Ajaib.co.id – Sudah tidak perlu diragukan lagi ya bahwa saham GGRM bergerak di bidang apa? PT Gudang Garam Tbk (kode saham GGRM) merupakan salah satu perusahaan rokok yang terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Sampai saat ini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun pasar mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi.
Produk yang dihasilkan oleh Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, seperti sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).
Perusahaan ini mengawali bisnis dengan industri rumahan, hingga kini telah tumbuh dan berkembang seiring tata kelola perusahaan yang berlandaskan pada filosofi Catur Dharma. Nilai-nilai tersebut merupakan panduan perusahaan dalam tata laku dan kinerja perusahaan bagi karyawan, pemegang saham, serta masyarakat luas.
Gudang Garam (GGRM) melakukan penawaran umum saham gudang garam kepada publik (IPO) pertama kali pada 27 Agustus 1990. Dengan penawaran saham sebanyak 57.807.800 lembar.
Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
Berikut ini ringkasan kinerja dalam 4 tahun terakhir.
Komponen Laba | Q2 2024 | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 |
Total Pendapatan | 23,75 triliun | 118,95 triliun | 124,68 triliun | 124,88 triliun | 114,47 triliun |
Laba Kotor | 2,27 triliun | 14,59 triliun | 11,09 triliun | 14,27 triliun | 17,38 triliun |
Laba Bersih | 329,94 miliar | 5,32 triliun | 2,77 triliun | 5,60 triliun | 7,64 triliun |
Total Aset | 87,74 triliun | 92,45 triliun | 88,56 triliun | 89,96 triliun | 78,19 triliun |
Total Liabilitas | 25,95 triliun | 31,58 triliun | 30,70 triliun | 30,67 triliun | 19,66 triliun |
Total Ekuitas | 61,78 triliun | 60,86 triliun | 57,85 triliun | 59,28 triliun | 58,52 triliun |
Dilansir dari CNBC Indonesia, GGRM mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp925,51 miliar sepanjang semester I-2024, anjlok 71,85% dari sebelumnya sebesar Rp3,28 triliun pada periode yang sama tahun 2023 lalu.
Laba per saham juga turun menjadi Rp481 per 30 Juni 2024, dari sebelumnya mencapai Rp 1.709 per akhir Juni 2023. Penurunan laba ini dipicu melemahnya pendapatan menjadi Rp50,01 triliun di paruh pertama tahun ini. Pada semester I-2023, emiten produsen rokok yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini mencatatkan pendapatan Rp55,85 triliun.
Pendapatan dan penjualan GGRM didominasi dari pendapatan rokok sebesar Rp49,44 triliun. Kemudian disusul dari pendapatan kertas karton sebesar Rp472,63 miliar dan penadatan lainnya Rp103,40 miliar.
Sedangkan biaya pokok pendapatan juga berkurang menjadi Rp44,95 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp47,91 triliun di enam bulan pertama 2023.
GGRM pun tak mampu menahan laba bruto yang harus turun ke posisi Rp5,06 triliun di Januari-Juni 2024, turun dari raihan laba bruto semester I-2023 sebesar Rp7,93 triliun.
Dari sisi top line, total aset GGRM pada semester I-2024 ini sebesar Rp87,74 triliun atau menurun 5,09% jika dibandingkan ada akhir Desember 2023. Sementara total ekuitas GGRM naik tipis 1,5% menjadi Rp61,78 triliun dan total liabilitas turun 17,8% menjadi Rp25,95 triliun.
Penurunan kinerja ini juga dapat dilihat dari rasio saham GGRM di Q2-2024. Di mana, pada periode ini, ROA dan ROE saham GGRM anjlok di angka 0,42% dan 0,53%.
