Milenial

Sepenting Apakah Menggunakan Barang Branded Buat Kamu?

Barang branded

Ajaib.co.id – Sejumlah produk yang dirilis oleh merek ternama, seperti Louis Vuitton, Supreme, Hermes, Gucci, Chanel, Saint Laurent, dan sebagainya seringkali memikat banyak orang. Mulai dari tas, baju, jam tangan, sepatu, hingga aksesoris pun diburu jika itu berasal dari salah satu brand besar dunia. Bahkan ada orang yang sampai tahu banget semua barang branded sampai bagaimana pelafalannya.

Seorang teman pernah berkata, “tak masalah sekali-kali kamu membeli barang-barang bermerek jika memang mampu dan tertarik”. Sebab ada kepuasan dan kebanggan tersendiri bisa membeli suatu barang yang di idam-idamkan. Meskipun barang tersebut hanya dipakai pada momen-momen tertentu tapi banyak yang beranggapan barang mewah tersebut mampu menaikkan status sosial atau membuat penampilan jadi lebih menarik.

Gaya hidup kaum sosialita memberikan pemandangan yang ‘bening’ ketika menenteng tas berlabel branded. Namun, bagi mereka gaya hidup kaum sosialita tak lagi sekedar demi penampilan semata? Benarkah?

Mengenal Istilah Branded

Sebelum membahas alasan menggunakan barang branded, sudah taukah kamu apa itu branded? Branded berasal dari kata BRAND yang jika diartikan dalam 1 kata adalah karakter. Namun, brand di sini digunakan sebagai pengganti kata MEREK, sehingga kata BRANDED dalam frasa kata Tas branded atau baju branded berarti BERMEREK.

Apa Alasan Orang Memakai Barang Branded?

Tak ada yang melarang seseorang menggunakan barang branded mulai dari atas kepala hingga kaki. Entah itu untuk dikoleksi atau fanatik terhadap suatu brand tertentu. Bagi sebagian orang yang memiliki dana tak terbatas tentu tidak akan sulit membeli barang-barang bermerek dengan harga selangit.

Disisi lain, ada beberapa alasan seseorang menyukai barang-barang bermerek. Pertama, mereka yang memiliki barang-barang super premium seringkali digambarkan sebagai orang dengan status sosial yang tinggi.

Hal ini yang membuat kebanyakan orang seakan berlomba-lomba untuk untuk memperoleh kekayaan untuk bisa membelanjakan uangnya demi barang branded agar status sosialnya lebih dipandang. Bahkan ada orang yang memilih berteman dengan orang kaya demi sebuah status di masyarakat.

Beberapa orang percaya jika status sosialnya meningkat mendorong mereka untuk lebih percaya diri. Pada saat orang lain terkesan dengan penampilan seseorang yang mengenakan barang bermerek akan membangkitkan rasa percaya dirinya. Dengan kesan yang ditunjukkan orang lain seseorang akan merasa keberadaannya diakui.

Kemudian banyak orang menilai membeli barang branded dengan harga mahal akan setara dengan kualitasnya. Istilahnya ada harga, ada kualitas! Memang anggapan ini betul karena material yang digunakan, cara pembuatannya, desain, kualitas kontrolnya sangat baik sehingga memberi dampak pada tingkat ketahanan dan keawetannya.

Mungkin ada teman kamu yang berkata “lebih baik beli barang brand terkenal sekalian tapi awetnya tahan lama.”

Sekedar Gengsi atau Investasi?

Beragam barang bermerek, misalnya tas dianggap segelintir orang bisa jadi sebuah investasi. Harga jual tas branded dikatakan bisa meningkat sekitar 30% setiap tahun. Sedangkan harga second-nya saja naik sekitar 20% dari harga beli tiga sampai lima tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang-orang kaya atau selebritis mengoleksi tas-tas premium dengan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah. Contohnya saja, selebriti dunia Victoria Beckham yang rela menghabiskan Rp23,7 miliar untuk satu tas Hermes yang bertabur berlian.

Ada pula Hermes Birkin menggunakan kulit buaya berwarna pink pada bagian eksteriornya yang dijual Rp2,3 miliar di balai pelelangan Christie di Hong Kong. Lalu tas Hermes Himalayan Nilo Crocodile Birkin lengkap dengan 200 buah berlian 8,2 karat seharga Rp3,2 miliar.

Lalu apa yang menjadikan suatu barang mewah bisa menjadi investasi menguntungkan? Menurut pakar barang-barang mewah, sejumlah produk mahal tersebut punya kualitas yang tidak diragukan sehingga membuat orang rela antri untuk membelinya, meskipun barang tersebut bukan barang baru alias bekas.

Apalagi sekarang ini banyak balai pelelangan yang menilik pasar dari koleksi rumah mode atau desainer, mulai dari tas tangan, gaun couture dan juga perhiasan. Dari tahun ke tahun peminat terhadap suatu barang branded untuk diinvestasikan semakin tinggi.

