Investasi

Volatilitas Berarti Peluang Untuk Investasimu

Ajaib.co.id – Volatilitas pasar bukan sesuatu yang baru, tapi reaksi investor yang sulit ditebak. Pada kuartal pertama tahun 2018, optimisme investor tetap tinggi, berdasarkan Investopedia yang mengutip penelitian dari Wells Fargo. 60% dari investor yang disurvei setidaknya cukup optimis dengan pertumbuhan ekonomi, performa pasar saham, dan tingkat pengangguran.

Sangat impresif bagaimana indeks S&P 500 jatuh lebih dari 1% sekitar 14 kali dalam kuartal pertama, bahkan lebih dari tiga kali dengan pengukuran volatilitas yang sama di tahun 2017. Di masa pandemi ini pergerakan ekonomi global sedang melambat dan terjadi volatilitas yang cukup tinggi pada pasar modal dan juga mata uang asing.

Pergerakan pasar saat ini lebih bearish daripada bullish dengan perbandingan sekitar 21,1%. Perkiraan investor lesunya pasar saat ini tidak luput dari kondisi perekonomian global di tengah pandemi ini.

Bagi kamu yang sedang ketar-ketir akan lesunya pasar modal, tenang. Sementara volatilitas membawa sejumlah ketidakpastian ke pasar, ingat bahwa hal ini juga membawa peluang bagi investor. Penasihat dapat memainkan peran penting dalam membantu investor mengenali dan memanfaatkan peluang tersebut untuk memanfaatkan risiko.

Cara Memanfaatkan Volatilitas

Jika kamu punya penasihat keuangan, mintalah cek realitas saat volatilitas membuatmu seram. Matt Peden, Chief Investment Officer di GuideStone Capital Management mengatakan bahwa penasihat perlu mengatur ulang ekspektasi investor terkait volatilitas investasi.

Peden menyatakan jika tingkat pengembalian disesuaikan dengan risiko selama beberapa tahun terakhir tidak normal, investor telah terbiasa dengan pengembalian ekuitas positif dengan volatilitas yang rendah atau malah negatif. Ini bukanlah hal yang pasti pada investasi dan seharusnya tidak diekspektasi oleh investor.

Lonjakan volatilitas pasar sebenarnya adalah hal yang normal jika dilihat dari sejarahnya. Ketika konteks ekonomi normal, maka volatilitas ini tidak akan seburuk kelihatannya.

Adam Grealish, analisis portofolio kuantitatif pada sebuah perusahaan investasi daring menyatakan investor harus tetap fokus pada apa yang bisa dikendalikan selama terjadi volatilitas. Pastikan kamu memiliki simpanan dengan jumlah yang tepat, mengambil investasi yang risikonya cocok, lalu mengambil keuntungan dari strategi pajak pada situasi yang dihadapi.

Inilah sebabnya dalam berinvestasi lebih baik kamu memilih investasi yang memiliki kemampuan pengembalian yang baik daripada membeli dengan jumlah banyak dalam situasi seperti ini. 

Hal mendasar dalam portofolio keuanganmu sebagai investor adalah mengetahui tujuan investasimu, jangan mengambil keputusan yang emosional. Jika kamu ragu, cobalah berkonsultasi pada penasihat keuangan tentang fondasi pasar yang menyokong perusahaan tempatmu berinvestasi. Itulah saran dari Andy Whitaker, wakil presiden Gold Tree Financial di Florida.

Kalau kebetulan kamu adalah penasihat keuangan, kamu harus bisa melihat di mana risiko berada. Pendapatan perusahaan akan tetap kuat dan melebihi ekspektasi tetapi peningkatan suku bunga dan risiko jangka pendek seperti geopolitik seperti sedang dalam kondisi pemilu, tidak boleh diabaikan.

Fokus pada Peningkatan

Saat volatilitas terjadi, kamu perlu menjadi kritis dan melihat kenaikan atau positivitas agar bisa mengatasi ketakutanmu. Peden mengatakan volatilitas akan menguntungkan investor dengan manajemen pendekatan aktif.

Biasanya dalam suasana yang tidak pasti, korelasi antara individu dan harga pasar menurun. Maksudnya dalam situasi ini manajer yang aktif akan dapat melihat perbedaan pemenang dan pecundang dengan jelas. Pengembalian tambahan melalui manajemen aktif diperparah dalam jangka waktu investasi yang panjang sehingga dapat berpengaruh pada rencana masa pensiun investor.

Volatilitas biasanya dipasangkan dengan siklus pasar yang lebih rendah bisa menguntungkan investor. Biasanya mumpung harga pasar rendah, investor akan membeli lebih banyak pada bulan tersebut dan menjualnya pada saat harga sudah normal. 

Harga saham yang turun akan menciptakan peluang membeli bagi investor yang ingin meningkatkan ekuitas dengan harga yang rendah. Penasihat keuangan di sini perlu membantu klien mengidentifikasi saham yang terbaik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Penekanan pada aspek positif pada volatilitas akan mendorong investor untuk tetap memiliki performa yang baik daripada dengan panik menjual seluruh asetnya. Grealish menjelaskan bahwa tingkat risikonya lebih tinggi saat investor keluar dari pasar modal pada waktu nilai tidak stabil. Seharusnya investor menguatkan diri dan memanfaatkan gelombang nilai pasar.

Melihat Lebih Jauh Dari Volatilitas Sekarang

Investor harus terus mengingat alasan di balik investasi saat-saat seperti ini. Peden menyarankan penasihat keuangan perlu mengingatkan investasi untuk masa pensiun bisa fokus pada rencana jangka panjang dan tingkat kesuksesan yang akan didapat dari rencana tersebut, bukan fokus pada pergerakan harga harian pasar.

Investasi pensiunan mirip seperti lari maraton di mana membutuhkan persiapan yang panjang dan rencana jangka panjang untuk melewati masa sulit sehingga bisa mencapai garis finish. Membuat penyesuaian jangka pendek selama lari maraton karena faktor emosi akan merusak hasil yang ingin dicapai.

Hal ini termasuk tiba-tiba mengubah investasi ke arah yang lebih konservatif seperti obligasi semata untuk menghindari volatilitas. Pemasukan tetap memang terlihat seperti investasi yang aman, tetapi bunga obligasi tidak bisa diprediksi terutama saat pasar mengalami volatilitas tinggi. Obligasi biasanya akan menyesuaikan diri dengan meningkatkan suku bunga.

Sejak tahun 1926, saham mengalami pengembalian 10% per tahun di mana obligasi pemerintah menghasilkan kurang lebih setengah dari saham. Investor yang ingin merencanakan masa pensiun harus menghitung tingkat pengembalian yang baik.

Sangat sulit memprediksi kapan pasar ekuitas naik atau turun dengan sangat tepat. Tanpa eksposur ekuitas pada volatilitas, investor tidak akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk masa pensiun. Daripada merombak saham ke obligasi karena pasar sedang lesu, cobalah untuk mempertahankan ekuitas untuk kenaikan saat pasar kembali normal.

Kesimpulannya….

Volatilitas adalah hal yang wajar dalam siklus pasar. Banyak investor yang tidak terlalu paham dan menyebabkan keputusan yang emosional. Inilah saat yang tepat bagi kamu untuk memahami esensi dari investasi agar tidak panik saat pasar sedang lesu seperti sekarang ini.

Dengan mengingat investasi untuk jangka panjang dan melihat sejarah bagaimana pasar modal akan naik drastis setelah resesi, coba pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Walau harus lebih hati-hati, cobalah buat uangmu sebagai pendapatan pasif mulai dari sekarang.

Artikel Terkait