Milenial

Tanpa Kita Sadari, Kondisi Ini Bisa Menjadi Penyebab Stress

Penyebab stress
Penyebab stress

Ajaib.co.id – Stress tak hanya mengacaukan pikiran, melainkan juga fisik. Namun ironisnya, terkadang tanpa kita sadari ada beberapa kondisi sehari-hari yang bisa menjadi penyebab stress.

Stress merupakan reaksi tubuh terhadap kondisi yang tidak membuat nyaman, seperti menghadapi ancaman, tekanan, ataupun perubahan. Seseorang yang mengalami stress akan mengalami ketidakstabilan emosi, seperti marah, gugup, berkeringat, dan lain-lain.

Dalam waktu singkat, stress dapat menjadi positif. Karena stress membantu seseorang mampu mengatasi masalah atau menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Sebaliknya, stress juga dapat berubah menjadi negatif, jika seseorang tidak bisa mengatasinya. Akibatnya pekerjaan dan kehidupan personalnya terganggu.

Namun untuk mengubah stress menjadi positif, seseorang harus menyadari penyebabnya. Bagaimana ia akan melakukan sesuatu jika tidak tahu penyebab stress?

Penyebab Stress

Berdasarkan laman WebMD.com, hasil survei menunjukkan bahwa stress kerja menempati urutan teratas sebagai penyebab stress. 40 persen pekerja di Amerika Serikat mengalami stres di kantor seperempatnya mengatakan masalah pekerjaan adalah sumber stres terbesar dalam hidup mereka.

Apakah kamu mengalami stress kerja? Jika tidak, apakah kamu yakin? Karena tanpa kita sadari, kondisi sehari-hari di kantor maupun di rumah dapat menjadi penyebab stress. Penyebab stress kerja antara lain beban kerja melebihi tanggung jawab, bekerja dalam waktu lama, bekerja dalam kondisi berbahaya, manajemen perusahaan buruk sehingga berdampak pada kesejahteraan karyawan.

Selain itu, tidak memiliki kesempatan untuk berkembang, mengalami diskriminasi atau pelecehan di kantor, bekerja dari rumah selama pandemi, hingga risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Penyebab stress bisa berasal dari kehidupan pribadi, seperti menikah, memiliki anak, perceraian, kehilangan orang tercinta, peningkatan kewajiban keuangan (harus membayar uang sekolah adik atau menanggung utang orang tua), penyakit kronis, masalah emosional (depresi, cemas, sedih, rasa bersalah, atau harga diri rendah), dan masih banyak lagi.

Faktor Utama Penyebab Stres

Nah, setidaknya terdapat beberapa hal umum yang paling sering menjadi pemicu terjadinya stres. Apa saja itu?

ata dari American Psychological Association(APA) menunjukan bahwa generasi milenial lebih rentan mengalami stres dan kurang mampu mengendalikannya bila dibandingkan dengan generasi lain.

Bukan hanya buruk bagi kesehatan mental, kecemasan dan stres juga berkaitan dengan risiko penyakit jantung, migrain, gangguan pernapasan kronis, dan masalah kesehatan lainnya.

Banyak hal yang dapat memicu stres dan berkurangnya produktivitas. Berikut beberapa faktor utama yang biasanya menyebabkan kondisi ini.

1. Pekerjaan dan sekolah

Tugas yang menumpuk, ujian, dan evaluasi kinerja serung jadi pemicu stres serta burnout syndrome, baik pada karyawan maupun pelajar. Biasanya, stres terjadi ketika seseorang merasa cemas jika apa yang dikerjakannya belum mencapai target yang diinginkan.

Meski terkadang tantangan yang ditemui dalam tugas sehari-hari bisa memberikan motivasi serta kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru. Namun, banyak orang yang justru memaksakan tubuh dan pikirannya sampai lupa beristirahat.

Dampaknya tak hanya memengaruhi kondisi emosional, tetapi juga fisik. Bahkan, stres yang tak ditangani berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan sindrom metabolik.

2. Perubahan besar dalam hidup

Selama hidupnya, manusia akan sering dihadapkan dengan berbagai macam perubahan, misalnya perubahan karier atau peralihan menuju kehidupan yang baru seperti pernikahan.

Namun, manusia tidak selalu bisa memprediksi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, apalagi menentukan apakah perubahan ini berdampak baik atau sebaliknya.

