Ajaib.co.id – Scam adalah modus penipuan yang tujuannya untuk menguras uang korbannya dengan berbagai cara. Belakangan, strategi para penipu ini semakin canggih saja sehingga kita benar-benar harus berhati-hari. Bahayanya ada di mana saja apalagi di era digital ini.
Dunia digital termasuk internet menghadirkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun selayaknya uang koin yang punya dua sisi maka digitalisasi juga memberikan ancaman bagi penggunanya. Salah satunya adalah scam yang punya efek dahsyat khususnya bagi isi dompet dan rekeningmu.
Belakangan ada sejumlah modus yang kerap dilakukan oleh para scammer. Misalnya saja ketika kamu mendapatkan SMS pemberitahuan undian yang mengharuskanmu mengontak nomor tertentu. Nantinya orang asing yang kamu hubungi itu akan menipumu sedemikian rupa untuk mendapatkan data atau danamu.
Bisa pula dengan link tidak dikenal yang tanpa kamu sadari memungkinkan untuk memberi akses pihak tersebut mengambil data pribadimu. Pencurian data ini yang kemudian bisa berujung menjadi petaka lainnya. Apapun buktinya, yang pasti praktik scam sudah terbukti berhasil membuat banyak orang menjadi korbannya.
Scam Adalah Ancaman Nyata, Bahayanya Ada di Mana-Mana
Awalnya masyarakat umum dunia mengira era digital yang serba berbasis data tercatat, matematis, dan konektif, akan membawa pencerahan pada aspek transparansi di segala lini kehidupan. Namun ternyata kejahatan malah menemukan lorong-lorong gelap nyaman di antara partisi data informatika, sehingga menjelma menjadi ancaman ghaib dunia teknologi informatika.
Misalnya saja Hoax, Spam, dan Scam yang nyatanya adalah teroris sejati era digital. Dibandingkan hoax atau spam, praktik scam adalah tindakan yang secara nyata akan memberikan dampak buruk bagimu. Misalnya saja kehilangan uangmu karena menjadi korbannya atau data pribadimu diambil dan dipakai untuk hal tidak bertanggungjawab.
Sayangnya belum banyak orang yang benar-benar menyadari bahaya scam sampai akhirnya terlambat dan sudah menjadi korban. Ketika semua kebutuhan kita sudah bisa dilakukan secara digital maka kamu juga harus menyadari bahaya yang mengintai setiap tindak tandukmu.
Pembedanya adalah Motif
Sama-sama merupakan mahakarya kebohongan, Hoax, Spam dan Scam masing-masing bisa dibedakan dari motifnya. Menurut Cambridge Dictionary online, scam adalah “An illegal plan for making money, especially one that involves tricking people.”
Scam adalah rangkaian tindakan terencana yang bertujuan mencuri uang dengan cara mengakali, membohongi dan menipu pihak lain. Scam merupakan salah satu teroris era digital yang paling berbahaya karena motifnya tak lain adalah mencuri uang korbannya.
Jumlahnya? Tanpa batas! Tak jarang korban ditinggalkan dengan saldo Rp0. Jika di masa lalu Scam dilakukan via agen sales palsu dan surat berantai, kini melalui website, blog, email, chat, medsos, sms.
Sedangkan hoax adalah serangkaian tindakan pembohongan atau pemberitaan palsu yang bertujuan menggiring persepsi, opini dan perilaku pembaca terhadap suatu hal, baik yang bersifat ekonomis maupun tidak.
Sementara itu spam sebetulnya adalah yang paling ringan, karena merupakan upaya penarik perhatian pembaca yang menimbulkan kerugian berupa: gangguan menjengkelkan dan gangguan sistem seperti virus, tapi bukan uang. Spam umumnya berwujud link email blast, penawaran promo secara acak, tidak berizin dan seringkali kurang berguna.
Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) dalam situs https://www.scamwatch.gov.au menguaraikan jika scamming bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembagiannya ditentukan berdasarkan tujuan dari praktik ilegal itu sendiri antara lain:
- Mencoba mendapatkan informasi pribadi. Hal ini biasanya dilakukan secara diam-diam dengan berbagai cara. Mulai dari hacking account, yang berlanjut dengan pencurian identitas. Misalnya link yang kemudian meretas mobile banking-mu. Bisa pula dengan telepon untuk menanyakan info penting seperti nomor PIN ATM atau rekening bank.
- Kegiatan jual beli. Biasanya mereka terdiri dari penjual fiktif (tidak nyata). Singkatnya, mereka tidak menjual apa-apa tapi mereka beraksi seolah mereka si penjual yang sebenarnya. Untuk yang suka dengan online shop, hati-hati dengan yang satu ini. Setelah uangnya hilang barulah kemudian disadari sudah masuk dalam jebakan scam.
- Cari jodoh atau pasangan. Terdiri dari mereka yang menggunakan modus ingin cari teman, jodoh, atau pasangan. Tapi diakhir cerita, mereka seolah membujuk pasangannya (baca: korban) untuk memberi hadiah atau bahkan uang. Karena sudah terlanjur klepek-klepek kemudian tidak awas dan menjadi korbannya.
- Beberapa kategori yang terdiri dari kegiatan amal (charity) palsu, menang undian berhadiah secaraa tiba-tiba, penawaran promo dengan batasan waktu, dan hal-hal serupa lainnya.
Berbagai Modus Scam, Masih Terus Berkembang
Scam adalah praktik penipuan yang modusnya terus berkembang. Jika awalnya hanya lewat telepon kemudian menjadi praktis pembajakan data. Bermula dari hal sederhana kemudian terus dikembangkan oleh para scammer agar bisa terus menjebak korbannya.
Karena itu kamu harus terus waspada. Bahkan CNN melaporkan jika kebiasaan streaming video bisa jadi jalan masuknya komplota scammer. Sejumlah film dan serial televisi gratis di internet dilaporkan mengandung malware yang bisa mencuri data pengguna di Indonesia. Data ini lalu dipakai untuk membangun strategi scam terbarunya.
Biasanya sejumlah link gratis untuk film terbaru dan terpopuler memiliki risiko ini. Karena itu pastikan kamu berhati-hati untuk setiap klik dan transaksi karena scam adalah ancaman yang nyata dan ada di mana saja.
Berikut ada sejumlah modus scam yang sudah terkenal namun sayangnya masih terus berhasil menjebak korbannya.
Nigerian 419 Scam
Nigerian 419 Scam adalah tipe penipuan atau fraud yang mengancam kerahasiaan data. Variannya terdiri dari Nigerian Letter, Spanish Prisoner, Black Money, dan lainnya. Nigerian Scam memang awalnya lahir di, bersumber dan berkaitan dengan negara Nigeria pada tahun 1970-an. Setelah itu, merebak ke seluruh dunia dan dilakukan oleh banyak organisasi.
Namun prinsip dasar cara kerja scam jenis ini kabarnya diinspirasi oleh Spanish Prisoner Scam ratusan tahun lalu. Wah, kalau begitu, berarti para scammer (orang yang mengarang scam) Nigeria masih kalah jenius ya, dibanding para scammer asal Spanyol?
Pada abad ke-17, versi original dari scam ini digunakan di Eropa dengan nama Spanish Prisoner Fraud, dimana scammer akan mengaku sebagai tahanan yang mengetahui keberadaan harta terpendam. Selanjutnya, demi bisa melarikan diri untuk mengambil harta karun tersebut, ia akan meminta uang untuk menyuap para penjaga penjara.
Biasanya ini dilengkapi dengan iming-iming imbalan berupa pembagian harta karun dengan calon krediturnya. Tapi sebenarnya orang ini sama sekali bukan tahanan di penjara dan hanya mengarang scam untuk mendapatkan uang dari calon korbannya!
Kinerja Nigerian Scam terkini dilakukan via online, biasanya email atau medsos, yang menyatakan bahwa seorang yang kaya raya ingin mentransfer dana dari sebuah bank karena baru saja mewarisi harta. Namun kesulitan dikarenakan situasi di negara yang sedang kudeta, atau perang saudara, atau batasan pemerintah serta pajak, lalu meminta calon korban untuk membantu mentransfer uangnya ke luar negara via nomor akun bank calon korban, tentunya dengan iming-iming sejumlah besar uang.
Kemudian sang scammer akan meminta detil rekening bank calon korban, tapi bukan untuk mengirimkan uang warisan, melainkan malah untuk membobol rekening calon korban!
Ciri Khas Nigerian Scam:
- Pengirim tidak dikenal.
- Kata sapa Hello Friend atau Dear Friend.
- Menawarkan uang berjumlah besar disertai kisah dramatis konflik, perang, warisan, dst.
- Meminta nomor rekening bank.
- Tata bahasa Indonesia/Inggris yang berantakan.
- Alamat email gratis seperti gmail, hotmail, yahoo, aol.
eBay Scam
eBay Scam adalah upaya untuk menjajakan barang dengan harga jauh dibawah pasaran, sehingga calon korban langsung tertarik membeli tanpa berpikir panjang. Umumnya barang yang dijajakan bernilai > $1,000/Rp10.000.000 seperti TV plasma, smartphone, laptop, kamera, spare part mobil. Setelah korban melakukan transaksi dan proses pembayaran, umumnya yang dikirim adalah barang palsu, rusak atau bahkan, tidak mengirim apapun!
Ponzi Scam
Ponzi adalah nama sang pelopor dari skema penipuan terstruktur bisnis online ini. Bernard Madoff adalah salah satu pelaku yang terbuka kedoknya setelah berhasil menipu sebesar $40 Milyar atau Rp400 Trilyun!
Kinerja Ponzi Scam adalah menawarkan program investasi dengan bunga (Return of Investment) yang menggiurkan, yang sebetulnya berasal dari korban berikutnya. Saat tak ada lagi korban baru, penipuan ini akan terungkap.
Scam jenis ini sulit dihindari karena bahkan sebuah perusahaan yang berdokumen legal pun, ada yang tetap melakukannya! Ponzi Scam ini juga berevolusi menjadi High Yield Investment Program dan Money Game.
Credit Card Scam
Ini adalah email scam yang mengatas-namakan kartu kredit bank calon korban dan menginformasikan kalau kartu kredit sedang bermasalah (padahal tidak) dan meminta calon korban mengklik sebuah link yang berpotensi meng-hack nomor kartu kredit tersebut hingga jebol, dan limitnya terkuras habis!
Kamu tidak akan menyadarinya sampai ketika tagihan bulanan datang dengan jumlah yang tidak masuk akal. Biasanya lokasi transaksinya juga tidak masuk akal dan berada di tempat yang berbeda-beda. Umumnya scam jenis ini kerap terjadi karena salah kelola saat menikmati jejaring sosial.
Misalnya saja menggunakan jaringan internet yang tidak aman untuk melakukan transaksi kartu kredit sehingga terjadi pencurian data. Scam adalah salah satu keluhan yang paling banyak dilontarkan oleh pengguna kartu kredit.
Untuk menekan angka kasus ini maka Bank Indonesia (BI) mewajibkan seluruh pemegang kartu kredit untuk menggunakan Personal Identification Number (PIN) 6 Digit dan tidak lagi memakai tanda tangan saat bertransaksi terhitung efektif mulai tanggal 1 Juli 2020.
Per hari ini, autentikasi melalui tanda tangan tidak akan lagi diterima. Semua transaksi kartu kredit yang tidak menggunakan autentikasi PIN akan langsung ditolak oleh mesin electronic data capture (EDC) di merchant.
Kartu kredit berteknologi contactless masih dapat digunakan untuk berbelanja tanpa perlu autentikasi PIN apabila nominal transaksi di bawah Rp1 juta. Penggunaan PIN untuk transaksi kartu kredit mulai diterapkan karena lebih aman untuk mencegah potensi pembobolan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Job Vacancy Scam
Pernah menerima tawaran pekerjaan via email atau medsos, padahal tidak merasa pernah melamar? Jika penawaran terasa too good to be true, apalagi diminta data lengkap nomor rekening bank, kartu kredit atau akun online lainnya, bersiaplah jaga-jaga pasang kuda-kuda pengaman!
Tips Menghindari Scam
- Hentikan percaya pada tawaran yang too good to be true.
- Jangan mengirim uang atau memberi detail data pribadi, rekening bank, kartu kredit, akun online dan salinan dokumen pribadi pada orang tidak dikenal.
- Hindari perjanjian pembayaran di muka via money order, wire transfer, transfer dana internasional, kartu elektronik atau mata uang elektronik seperti Bitcoin.
- Tolak transferan uang dari orang lain karena berpotensi pidana pencucian uang.
- Verifikasi identitas orang yang mengklaim berasal dari sebuah organisasi tertentu, via kontak langsung dengan organisasi terkait.
- Cermati nama, kontak atau kata-kata dalam email untuk memeriksa referensi ke scam, yang biasanya bisa teridentifikasi lewat cara ini.
- Cek kelengkapan legalitas, biodata dan testimonial.
- Apabila anda ingin bertransaksi dalam jumlah besar, lakukan temu langsung (transaksi offline).
Jadi, percaya itu baik, tapi berhati-hati adalah wajib! Hindari scam dengan teliti sebelum membeli. Begitu juga dengan berinvestasi. Pilih produk investasi yang berintegritas dan berakal sehat seperti Ajaib. Kamu bisa berinvestasi reksa dana maupun saham dengan fintech terkini ini.
Dengan aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000 dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan terbaik untuk kaum milenial!