Ajaib.co.id – Banyak anak muda yang merasa kesulitan ketika disuruh menabung rutin setiap bulannya. Ada banyak penyebab susah nabung yang membuat kamu tidak bisa mengumpulkan uang dengan optimal. Apa saja penyebab susah nabung tersebut? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini.
Penyebab Susah Nabung bagi Milenial
Kerja udah mau setahun, tapi saldo rekening segitu-segitu aja? Baru top-up uang elektronik minggu lalu, tapi saldonya tiba-tiba habis? Kalau kamu merasakan hal-hal ini, kamu tidak sendirian! Pada kenyataannya, yang namanya nabung itu memang sulit dilakukan. Faktor penyebabnya macam-macam, tapi sebagian besar bisa datang dari dirimu sendiri. Nah, jangan mengeluh dulu kalau saldo rekening kamu segitu-segitu aja, mungkin ada beberapa kebiasaanmu sehari-hari yang perlu diubah. Yuk, intip lima penyebab susah nabung yang sering orang lupakan.
1. Tidak Punya Rencana dan Tujuan
Apa tujuanmu menabung? Punya tabungan dan aset melimpah mungkin jadi tujuan hidup sebagian orang. Tujuannya bisa macam-macam, ada yang memang ingin menabung sebagai persiapan hari tua, untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, untuk biaya tak terduga, atau karena ingin merasa lebih tenang dan aman secara finansial. Nah, kalau selama ini kamu masih merasa sulit menabung, kamu bisa coba tetapkan dan ingat tujuan sebenarnya kamu menabung.
Misalnya, kalau kamu sudah menetapkan tujuan menabung untuk bisa liburan ke luar negeri tahun depan, coba ingat tujuan itu setiap kali kamu ingin belanja hal-hal yang tidak perlu. Siapa tahu kamu jadi benar-benar termotivasi untuk menyisihkan pengeluaran dan mulai disiplin menabung.
Dengan mengetahui tujuan kamu menabung, kamu bisa mulai dari langkah kecil seperti menyiapkan rencana keuangan setiap bulannya. Jangan mengeluh nabung itu sulit tapi tidak membuat rencana dan tujuan yang jelas, karena kamu akan semakin merasa terpaksa ketika melakukannya.
2. Menabung Hanya Jika Ada Sisa Uang
Ini salah satu faktor penyebab susah nabung yang masih sering dilakukan banyak orang. Tidak punya sisa uang jadi alasan untuk tidak menabung. Mungkin uangmu yang didapat setelah gajian langsung dipakai untuk membayar cicilan atau dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari, lalu menabung jika ada sisa uang saja. Kalau pola ini terus dilakukan, bisa-bisa uangmu akan habis begitu saja untuk keperluan-keperluan yang tidak begitu penting.
Nah, jangan mengeluh saldo rekeningmu cepat habis kalau kamu memang tidak mengalokasikan uangmu dengan benar. Setelah gajian, segera alokasikan beberapa persen gajimu untuk ditabung. Agar lebih efektif, tabungan ini harus terpisah dengan rekening yang kamu gunakan untuk transaksi sehari-hari agar uang tabunganmu tidak terganggu atau terpakai untuk hal-hal yang tidak penting.
3. Terlalu Banyak Melakukan Self-Reward
“Ini namanya self-reward, bentuk apresiasi untuk diri sendiri yang udah kerja keras!” Kalimat ini pasti sering kamu jadikan alasan saat kamu mulai sadar pengeluaranmu sudah melebihi batas karena nafsu semata. Wajar saja jika kamu ingin menikmati hasil jerih payahmu bekerja, tapi ingat, uangmu bisa habis begitu saja jika tidak terkontrol dengan baik. Jangan mengeluh terus kalau saldo uang elektronikmu cepat habis sebelum waktunya, padahal selalu kamu pakai jajan tiap ada promo cashback yang jumlahnya tidak seberapa.
Kebiasaan ini memang sulit diubah karena butuh kemampuan mengontrol diri yang cukup tinggi. Kamu bisa coba menerapkan poin sebelumnya, yaitu berniat sepenuh hati untuk memiliki tabungan agar bisa mencapai tujuan tertentu. Jika kamu sudah benar-benar tahu tujuanmu menabung, tentunya akan semakin mudah untuk menahan diri mengeluarkan uang dengan alasan self-reward, karena sudah punya reward lebih besar yang sesungguhnya untuk masa depan.
4. Punya Latte Factor yang Tidak Disadari
Latte factor adalah istilah yang diperkenalkan oleh David Bach, salah seorang pakar keuangan. Istilah ini mengacu pada pengeluaran kecil yang tidak disadari tetapi rutin dilakukan setiap hari. Kebiasaanmu beli kopi atau boba favorit setiap hari, rutin beli camilan setiap kali pulang kantor, hingga biaya administrasi dari top-up uang elektronik adalah beberapa pengeluaran yang termasuk ke dalam latte factor. Coba ingat-ingat lagi, berapa biaya yang sudah kamu keluarkan untuk beli es kopi bulan ini?
Tenang saja, latte factor ini bisa kamu atasi agar rencana menabungmu tetap berjalan lancar. Kamu bisa mulai dengan mencari apa saja latte factor-mu. Coba mulai catat pengeluaran harianmu dan kategorikan pengeluaran apa saja yang tidak terlalu penting. Lalu, pertimbangkan apakah pengeluaran tersebut bisa kamu hentikan sama sekali, kamu kurangi sedikit demi sedikit, atau benar-benar tidak bisa kamu hindari. Kalau tidak bisa kamu hindari, artinya kamu perlu mencari alternatif untuk pengeluaran semacam ini. Misalnya, jika kamu punya kebiasaan makan camilan sambil kerja, kamu bisa siapkan stok camilan sendiri dari rumah agar tidak kebablasan membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan, sering beli makanan di luar.
5. Bilang “Ayo” Tiap Diajak Hangout
Ada tempat nongkrong baru yang sedang tren. Teman-temanmu mengajakmu pergi ke sana di akhir minggu, padahal saldo rekeningmu hanya cukup untuk makan sehari-hari. Akhirnya kamu tetap mengiyakan ajakan tersebut karena tidak mau kalah hits dan ingin melewatkan momen bersama teman-teman. Apakah kamu familiar dengan situasi ini?
Di era media sosial seperti sekarang ini, mencoba segala sesuatu yang sedang tren seakan menjadi kebutuhan, bukan keinginan semata. Hal ini tentu bisa berdampak negatif jika kamu lakukan tanpa pertimbangan. Jika kamu selalu bilang “ayo” untuk setiap ajakan hangout padahal kondisi keuanganmu sedang tidak baik, jangan mengeluh kalau pada akhirnya kamu kesulitan menabung. Mulai sekarang, kamu bisa coba lebih tegas mengatakan “tidak” ketika berhadapan dengan situasi semacam ini. Tentunya, agar kamu bisa lebih mudah menabung dan melindungi keadaan finansialmu sendiri.
Strategi Menabung Rutin bagi yang Susah Nabung
Menabung rutin perlu dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan di masa mendatang, misalnya untuk mempersiapkan dana darurat. Menabung juga bisa dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan seperti memenuhi biaya pendidikan anak, kebutuhan dana pensiun, dan sebagainya. Nah, di bawah ini adalah strategi yang bisa kamu lakukan untuk menabung rutin.
1. Evaluasi pengaturan arus kas
Jika masalah kamu susah menabung adalah karena urusan keuangan, hal pertama yang perlu kamu cek tentu kondisi kantong kamu apa adanya. Jadi, sisihkan waktu khusus untuk mengevaluasi pengaturan arus kas kamu selama ini. Apakah sudah tepat?
Jika kamu terbiasa mencatat pengeluaran, maka kamu bisa melakukan evaluasi lebih mudah. Bila kamu tidak terbiasa mencatat, maka lakukan saat ini juga. Untuk mengecek data histori aliran arus kas, kamu bisa melihat lalu lintas transaksi di rekening bank, catatan transaksi kartu kredit juga e-wallet.
Perhatikan arus kas selama tiga bulan terakhir. Kelompokkan jenis pengeluaran dalam pos-pos seperti pos makan, transportasi, pos tagihan utang atau cicilan, pos pengeluaran gaya hidup seperti belanja baju, langganan paket streaming, dan sebagainya.
Dari situlah kamu bisa melihat pos mana saja yang paling banyak menyedot penghasilan selama ini. Pengelolaan keuangan yang sehat memiliki beberapa indikator. Misalnya, besar beban cicilan utang bulanan memakan maksimal 30% dari nilai penghasilan rutin. Kemudian, nilai penghasilan yang ditabung minimal sebesar 10%. Untuk biaya hidup sehari-hari biasanya cukup 50%-60% dari gaji rutin.
2. Atur prioritas pengeluaran
Setelah mengetahui kondisi keuangan dari pengelolaan selama ini, kamu bisa mulai menata ulang dengan menyusun prioritas pengeluaran. Pos pengeluaran terpenting seperti untuk kebutuhan pangan dan papan, cicilan utang, pengeluaran untuk sekolah anak, dan lain-lain yang perlu diutamakan.
Adapun pengeluaran sekunder dan tersier seperti langganan platform streaming, membeli baju, dan lain sebagainya tempatkan di prioritas yang rendah karena masih bisa ditunda bahkan dihemat. Sedang pos untuk tabungan alokasikan minimal sebesar 10% dari total pendapatan rutin.
3. Terapkan efisiensi dan penghematan
Kesulitan menabung bisa juga terjadi karena kamu terlalu boros. Terapkan efisiensi dan penghematan agar kamu dapat mengalokasikan pendapatan untuk ditabung. Cara berhemat tidak sulit, kamu hanya perlu menekan pengeluaran dan menyisihkan uang untuk menabung di awal penerimaan gaji. Biasakan membedakan antara “kebutuhan” dan “keinginan”, menjadi smart spender dengan memanfaatkan promo dan diskon setiap kali berbelanja dan sebagainya.
4. Menabung di awal menerima pendapatan
Kebanyakan alasan gagal menabung adalah karena sulit mendisiplinkan diri sendiri. Untuk membantu kamu lebih disiplin, cobalah menabung di awal kamu menerima gaji. Begitu gaji masuk, keluarkan bagian pendapatan yang diperuntukkan untuk pos tabungan. Nah, sisa pendapatan baru kamu atur sesuai prioritas pos.
Kamu bisa mengaktifkan fitur autodebet di rekening bank sehingga membantu menabung rutin. Hampir semua bank memiliki fitur tersebut. Jadi, saat pendapatan masuk, bank langsung mendebet sebesar dana yang hendak kamu tabung ke rekening tabungan rencana.
Menabung memang sesuatu yang tidak mudah dilakukan, tapi hasilnya sepadan dan akan kamu rasakan manfaatnya di masa depan. Selain menabung, kamu juga perlu mulai berinvestasi untuk mencapai tujuan finansialmu, baik yang akan dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apapun tujuanmu berinvestasi, pastikan kamu lakukan investasi yang aman dengan aplikasi Ajaib. Ada berbagai pilihan reksa dana yang bisa kamu sesuaikan dengan rencana finansialmu.