Ketidakpastian ini lah yang sering menciptakan bias negatif sehingga otak menganggap perubahan sebagai ancaman, padahal sebenarnya kamu bisa menghadapi perubahan dalam hidup dengan beradaptasi. Kesulitan beradaptasi dengan situasi yang baru seringkali dilampiaskan dengan perasaan sedih, khawatir, cemas, atau keinginan untuk menarik diri dari orang lain.

3. Masalah keuangan

Berdasarkan survei yang diadakan oleh American Psychological Association (APA) pada 2015, keuangan juga menjadi salah satu pemicu utama stres. Masalah keuangan bisa menimpa siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh orang berpenghasilan rendah.

Orang-orang yang mengalaminya kerap terlibat dalam konflik yang berkaitan dengan uang atau merasa bersalah setelah menghabiskan uang untuk membeli hal-hal yang tidak penting. Tidak jarang pula, seseorang khawatir bila suatu hari nanti mereka tidak mampu mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kebiasaan Sehari-Hari yang Bisa Menimbulkan Stres

Agar terhindar dari stres, ada baiknya kamu bisa menghindari kebiasaan-kebiasaan yang bisa menimbulkan stres seperti:

1. Kebiasaan tidur yang buruk

Pola tidur yang kurang baik diketahui menjadi salah satu faktor utama penyumbang stres, kecemasan, dan kecenderungan untuk tidak produktif. Sebuah penelitian oleh University of California menyatakan bahwa kurangnya waktu tidur bisa berdampak pada bagian otak yang menimbulkan rasa cemas pada manusia.

2. Makan tidak teratur

Tidak hanya berkaitan dengan metabolisme tubuh, pola makan juga terbukti berpengaruh baik terhadap kondisi mental seseorang. Sebaliknya, pola makan yang buruk seperti makan tidak teratur atau melewatkan sarapan dapat menjadi pemicu stres, kebingungan, dan pusing. Kebiasaan ini juga berdampak negatif terhadap gula darah dan kesehatan secara umum.

3. Minum kopi

Dalam jangka pendek, kopi memang sering digunakan sebagai solusi mengatasi kantuk dan kurang konsentrasi. Minum kopi bisa membuat kita lebih fokus dan awas selama beberapa jam ke depan. Namun, ternyata minum kopi juga bisa menjadi pemicu stres. Kopi membuat kita lebih sensitif, mudah tersinggung, cemas, dan gugup karena kandungan kafeinnya. Kafein memompa rasa panik dalam diri dan membuat lebih awas terhadap lingkungan sekitar.

4. Duduk terlalu lama

Kini sebagian besar pekerjaan menempatkan kita di meja kerja dan seluruh pekerjaan dapat diakses melalui komputer. Namun, hal ini juga tidak baik untuk kesehatan mental. Gaya hidup yang kurang aktif, seperti duduk terlalu lama di satu posisi bisa jadi pemicu cemas dan stres. Terlebih lagi jika kamu jarang berolahraga.

5. Penggunaan telepon genggam

Dalam banyak konteks, ada banyak manfaat yang bisa dicapai dengan teknologi yang ditawarkan saat ini. Namun, teknologi tersebut juga membuat kita semakin rentan kecanduan gadget. Penelitian oleh Baylor University pada 2014 menyatakan bahwa layar handphone sebagai pusat informasi dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf. Peningkatan pada aktivitas sistem saraf inilah yang bisa memicu rasa cemas berlebihan.

6. Terlalu lama menonton TV

Menonton TV saja tidak memberikan pengaruh yang drastis terhadap tingkat stres. Namun, jika kamu sudah memiliki gangguan kecemasan, terlalu sering menonton TV mungkin akan menjadi pemicu stres.

Banyak orang lebih senang menonton program televisi yang menegangkan. Bukan hanya film horor, beragam reality show dan film dokumenter juga bisa picu perasaan tegang yang sedikit banyak memengaruhi tingkat stres.

Gejala Stress

Stress bukan muncul secara tiba-tiba. Kemunculannya selalu diikuti oleh gejala. Pada umumnya, gejala stress yang muncul berupa:

1. Gejala Fisik

Menurut laman Alodokter.com (18/03/2019), gejala stress yang muncul pada fisik antara lain detak jantung berdebar, kaki atau tangan berkeringat, nyeri otot, sakit kepala, migrain, gangguan pencernaan (mual, diare, atau sembelit), dan lainnya. Pada perempuan gejala stress tersebut menyebabkan gangguan menstruasi.

