjualan kaca lembaran melalui ekspor ke pasar China sedang menurun. Dengan begitu, laba bersih MLIA harus terkikis 32,95 persen dibanding tahun sebelumnya. Walaupun begitu, jika dilihat dari rasio keuangannya, kondisi bisnis MLIA di tahun 2019 masih terbilang sehat.
Adapun data yang mengacu pada ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | 0,8% |
ROE | 1,8% |
NPM | 3,3% |
CR | 125,3% |
DER | 127% |
Prospek Bisnis MLIA Kedepannya
Memasuki tahun 2021, PT Mulia Industrindo Tbk dengan kode saham MLIA ini memiliki sejumlah strategi bisnis yang bakal diterapkan. Salah satunya adalah prospek bisnis kaca lembaran di tahun 2021 yang bakal tetap stabil seperti tahun lalu. Pihak MLIA sendiri optimis dengan pertumbuhan penjualan sebesar 7 persen YOY yang mampu diraih tahun ini.
Di mana, produksi tetap berjalan dengan kapasitas maksimum dengan target penjualan mencapai Rp4,1 triliun. Selain itu, MLIA juga telah menambah kapasitas produksi yang akan membuat penjualan ikut naik di sepanjang tahun 2021. Penambahan kapasitas produk tersebut tentu akan menambah jumlah produksi untuk segmen botol sebesar 32 persen dan glass block sebesar 41 persen.
Tahun lalu, MLIA sendiri merampungkan penambahan kapasitas produksi botol menjadi 140 ton per hari serta glass block menjadi 75 ton per hari. Menurut pihak MLIA sendiri target dan produksi sudah mulai berjalan sampai saat ini. Sementara itu, dengan bertambahnya kapasitas produksi, proses distribusi juga sudah dianggap beres.
Dengan proses distribusi glass block yang telah tersebar di hampir setiap provinsi di Indonesia. Sementara untuk pasar botol, perseroan juga memiliki pelanggan yang cukup, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk memenuhi target yang sudah dipersiapkan tersebut, perseroan menyiapkan belanja modal atau capex mencapai Rp150 miliar.
Di mana, capex nantinya akan digunakan untuk modernisasi mesin maupun peralatan pabrik. Ditambah dengan adanya pembelian moulding botol maupun glass block sehingga penunjang prasarana dapat terpenuhi secara aman. Hal tersebut yang nantinya juga menunjang perseroan untuk meraih target bisnis di tahun 2021.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.