Pensiun

Investasi Pensiun dan 3 Alasan yang Menggagalkan

Ajaib.co.id – Generasi milenial menjadi generasi yang paling produktif dalam menciptakan tenaga kerja dibandingkan generasi Baby Boomers dan Generasi X. Sebanyak 46% dari Generasi Milenial berkontribusi sebagai tenaga kerja per 2020.

Mereka dikenal sebagai generasi yang menyukai pekerjaan tapi tetap membagi waktunya untuk menikmati hidup pribadinya. Tetapi sayangnya milenial juga dikenal cukup boros dalam urusan finansial dan lupa betapa pentingnya investasi pensiun.

Investasi pensiun merupakan salah satu hal yang dipikirkan oleh banyak orang, tetapi hanya segelintir dari mereka yang merencanakannya. Setidaknya 1 dari 3 orang dari Generasi Milenial mengatakan tidak menabung sepeserpun untuk mempersiapkan dana pensiun. Beberapa di antaranya memang menginvestasikan uang untuk dana investasi, tapi kerap kali menggunakannya untuk pengeluaran yang tidak diperlukan. 

Investasi pensiun dinilai sebagai salah satu investasi yang memiliki peran penting di kehidupan kamu dan sudah sepantasnya dilakukan di umur 20an. Namun, jika kamu baru menyadarinya dan memulainya di umur 30an, hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah hal apa yang menahan kamu hingga bisa tidak menginvestasikan uang pensiun hingga di umur 30an.

Berikut adalah beberapa alasan paling umum dalam menghindari investasi dan cara mengatasinya. 

“Aku Tidak Punya Cukup Uang untuk Investasi”

Kurangnya dana masuk sebagai daftar teratas alasan paling umum yang digunakan individu untuk menghindari investasi. Berdasarkan data dari IMS 2019, menyebutkan bahwa milenial hanya menyisihkan 10% dari total gajinya untuk investasi.

Secara hitungan matematis, angka ini tentu sangat kecil sehingga mereka merasa bahwa dana yang mereka miliki belum cukup untuk memulai investasi. 

Di satu sisi, kebutuhan hidup bulanan mengambil bagian paling besar, yaitu sekitar 51% dan pengeluaran untuk hiburan 8% di posisi ketiga di kehidupan generasi milenial. Belum lagi, pengeluaran yang mereka habiskan untuk hobi, internet, dan pembayaran utang (entah itu kartu kredit atau jasa Pay Later).

Namun, sangat tidak bijaksana jika kamu harus menunggu hingga seluruh utang lunas lalu memulai berinvestasi.

Katakanlah kamu menabung Rp1.000.000 setiap bulannya di reksa dana yang dimiliki Ajaib dengan return tahunan 6% mulai dari umur 35 dan terus berinvestasi dengan jumlah yang sama hingga umur 65 tahun, kamu baru saja menabung lebih dari Rp1.000.000.000. Tunggu hingga umur 45 tahun, tabunganmu akan senilai Rp470.000.000.  

Memilih platform investasi juga tidak memerlukan jutaan rupiah untuk bisa memulai investasi. Misalnya dengan Ajaib, salah satu platform investasi reksa dana tepercaya yang telah digunakan lebih dari 500 ribu pengguna. Kamu tidak membutuhkan uang berjuta-juta rupiah untuk bisa berinvestasi, sebab hanya dengan Rp10.000 kamu sudah bisa memulai berinvestasi dengan return yang menguntungkan.

“Aku Tidak Mengerti Apa-Apa Tentang Investasi”

Alasan umum lain untuk tidak berinvestasi sebenarnya sangat mudah diatasi: minimnya pengetahuan tentang investasi. Salah satu riset melakukan survei kepada 1.400 milenial usia 20-35 tahun di 12 kota besar untuk memahami perilaku milenial Indonesia yang menemukan bahwa kepemilikan produk investasi bagi mereka sangat terbatas dan bahkan sebanyak 60,6% responden tidak merencanakan keuangan. 

Kesadaran akan instrumen investasi bagi Generasi Milenial masih didominasi oleh investasi emas yang dianggap berisiko rendah, properti, dan di posisi ketiga adalah saham. Selain itu mereka juga cenderung menabung di pasar uang seperti deposito berjangka yang dianggap cukup aman.

Untuk bisa mengatasi alasan ini, pertimbangkan untuk membaca tentang dasar-dasar saham dan pilihan investasi. Kamu tidak perlu menjadi Warren Buffet untuk mengubah lembaran saham menjadi pusat kekayaan. Sebenarnya yang kamu butuhkan adalah sesederhana memahami tujuan investasi dan risiko yang dimiliki oleh setiap instrumen investasi untuk meminimalisasi terjadinya kerugian.

Dengan mengetahui dasar-dasar tentang investasi, kamu bisa menentukan instrumen investasi apa yang sesuai dengan dana dan profil risiko. Kamu juga bisa memilih instrumen investasi berdasarkan target jangka waktu yang ingin dicapai. Yang perlu kamu garis bawahi adalah: kamu tidak perlu menjadi ahli investasi untuk dapat berinvestasi dengan baik. 

“Aku Tidak Ingin Membayar Biaya Investasi yang Mahal”

Meskipun beberapa instrumen investasi memiliki potensi return yang tinggi, biaya administrasi dan biaya jasa dapat mengurangi return yang investor dapatkan. Misalnya, selama 20 tahun, seorang investor yang melakukan investasi untuk pensiun harus membayar 1% biaya tahunan maka total keuntungan mereka dikurangi Rp446.352.000 dari total asumsi investasi senilai Rp14.878.400.000. 

Ketika kamu melihat dari sudut pandang tersebut, mungkin kamu akan merasa bahwa angka tersebut cukup besar untuk sekadar biaya tahunan. Kamu mungkin mulai bertanya-tanya mengapa harus berinvestasi jika begitu banyak uang yang harus dibayarkan hanya untuk biaya tahunan? Namun sayangnya, mindset tersebut sama sekali salah jika tujuan kamu berinvestasi adalah membangun kekayaan untuk masa pensiun. 

Daripada tidak melakukan investasi sama sekali hanya karena menghindari membayar biaya tahunan dengan nilai yang cukup fantastis, opsi lebih baik yang bisa kamu pertimbangkan adalah meminimalkan biaya tahunan tersebut sebanyak mungkin.

Pastikan untuk berinvestasi di perusahaan yang menawarkan rasio biaya tahunan rendah dan manajer investasi dengan biaya rendah. Meskipun menawarkan biaya tahunan rendah, pastikan perusahaan sekuritas yang kamu pilih memiliki track record yang terpercaya serta menghadirkan transparansi kepada investor pemula sekalipun. 

Kamu bisa saja memiliki ribuan alasan untuk tidak berinvestasi, tapi kamu hanya membutuhkan satu alasan mengapa kamu harus investasi pensiun: menikmati kebebasan finansial di masa tua.

Artikel Terkait