Rasio | Q2 2024 | Q2 2023 | Q2 2022 | Q2 2021 |
Return on Equity (RoE) | 0,53% | 2,31% | -0,07% | 0,90% |
Return on Assets (RoA) | 0,42% | 1,60% | -0,07% | 0,72% |
Gross Profit Margin (GPM) | 10,13% | 14,2% | 8,33% | 10,8% |
Operating Profit Margin (OPM) | 2,81% | 8,11% | 2,26% | 4,93% |
Net Profit Margin (NPM) | 1,85% | 5,89% | 1,55% | 3,81% |
Current Ratio (CR) | 210,23% | 209,56% | 204,07% | 312,77% |
Debt to Equity Ratio (DER) | 42% | 44% | 50% | 31% |
Track Record Pembagian Dividen Saham GGRM
Pembagian dividen menjadi salah satu pertimbangan yang perlu diketahui calon investor sebelum menanamkan modalnya ke dalam suatu emiten. Saham GGRM termasuk salah satu emiten saham yang rajin memnagikan saham setiap tahunnya.
Sepuluh tahun terakhir, saham GGRM hanya berhenti membagikan dividen 1 kali yaitu pada tahun 2020. Meski begitu, saham ini rutin membagikan saham selama sepuluh tahun terakhir, dan kembali absen membagikan dividen di 2024.
Tahun Dividen | Dividen | Jenis | Imbal Hasil |
---|---|---|---|
2023 | 1200 | Tahunan | 4,32% |
2022 | 2250 | Tahunan | 7,10% |
2021 | 2600 | Tahunan | 6,47% |
2019 | 2600 | Tahunan | 3,32% |
2018 | 2600 | Tahunan | 3,77% |
2017 | 2600 | Tahunan | 3,20% |
2016 | 2600 | Tahunan | 3,78% |
2015 | 800 | Tahunan | 1,69% |
2014 | 800 | Tahunan | 1,47% |
2013 | 800 | Tahunan | 1,72% |
2012 | 1000 | Tahunan | 1,71% |
2011 | 880 | Tahunan | 1,68% |
Keputusan absen bagi dividen tahun buku 2023 diambil perseroan lewat hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 pada 28 Juni 2024 lalu. Setelah mengumumkan tidak membagi dividen, saham GGRM landai. Pasar merespons negatif terhadap sejumlah kinerja fundamental emiten rokok dengan kapitalisasi Rp33,53 triliun ini.
Prospek Saham GGRM di Tengah Batalnya Kenaikan Cukai
Dilansir dari Bisnis.com, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani menyampaikan sampai dengan akhir pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang telah diketok pada pekan lalu, pemerintah belum akan menaikkan tarif cukai rokok.
Meski tidak ada penyesuaian, pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan alternatif lainnya dengan menyesuaikan harga jual di level industri.
Batalnya kenaikan cukai membuat prospek emiten rokok WIIM, GGRM hingga HMSP diramal moncer beberapa waktu ke depan seiring adanya sentimen pembatalan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Dilansir dari Bisnis.com, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pembatalan penerapan CHT tahun depan kemungkinan akan ikut memperbaiki kinerja fundamental sejumlah emiten rokok.
Nafan memperkirakan, kinerja saham emiten rokok di pasar modal bakal tetap cair tahun depan dengan sentimen CHT kali ini. Nafan memberikan rekomendasi accumulative buy untuk emiten PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dengan target harga Rp17.000 per lembar dan Rp18.875 per lembar. Adapun, level support berada di angka Rp15.525 per lembar.
Kendati demikian, PT Kiwoom Sekuritas Indonesia cenderung memberikan rekomendasi netral untuk emiten rokok kendati tarif CHT batal diterapkan tahun depan. Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan masih ada potensi peralihan konsumsi rokok ke produk yang lebih murah di tengah kemungkinan harga rokok yang mahal tahun depan.
Selisih harga jual eceran (HJE) saat ini antara rokok SKM tier 1 dan tier 2 cukup besar hingga mencapai 64%, sehingga membuat produk yang lebih murah lebih menarik bagi konsumen. Jika penyesuaian HJE tidak dapat mempersempit kesenjangan harga tersebut, maka downtrading kemungkinan akan tetap berlangsung.
Mulai Investasi di Ajaib Sekarang!
Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, obligasi, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.
Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.