Walaupun begitu, tidak semua barang bermerek bisa dianggap sebagai investasi karena nilai barang konsumsinya yang selalu turun tiap tahun. Ada beberapa hal barang premium tersebut bisa dijadikan investasi, yaitu:

  1. Harga barang branded bisa mengalami kenaikan setelah belasan hingga puluhan tahun. Terlebih jika produksi barang tersebut terbatas (limited edition), pada waktu tertentu harganya bisa naik dua kali lipat. Berbeda dengan investasi berupa tanah atau properti.
  2. Kualitas pendidikan dan kemampuan ekonomi seseorang juga berpengaruh terhadap nilai suatu barang dengan brand tertentu. Mereka akan lebih memberikan apresiasi lebih dari sisi estetika dan historisnya.
  3. Berinvestasi pada barang merek tertentu tergantung pada desain dari produk tersebut. Desain yang unik dan terbatas memberikan nilai lebih sehingga layak untuk dijadikan investasi.

Pentingkah Membeli Barang Branded?

Penting atau tidaknya membeli barang branded tergantung pada masing-masing pribadi orang. Namun, satu hal yang pasti barang-barang premium itu punya kualitas sangat baik. Meskipun demikian, bukan berarti barang-barang yang tidak branded kualitasnya buruk.

Brand lokal sekarang hampir sama kualitasnya dengan produk branded, namun sayangnya masih sedikit masyarakat yang melirik produk buatan dalam negeri. Kebanyakan alasan mereka enggan untuk membeli produk negeri sendiri adalah karena harganya mahal. Kalau memang kamu khatam dengan suatu kualitas barang, pasti istilah ada harga, ada kualitas tidak membuat kamu ragu membeli barang lokal.

Akan tetapi semua kembali lagi pada kemampuan ekonomi masing-masing. Tidak perlu memaksakan diri untuk membeli. Kalau kamu perhatikan, barang branded itu umumnya sangat melekat dengan produk fashion.

Tren fashion akan selalu berubah setiap tahunnya, dan kalau kamu mengikuti tren tersebut tapi tidak diimbangi dengan kemampuan finansial kamu, akan berdampak buruk bagi Kesehatan keuangan di masa depan. Kecuali kamu orang kaya atau anak konglomerat yang kekayaannya tidak habis 7 turunan.

4 Alasan Barang Branded Mahal

Produk branded, baik dari produk lokal maupun luar negeri biasanya memiliki harga yang mahal. Tapi taukah kamu kenapa produk branded memiliki harga yang mahal? Di bawah ini adalah beberapa alasannya.

1. Harus melalui metode standarisasi harga atau keystone markup

Keystone markup seringkali diterapkan di berbagai perusahaan dengan brand ternama. Metode ini diterapkan dengan melipat-gandakan biaya produksi mencapai 50 hingga 100 persen. Bukan hanya untuk mencari keuntungan, tapi metode ini dianggap paling mudah untuk mematok harga suatu produk. Sehingga bisa berlaku secara universal di berbagai tempat.

2. Menerapkan 2 tahapan keystone markup

Untuk melakukan metode keystone markup, biasanya perusahaan akan melalui dua tahap yaitu penetapan harga ke retailer dan penetapan harga ke konsumen.

Misalnya dalam industri brand fashion, yang umumnya dibagi ke dalam dua segmen, yaitu brand dan retailerBrand lebih fokus kepada desain dan produksi. Sedangkan retailer mengelola persediaan produk yang dijual ke konsumen.

Sebelum produk sampai ke tangan konsumen, brand akan menjual produknya ke retailer. Dalam tahap ini, brand telah melipat-gandakan harga produksinya, biasanya dua kali lipat. Kemudian, ketika retailer menjualnya ke konsumen, mereka akan menjualnya dua lipat lagi.

Proses ini tidak sembarangan dan diiringi dengan berbagai analisis seperti analisis pasar untuk meninjau tingkat persaingan, menentukan produk dari brand lain yang menjadi kompetitor, dan analisis untuk menghitung total biaya produksi yang akan ditetapkan brand.

3. Produk branded berani memberi diskon hingga 50 persen

Hal inilah yang membuat produk branded berani memberikan diskon hingga 50% bahkan lebih. Potongan harga ini bisa dikatakan belum tentu merugikan pengecer atau brand yang menjual produk tersebut. Alasannya karena harga tersebut sudah melalui metode keystone markup itu tadi. 

4. Mahalnya bahan mentah bisa jadi faktor lain

Selain mahal, harga barang bermerek sering mengalami kenaikan harga. Beberapa perusahaan mengaku harus menaikkan harga produk karena biaya produksi yang terus meningkat. Apalagi ada kenaikan standar gaji karyawan.

Beberapa perusahaan juga mengaku peningkatan harga dilakukan untuk memancing konsumen, dari kalangan jetset agar tertarik membeli produk mereka. Tujuannya agar terciptanya citra eksklusif pada barang tersebut.

Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa barang bermerek harganya lebih mahal. Jadi, buat kamu yang mau membeli barang branded, coba berpikir dua kali ya. Mungkin kamu bisa membelinya sesekali. Namun, alangkah baiknya kelebihan dana yang ada dipakai untuk ditabungkan atau investasi lainnya imbal hasilnya terjamin, seperti reksa dana.

Salah satu aplikasi yang menawarkan kemudahan dalam berinvestasi reksa dana adalah Ajaib. Modal awal hanya Rp100 ribu dan jika setiap bulan kamu konsisten berinvestasi, imbal hasil yang diberikan pun sangat menguntungkan. Karena kita tak akan pernah tahu seperti apa kehidupan di masa depan.

Artikel Terkait