Analisis Saham, Saham

Saham TRAM Berpotensi Delisting dari Bursa, Kenapa?

Saham TRAM Berpotensi Delisting dari Bursa, Kenapa?

Ajaib.co.id – PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) adalah perusahaan yang yang bergerak dalam penyediaan jasa transportasi angkutan laut dan pengiriman. Operasi bisnis emiten saham TRAM ini dikategorikan menjadi empat segmen, yaitu Floating Storage and Offloading (FSO), transportasi kargo cair, transportasi kargo curah kering, dan transportasi kargo cair dan gas. 

Perusahaan ini juga menawarkan layanan kapal lainnya, di antaranya layanan lepas pantai, manajemen kapal dan awak kapal, logistik, layanan katering, agen dan perizinan.

Selain itu, TRAM juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang membantu beroperasi seperti  PT Trada Dryship, PT Hanochem Shipping, PT Trada Tug and Barge, PT Agate Bumi Tanker, PT Trada Shipping, Trada Dryship Singapore Pte Ltd, PT Trada Shipping International, dan PT Bahari Sukses Utama.

Saham TRAM mulai diperkenalkan ke publik pada tanggal 27 Agustus 2008 melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRAM (IPO) ke masyarakat sebanyak 4 miliar lembar dengan nilai Rp100 per lembar dengan penawaran Rp125 per lembar, disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 1 miliar lembar saham dengan pelaksanaan senilai Rp135 per lembar.

Komposisi kepemilikan saham TRAM terbagi menjadi tiga, yaitu PT Graha Resources selaku pengendali dengan persentase saham mencapai 13,02, diikuti kepemilikan publik sebesar 63,16%, dan yang terakhir Tael One Partners. LTD sebesar 23,82%.

Saham TRAM Suspensi Sejak 2020

Sejak Februari 2020 hingga sekarang, tidak ada transaksi sama sekali di saham TRAM. Per 22 Februari 2021, saham TRAM masih dihargai Rp50 perak tanpa terlihat adanya pergerakan apapun.

Padahal, di awal 2018 TRAM sempat menarik perhatian banyak pelaku pasar, karena hanya dalam waktu kurang lebih 2 bulan saja emiten ini dapat mencatatkan kenaikan kurang lebih 130% pada akhir periode Februari, dari Rp190 ke Rp420, tetapi seiring memburuknya performa IHSG yang disebabkan sentimen global, harga saham TRAM ini juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Saham TRAM juga menjadi salah satu saham yang terlibat kasus dugaan korupsi pada kasus Jiwasraya, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan terseretnya Komisaris Utama TRAM, Heru Hidayat. Pada 10 – 20 Januari 2020, terjadi transaksi jumbo yang melibatkan Ciptadana Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas dengan total 550 kali transaksi. 

Saham TRAM Berpotensi Delisting

Saham Trada Alam Minera (TRAM) berpotensi dihapus (delisting) dari papan pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, efek perseroan telah menjalani suspensi 48 bulan. Pembekuan itu, genap berusia 4 tahun pada 11 Februari 2024.

BEI memberi peringatan kepada investor untuk dapat memperhatikan, dan mencermati segala informasi perseroan. Delisting dapat dilakukan otoritas manakala perusahaan mengalami kondisi atau peristiwa secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat.

Selain itu, delisting bisa dilakukan jika kondisi dialami emiten berdampak secara finansial atau secara hukum, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan secara memadai. Bukan hanya itu, menurut Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2, Vera Florida mengatakan bahwa perusahaan tercatat akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.

Dilansir dari Emitennews, ketentuan delisting atau relisting suatu emiten tersebut tertuang dalam Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham dalam poin III.3.1.1 dan poin III.3.1.2.

Sebagaimana diketahui, BEI telah memberi notifikasi khusus kepada emiten Trada Alam karena terlambat menyampaikan laporan keuangan, dan belum menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai dengan enam bulan setelah tahun buku berakhir.

Meski mendapat notifikasi khusus dan berpotensi delisting, manajemen perseroan masih aktif memberi laporan efek bulanan registrasi pemegang saham. Laporan terakhir disampaikan manajemen yaitu pada 31 Januari 2024.

