Banking

Pinjaman Tanpa Jaminan dan Tips Menjinakkan Risikonya

Pinjaman Tanpa Jaminan dan Tips Menjinakkan Risikonya

Pinjaman tanpa jaminan memang terkesan menggiurkan. Namun, pastinya ada risiko yang cukup besar dari hal tersebut. Untuk dapat menghindari risikonya, simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini.

Ketika gaji bulanan makin lama semakin nggak cukup, kerja sampingan tambah langka, sementara biaya hidup di semua lini tetap berderap naik meski sudah berhemat gila-gilaan, ditambah lagi adanya force majeur, pasti semua orang akhirnya terpaksa mencari pinjaman dana. Pinjaman pun akan diambil secara bertahap, mulai dari yang paling aman seperti pinjaman dari keluarga, pinjaman dari mantan, teman, hingga pinjaman tanpa jaminan via online. Sementara pinjaman berjaminan saat ini tampaknya mengalami situasi semi-katatonik, karena kreditur sedang super selektif memilih jenis aset jaminan dikarenakan tingkat likuiditas yang kian menurun.

Asal Mula

Mungkin mayoritas Milenial pemerhati perkembangan industri keuangan bertanya-tanya, apa sih bedanya pinjaman tanpa jaminan dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari bank?

Secara filosofis produk: tidak ada.

Karena ketatnya proses survei kelayakan dalam prosedur pengajuan KTA bank, banyak calon debitur yang akhirnya gagal menikmati fasilitas ini. Sehingga kemudian pinjaman tanpa jaminan justru sebetulnya merupakan modifikasi dari KTA bank, agar lebih fleksibel manfaatnya bisa dinikmati oleh kalangan yang lebih luas.

Sejauh ini hanya tinggal 5 perbedaan di antara keduanya, yaitu:

Online vs Offline

Ini perbedaan yang paling jelas. Saat pengajuan KTA, calon debitur harus bertemu dengan customer service di kantor cabang bank, sambil menyerahkan dokumen secara fisik, tanda tangan basah dan bertatap muka dengan pihak bank. Jika pun proses pengajuan ada yang bisa via website (online), approval KTA tetap 100% secara tatap muka (offline).

Sementara pinjaman fintech hanya memerlukan download dan registrasi aplikasi, dan proses berikutnya hingga pencairan dana pun, dilanjutkan via online pula.

Cepat vs Lambat

Pada umumnya proses pinjaman KTA bank paling cepat dicairkan dalam 1 minggu, dihitung dari saat dokumen dilengkapi, bukan dari saat pengajuan pinjaman.

Sementara proses pencairan pinjaman via fintech bisa dalam hitungan jam atau bahkan detik!

Kelengkapan Data Identitas vs Akses Data Smartphone

Pengajuan KTA bank memerlukan kelengkapan data identitas diri, terutama status pekerjaan, masa kerja, jumah gaji tetap.

Sementara pinjaman via fintech membutuhkan data indentitas lengkap plus akses penuh ke data di smartphone calon debitur.

Bunga Tinggi vs Bunga Tertinggi

Bunga KTA bank lebih berkisar antar 1–2% dengan jangka waktu yang relatif lama. Sementara pinjaman via fintecth berkisar antara 18–35% dengan jangka waktu 3 bulan hingga 2 tahun.

Penagihan Bertahap vs Teror Pesan Singkat

Proses penagihan pembayaran KTA bank dilakukan bertahap, dari surat peringatan 1 dan 2 sesuai Undang-undang, lalu kunjungan debt collector.

Sedangkan fintech lebih mengandalkan pesan singkat via aplikasi, dan karena memiliki akses penuh ke seluruh data di smartphone debitur, bisa melakukan teror pesan di dunia maya, sebagai strategi sangsi sosial.