2. Gejala Perilaku

Setiap orang yang mengalami stress memiliki gejala perilaku yang berbeda-beda. Misalnya menggoyang-goyangkan kaki, kehilangan nafsu makan, kecanduan alkohol, kurang tidur padahal waktu tidur sudah enam jam, merokok lebih banyak dibanding kondisi tidak stress, dan masih banyak lagi.

3. Gejala Kognitif

Susah untuk fokus bekerja, selalu berpikir negatif, membuat keputusan sangat lama padahal tidak sedang mempertimbangkan sesuatu, kerap lupa, dan lain-lain.

4. Gejala Emosional

Gejala emosional seperti penyebab stress, sering tanpa kita sadari. Karena tak sedikit yang mengabaikannya. Sebut saja gangguan suasana hati yang berubah cepat, sulit menenangkan pikiran, merasa tak berguna, bingung terhadap tugas yang dikerjakan, tidak berguna, rendah diri, hingga menghindari orang lain.

Cara Mengatasi Stress

Jika kamu mengalami lebih dari dua gejala stress di atas, sebaiknya segera mencari pertolongan kepada ahlinya. Semakin cepat kamu menanganinya akan memperbaiki kualitas hidupmu. Misalnya konsultasi ke psikolog atau life coach. Jika tidak segera ditangani, stress akan mempengaruhi kesehatan secara fisik maupun mental. Seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, asam lambung kronis, gangguan kulit, depresi, hingga frustasi.

Selain itu, kamu bisa mengatasi stress sendiri. Tentunya, dengan pola hidup sehat, mengingat seseorang yang tengah stress rentan terbawa arus negatif (penyalahgunaan narkoba atau minuman beralkohol). Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC.gov).

1. Istirahat

Ambil waktu untuk beristirahat atau cuti, jika gejala stress muncul. Karena jika kamu memaksakan tetap bekerja, sedang mengalami stress, bukan tak mungkin kualitas kerjamu menurun. Manfaatkan cuti atau waktu istirahatmu untuk memiliki waktu rehat berkualitas.

2. Memenuhi Nutrisi

Stress berkaitan erat terhadap nutrisi. Pasalnya, saat sibuk bekerja, seseorang cenderung lupa makan. Bahkan tak sedikit yang mengandalkan makanan tinggi garam dan gula dibanding memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Oleh karena itu, kamu harus mempersiapkan makanan sehat. Seperti granola untuk sarapan, menyediakan buah sebagai kudapan, memperbanyak sayuran saat makan siang, menyediakan makanan rendah gula dan garam sebagai makanan selingan, dan minum air mineral minimal 1,5 liter.

3. Rutin Berolahraga

Tujuan berolahraga bukan hanya untuk menurunkan berat badan. Namun olahraga dapat melepaskan hormon endorfin yang berguna meningkatkan suasana hati. Sehingga kamu merasa sehat dan bahagia.

4. Melakukan Hal-hal yang Disukai

Kalau kamu sedang stress kerja dan ingin menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, lakukan saja. Namun saat ada waktu luang, meskipun sedikit, lakukan hal-hal yang kamu suka. Misal mendengarkan musik, melihat series, atau bermain gim. Hal tersebut mampu menyegarkan pikiranmu, sehingga kamu siap bekerja lagi.

5. Curhat

Mencurahkan isi hati atau bercerita tentang masalah yang dialami dapat mengurangi stress. Karena curhat dengan orang terdekat, kamu akan memperoleh perspektif lain dalam mengatasi masalah, berbagi pengalaman, sekaligus upaya menjaga kesehatan. Kamu bisa curhat dengan teman kantor, sahabat, atau kerabat dekat.

6. Hidup Mindfulness

Hidup mindfulness atau kesadaran merupakan hidup berfokus pada momen saat ini atau hidup penuh kesadaran. Pola hidup ini membantu seseorang lebih memperhatikan pikiran dan perasaan untuk mengelola situasi sulit dan membuat pilihan yang bijaksana.

7. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri

Selalu bekerja dengan sempurna boleh-boleh saja. Bertindak keras pada diri sendiri juga sah-sah saja. Namun perlu ingat, terkadang manusia melakukan kesalahan dan memiliki waktu untuk memperbaikinya. Hargailah diri sendiri dengan cara melonggarkan aturan-aturan yang selama ini melekat pada dirimu.

Pada dasarnya, penanganan stress cukup mudah. Terlebih jika seseorang sadar bahwa dirinya sendiri sedang mengalami stress. Dan bila kamu melihat teman kerja memiliki gejala stress, tak ada salahnya untuk membantu.

Artikel Terkait