The Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat (AS), telah meningkatkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung pada Rabu (3/5) waktu setempat. Ini merupakan kenaikan suku bunga yang kesepuluh sejak bank sentral mulai melawan inflasi pada Maret 2022.
Tindakan ini diambil di tengah kerapuhan yang terus berlanjut di sektor perbankan AS, yang sebagian disebabkan oleh kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga seperempat poin membawa suku bunga acuan dana federal mencapai 5 persen – 5,25 persen, level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun.
Setelah rapat, Gubernur The Fed, Jerome Powell, kembali menekankan komitmen bank sentral dalam menekan inflasi, namun tidak menyertakan pernyataan “beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat” seperti sebelumnya. Ketidakhadiran pernyataan tersebut membuka kemungkinan adanya jeda dalam kenaikan suku bunga ke depannya.
Powell mengatakan, “Orang-orang memang berbicara tentang jeda, tetapi tidak terlalu banyak pada pertemuan ini. Ada perasaan bahwa kita lebih dekat ke akhir daripada ke awal.”
Debat di antara pejabat The Fed dapat meningkat dalam beberapa minggu mendatang karena pinjaman menjadi lebih sulit dan ekonomi semakin dekat dengan resesi. “Divergensi pandangan seputar kondisi ekonomi, arah inflasi, dan risiko ekonomi akan menyoroti perbedaan pandangan dalam arah kebijakan yang akan diambil,” kata Kepala Ekonom RSM US, Joseph Brusuelas.
Meskipun demikian, Powell tetap optimis terhadap ketahanan ekonomi dengan melihat penurunan tingkat pengangguran tanpa adanya peningkatan signifikan dalam angka pengangguran. Pemerintah AS mencatat bahwa pada bulan Maret lalu, terdapat 9,59 juta lowongan pekerjaan, menurun dari puncak 12 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran belum melewati 3,7 persen sejak The Fed mulai meningkatkan suku bunga tahun lalu.
Sumber: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan AS 0,25 Persen, dengan perubahan seperlunya.