Kinerja Keuangan 

Berdasarkan data BEI, saham TRAM belum melaporkan laporan keuangannya di tahun 2020 dan juga sudah di-suspend sejak akhir Januari 2020. Laporan keuangan terakhir TRAM yang bisa diakses secara umum adalah tahun 2019.

Jika mengacu pada laporan keuangan perusahaaan di Q3 2019, pendapatan perusahaan justru tercatat mengalami kenaikan sebesar 33% dari US$2,4 juta ke US$3,2 juta secara yoy. Namun, laba bersihnya justru terkikis sebesar 132% dari untung US$93 ribu pada 9M2018 berbalik rugi bersih -US$29,4 ribu. 

Posisi keuangan perusahaan pertambangan tersebut juga tidak terlalu baik. Pos total aset TRAM sebenarnya tumbuh $8 secara yoy dari US$8,7 juta ke US$9,1 juta, tetapi kenaikan aset tersebut diiringi dengan kenaikan liabilitas yang signifikan dari US$3,1 juta ke US$3,9 juta atau naik 23%. Sementara, ekuitas perusahaan juga ikut turun 6% dari US$5,6 juta ke US$5,2 juta.

Komponen Laba2023($ Juta)2022 ($ Juta)2021 ($ Juta)2020 ($ Juta)
Pendapatan 488,89464,67463,23553656,18
Laba Kotor195,45141,35129,07949,43
Laba Bersih75,3452,9150,3-818989,17
Aset523,56485,04476,59480,12
Ekuitas142,56108,53123,36136,35
Liabilitas381376,51353,23343,77

Disuspensinya saham TRAM karena terjerat kasus Jiwasraya dan telatnya penyetoran laporan keuangan di tahun 2020 seharusnya menjadi pertimbangan bagi investor sebelum masuk ke saham TRAM.

Selain itu, kinerja keuangannya yang tidak baik dengan meningkatnya liabilitas dan merosot tajam laba bersih pada Q3 2019 mencerminkan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan. 

Selanjutnya, mari kita beralih ke rasio keuangan TRAM di bawah ini

RasioSeptember 2018September 2019
ROA1,6%-0,32%
ROE3%2%
NPM4,12%2,23%
GPM17,84%12,99%
OPM22,8%4,7%
DER0.570.74

Pada indikator fundamental lainnya, misalnya rasio keuangan. Saham TRAM menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Pada rasio return, baik ROA dan ROE mencatatkan penurunan tipis ke -0,32% dan 2%.

Buruknya kemampuan perusahaan mengubah penjualan menjadi keuntungan juga terlihat dari rasio margin. NPM, GPM, dan OPM saham TRAM anjlok dan yang terparah OPM nya yang tahun lalu mampu meraih angka 22,8% sekarang hanya sebesar 4,7%.

Beralih ke DER. Terjadi kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari 0.57% atau 57% ke 74%. Meskipun angka DER nya masih di <2, angka DER yang naik ini menjadi bukti bahwa utang perusahaan terus naik dibandingkan ekuitasnya. Tentu hal ini tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sehat.

Riwayat Kinerja

KomponenCAGR 2017-2020
Laba Bersih-35%
Pendapatan81%
Total Aset43%

CAGR atau rata-rata pertumbuhan tahunan menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur fundamental perusahaan. Pada CAGR pos laba bersih TRAM menunjukkan -35% yang artinya perusahaan justru selalu merugi setiap tahunnya dalam kurun waktu 2017 hingga 2019.

Yang menjadi menarik dari TRAM adalah pendapatan dan total asetnya dalam waktu 3 tahun tumbuh setidaknya 81% dan 43%. Namun, tidak menutup fakta bahwa kondisi keuangan tidak baik.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

TRAM pernah membagikan dividen sebesar Rp42 miliar atau 40% dari laba bersih tahun 2010 pada 2011. Namun, jika mengacu pada pembagian dividen 5 tahun terakhir, saham TRAM sama sekali tidak pernah membagikan dividen.

Absennya TRAM membagikan dividen 5 tahun terakhir menjadi bukti kuat bahwa perusahaan tidak bisa menghasilkan laba bersih dari bisnisnya.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.

Ada berbagai fitur menarik yang tersedia untuk membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading saham, salah satunya X-TRA Day Trading. Anda dapat menikmati X-TRA buying power hingga 7x lipat untuk maksimalkan potensi cuan.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib sekarang! Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait