Bisnis & Kerja Sampingan

Ternak Bebek Petelur Goyah di Tengah Pandemi Covid-19

ternak bebek

Ajaib.co.id – Apakah kamu pecinta hidangan telur asin atau martabak telur? Kedua kuliner hits tanah air itu berbahan baku telur bebek, yang dihasilkan dari kegiatan usaha ternak bebek.

Ternak bebek petelur berbeda dari ternak bebek pedaging, karena hanya meraup keuntungan dengan memanen dan menjual telur bebek, bukan dagingnya.

Dengan begitu, tingkat kesulitan dan komitmen dalam hal perawatan ternak menjadi lebih tinggi dan jangka waktu yang lebih lama dibanding ternak bebek pedaging yang akan langsung dipanen dan kandang akan dikosongkan hanya dalam waktu 40 hari.

Jika komitmen pemeliharaannya lebih tinggi, bagaimana dengan potensi keuntungannya? Ikuti penelusurannya dengan artikel Ajaib ini.

Ternak Bebek Petelur Terimbas Pandemi

Di kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 berdampak pada harga telur bebek, yang terpuruk di kisaran harga Rp1.250 hingga Rp1.400 per butir di tingkat peternak, padahal sebelum terjadinya pandemi Covid-19 di kisaran Rp1.500-1.750 per butir.

Sementara di tingkat pasar, para trader (tengkulak) masih menjual telur bebek di kisaran harga seperti biasanya, yaitu Rp2.000 hingga Rp2.200 per butir di Pasar Alabio. Mengutip dari Kalsel Prokal, Abrar, Ketua Peternak Desa Murung Asam Kecamatan Amuntai Tengah menginformasikan sejak 1 bulan terakhir harga telur bebek di tingkat peternak memang anjlok.

Keanjlokan ini ditengarai karena adanya permainan trader yang mempropagandakan kaitan antara penurunan daya beli masyarakat akibat wabah Covid-19 dengan standar harga telur bebek di tingkat peternak itu.

Sebetulnya, seberapa validkah argumet para trader itu? Apakah aksi penekanan harga oleh para trader itu juga diakibatkan tercekiknya keuntungan di pihak mereka sendiri akibat struktur ongkos distribusi dan retribusi yang menggila? Ataukah semata dipicu keserakahan perdagangan?

Peternak Jadi Apatis

Masalah anjloknya harga di tingkat peternak itu lantas membuat peternak kecil memilih untuk mengosongkan kandangnya, dan ternak bebek petelur dijual sebagai ternak bebek pedaging.

Faktor biaya pemeliharaan dan pakan yang terlalu tinggi dan tak tertanggulangi dengan keuntungan penjualan telur bebek yang semakin ditekan, menjadi penyebab langkah apatis tersebut.

Ancaman ketidakberlangsungan (unsustainability) usaha ternaknya di periode berikutnya seakan tak lagi dipusingkan, tergerus rasa apatis akibat perjuangan mereka yang tak kunjung dihargai sebagaimana mestinya.

Daging bebek pun sangat murah, karena unggas ramai dijual. Tapi syukurlah cara ini lebih baik dibandingkan peternak yang harus menelan kerugian lebih besar, dan peternak besar saja yang bertahan meskipun terseok-seok.

Abrar juga memohon kepedulian Pemerintah pada nasib peternak lewat cara: proteksi pasar lokal dari produk telur bebek asal daerah lain terutama pulau Jawa, menaikkan harga beli, mencarikan pasar baru, dan menurunkan harga pakan ternak, agar penghasilan komunitas peternak lokal bisa terbantu.

Ternak Bebek Petelur Perlu Intervensi Rantai Pasar

Untuk menyelamatkan harga telur bebek di tingkat peternak agar tidak anjlok terimbas situasi maupun alasan penurunan daya beli konsumen akibat wabah Covid-19,

Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan Hulu Sungai Utara memutar otak dan bergerak cepat untuk mencarikan solusi. Tindakan Dinas Pertanian setempat itu adalah membeli hasil panen peternak telur bebek dengan harga pantas, yaitu: Rp1.750 per butir.

Pada Kalsel Prokal, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Hulu Sungai Utara, Ahmad Rijali juga menginformasikan bahwa pihaknya juga memasarkan telur bebek di atas harga di Pasar Telur Alabio Kecamatan Sungai Pandan yang berada di kisaran Rp2.200 per butir. Caranya, mereka memasarkan secara online kepada SKPD, ASN dan masyarakat umum yang memesan lewat petugas.

Hasil nyatanya, strategi pemasaran ini ternyata cocok, sehingga kelompok peternak lokal merasa penghasilan usaha ternak mereka terbantu, dan saat ini pesanan terus bertambah hingga mencapai > 7000 butir, yang dikirim oleh komunitas peternak secara langsung.

Langkah strategis Dinas Pertanian selanjutnya adalah kerjasama pemasaran telur bebek melalui ASN SKPD Provinsi, Program Keluarga Harapan, dan langsung ke masyarakat dengan standar jual di bawah harga pasar.

Prioritas Usaha Mandiri

Lain halnya di belahan lain bumi Nusantara, usaha peternakan bebek petelur di Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat malah ketiban rezeki saat wabah Covid-19 merebak di Indonesia. 

Dilansir dari Jabarnews, Supriatin, warga Kuwu Desa Balad, mengatakan bahwa usaha ternak bebek petelur yang ditekuninya sejak masih remaja di tahun 1996-2000 mengalami kebanjiran pesanan, bahkan kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar pada April 2020 lalu.

Para konsumen bahkan sampai datang sendiri ke lokasi peternakan akibat membludaknya permintaan telur bebek di tingkat pasar dan trader (tengkulak) setiap harinya.

Para peternak harus menyediakan permintaan rutin harian dari trader dengan kuantitas 1500 butir per hari, di luar permintaan konsumen lainnya, sehingga dalam 1 bulan total permintaan telur bebek mencapai 3000-4000 butir yang berasal dari berbagai wilayah seperti Majalengka, Kuningan dan Cirebon.

Untungnya, pesanan itu umumnya dijemput sendiri ke lokasi peternakan oleh para pemesannya, sehingga para peternak tidak dipusingkan oleh teknis dan ongkos pengiriman.

Dengan harga yang standar dan terjangkau di kisaran Rp2.000 – Rp2.200, telur bebek diolah menjadi berbagai macam produk jadi seperti telur bebek asin, telur bebek bakar, telur bebek oven dan masih banyak lagi.

Penghasilan usaha yang cukup menguntungkan ini memungkinkan para peternak mempekerjakan tenaga ahli pengurus bebek petelur dengan gaji yang mendekati standar UMR yaitu di kisaran Rp2.500.000,- per bulan. Ruang lingkup pekerjaannya mencakup pemberian pakan dan vitamin, pemanenan telur, serta menjaga kebersihan dan kesehatan bebek petelur.

Seperti juga halnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, rencana kedepannya adalah memberdayakan masyarakat, terutama pemuda, untuk menambah penghasilan mereka lewat beternak bebek petelur, dan membina kerjasama kemitraan guna memperkuat kemampuan budidaya dan rantai pasokan.

Lokasi peternakan sudah disediakan dalam bentuk kapling-kapling, pakan sudah diracik, sehingga masyarakat tinggal memberikan pakan dan vitamin serta menjaga kebersihan dan keamanannya saja.

Tahap akhirnya, peternakan bebek petelur masyarakat tersebut akan dimasukkan ke Badan Usaha Milik Desa guna memajukan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Balad, dan diharapkan akan menjadi prioritas bagi usaha mandiri, yang menjadi contoh bagi desa-desa lain di wilayah Kabupaten Cirebon. Cayo!

Gimana, tertarikkah kamu untuk mencoba usaha mandiri ini? Jika kamu memang punya passion, jangan disia-siakan ya. Segera raih keuntungan dari usaha yang kamu minati dan punya peluang menjanjikan ini. Sambil berusaha, jangan lupa juga untuk raih keuntungan dan investasi yang berintegritas dan menguntungkan seperti reksa dana di Ajaib.

Aplikasi Ajaib ini mudah, menu pilihan paket investasi variatif, minimum modal hanya Rp10.000, menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta diawasi penuh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk itu, Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kaum milenial.

Artikel Terkait