7 Tips Menjinakkan Risiko Pinjaman Tanpa Jaminan

  1. Pertahankan jumah maksimum pinjaman hanya 30% dari pendapatan tetap bulanan.
  2. Gunakan hanya untuk mendanai force majeur seperti biaya pengobatan yang tidak tercover BPJS, kecelakaan, kematian, bencana alam, bencana akibat kerusuhan.
  3. Langsung lunasi di bulan berikutnya, bukan dicicil.
  4. Lakukan pembayaran tepat pada tanggal yang ditentukan.
  5. Jika jumlah pinjaman besar dan terpaksa dicicil, minta kebijaksanaan penghitungan bunga efektif, yang dikalkulasi berdasarkan besar sisa pokok pinjaman, dengan jangka waktu sependek-pendeknya, guna menekan jumlah bunga.
  6. Jangan sedikitpun digunakan untuk keperluan konsumsi.
  7. Jangan dianggap sebagai tulang punggung keuangan.

Jebakan Pinjaman Tanpa Jaminan Fintech dan KTA Bank yang Harus Diwaspadai

Bunga Tertinggi dan Bersifat Flat

Terlalu mudahnya approval dan cepatnya pencairan membuat risiko menunggaknya cukup tinggi, sehingga perlu dicover dengan bunga. Tingkat beban bunga yang harus dibayar lebih tinggi dari jenis pinjaman beragunan. Jangan terkecoh dengan persepsi aman dari tingkat bunga yang flat. Flat belum tentu berarti murah. Cara perhitungan bunga flat berbasiskan jumlah total pinjaman, tidak memperhitungkan sisa pokok pinjaman, sehingga upaya debitur mencicil pokok pinjaman sebenarnya jadi sia-sia, dan semakin lama mencicil, bunganya menjadi bunga berbunga! Sementara cara perhitungan bunga yang berbasiskan jumlah sisa pokok pinjaman adalah bunga efektif, karena bunga dihitung dari sisa pokok pinjaman yang jumlahnya menurun setiap bulan ketika ada pembayaran cicilan. Minta perhitungan dalam bunga efektif jika ingin tahu bunga KTA sebenarnya, jangan bunga flat.

Banyak Persyaratan Tersembunyi

Promo bunga murah sering tidak berlaku umum. Setelah diteliti lebih jauh ternyata hanya berlaku untuk plafon pinjaman besar, sementara untuk plafon yang kecil tetap dibebankan bunga normal yang besar.

Biaya Administrasi Memotong Jumlah Pencairan

Rata-rata besarannya 4-6% dari jumlah pinjaman yang disetujui di awal, dan akan langsung dipotong di depan, mengurangi jumlah pencairan dana yang ditransfer ke rekening debitur.

Biaya Keterlambatan Pembayaran Cicilan

Debitur akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 4-6% atau minimum Rp150.000 (dilihat dari yang lebih besar) dari cicilan per bulan. Bahkan besar denda keterlambatan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku, dan perubahan tersebut akan diberitahukan sebelumnya kepada debitur, sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Biaya Asuransi

Ini adalah biaya untuk mengcover jika debitur wafat, di mana tagihan pinjaman akan dilunasi oleh asuransi dan tidak menjadi beban ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan, dan biasanya sulit diidentifikasi oleh debitur karena umumnya disembunyikan ke dalam beberapa komponen pinjaman.

Tanpa Agunan Rasa Beragunan

Ada klausul dalam suatu kontrak perjanjian yang menyebutkan bahwa: meskipun tanpa jaminan, aset pribadi calon debitur dapat diminta untuk membayar kewajiban pinjaman.

Bujukan Top-up

Jika sudah terbukti menjadi debitur yang baik dan hampir atau telah melunasi pinjaman tepat waktu, bank dan fintech pasti semangat menawarkan pinjaman lagi, yang dikenal sebagai top-up dengan iming-iming bunga lebih rendah dibandingkan pinjaman pertama. Penawaran ini bisa membuat debitur ceroboh mengambil pinjaman yang tak dibutuhkannya, menghabiskan untuk konsumsi, sehingga berpotensi mengakibatkan jeratan utang.

Kalau nggak perlu-perlu banget, nggak usah deh ngambil pinjaman tanpa agunan online via fintech. Mendingan ternakkan danamu di investasi yang berakal sehat dan berintegritas seperti Ajaib, yang dengan aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000 dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan terbaik untuk kaum milenial!


 Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait