Dunia Kerja, Milenial

Lipat Gandakan Hasil Kerja Keras dengan Kerja Cerdas

Ajaib.co.id – Saat belum mencapai prestasi kerja yang sesuai harapan, sering seorang profesional milenial merasa itu disebabkan kurang kerja keras. Betulkah? Ya dan tidak. Bisa juga karena ia belum kerja cerdas. Kerja cerdas? Apa sih bedanya dengan kerja keras? Kamu pasti tahu, di dunia kerja memiliki dua aliran yang awam ditempuh peraih sukses, yakni kerja keras dan kerja cerdas.

Kerja keras adalah usaha meraih kesuksesan dengan cara mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran semaksimal mungkin, untuk mendapatkan tujuan. Sedangkan kerja cerdas adalah, usaha dengan tenaga dan pikiran lebih ringan, namun dengan terobosan inovatif dan kreatif mampu mendapatkan hasil yang minimal sama, bahkan lebih.

Mana yang lebih baik? Tidak ada. Keduanya saling melengkapi. Hasil pekerjaan semakin maksimal jika diupayakan dengan keduanya. Bagaimana cara mengombinasikannya? 

Kerja Keras Adalah Produk Kedisiplinan

Kerja keras mengajarkan nilai pantang menyerah dan patuh pada rencana yang telah disusun di depan. Untuk mewujudkan ambisi, bekerja dengan keras diperlukan untuk memberi dorongan lebih dalam berusaha. Bekerja keras memacu individu untuk memberikan segenap kemampuannya, demi mencapai hasil maksimal.

1. Manfaat Kerja Keras

Di saat semakin sibuk dan ketatnya persaingan kerja saat ini, butuh upaya berkali-kali untuk berhasil mewujudkan suatu tujuan. Bahkan untuk sekedar menelepon atau men-chat boss dan rekan kerja demi urusan kerja, seringkali harus mencoba berkali-kali, sebelum akhirnya berhasil.

Mental bekerja keras mampu mengatasi tantangan ini, karena ia mengajarkan nilai pantang menyerah. Banyak perusahaan mencari pegawai bermental seperti ini, karena dinilai akan lebih mudah diajak sejalan dengan target besar perusahaan.

2. Kerugian Kerja Keras

Jika tidak diinspirasi oleh kreativitas dan pembaharuan, bekerja terlalu keras bisa membahayakan. Serius? Tentu. Kerja keras adalah sikap kerja yang sangat mengandalkan endurance (daya tahan) fisik dan mental. Ingat perilaku workaholic masyarakat Jepang dan Korea? Enggak heran kan, kalau mereka doyan Ginseng?

Di suatu titik nanti, daya tahan fisik dan mental akan runtuh, terutama karena sleep deprivation (kurang tidur), bahkan bisa mengarah ke komplikasi kesehatan lain seperti gangguan ginjal, jantung, diabetes, hingga kematian. Konyolnya, jika tidak disertai review berjangka dan kreativitas, segenap pengorbanan itu jadi sia-sia, karena hasil kerja jalan di tempat. Bekerja keras adalah sebuah sikap kerja yang patriotik, tapi kurang melek situasi.

3. Ciri-Ciri Pekerja Keras

a. Pantang Menyerah

Seseorang yang pekerja keras biasanya cenderung pantang menyerah untuk melakukan apapun dan berusaha sekuat tenaga agar mencapai target impian. Sehingga, pekerja keras adalah standar yang umumnya digunakan perusahaan dalam mencari pegawai, serta menjadi nilai plus bagi seseorang yang memiliki karakter ini

b. Waktu ekstra

Pekerja keras umumnya membutuhkan waktu yang lebih jika dibandingkan pekerja cerdas. Bukan lambat, namun tipe mereka melakukan apapun demi mengejar target maksimal yang ditentukan. Untuk menyelesaikannya, mereka biasanya harus mendapatkan hasil sempurna

c. Clear dan on the track

Pekerja keras umumnya membutuhkan perencanaan yang sesuai dengan target yang jelas, mereka biasanya melibatkan tenaga dan fikiran, namun kreativitas agak kurang.

d. Istirahat lebih minim

Pekerja keras umumnya lebih banyak menggunakan energinya dibandingkan otaknya. Hal ini karena mereka cenderung mengikuti arahan atau tugas yang diberikan sesuai rule yang telah ditetapkan. Sehingga, kebanyakan dari mereka tidak memiliki waktu untuk istirahat.

Kerja Cerdas Adalah Produk Kreativitas

Kerja cerdas adalah menggenjot produktivitas lewat cara mengimplementasi metode inovatif atau kreatif, demi meminimalkan upaya dan memaksimalkan hasil. Jadi, sisa energi bisa digunakan untuk istirahat, atau aktivitas yang lebih berkualitas. Syaratnya cuma satu: rajin me-review rutinitas dan mencari ide terobosan baru.

Contoh paling sederhana perbandingan antara kerja keras dan kerja cerdas adalah: bangun super subuh agar tidak telat berangkat kerja akibat macet-macetan nyetir mobil pribadi, dibanding, bangun normal dan pesan ojek online, nyambung MRT atau commuter line, agar on time & fresh tiba di kantor.

Jika cara kerja cerdas diimplementasikan di seluruh lini kinerja yang memungkinkan, bayangkan maksimalisasi kualitas hidup yang diraih profesional milenial. limitless!

Hasil Maksimal Bekal Integritas

Tiap perjalanan karir sukses butuh berkerja dengan keras dan bekerja dengan cerdas untuk mencapainya. Pengamatan jeli atas aspek mana yang butuh kerja keras dan mana yang kerja cerdas adalah kunci utamanya. Intinya, alergilah dengan kata “menyerah”.

Pastikan bahwa dengan kerja keras maupun kerja cerdas, work mission accomplished! Itulah bekal integritas sukses masa depan.

Artikel Terkait