Ajaib.co.id – Ketika tiba-tiba datang saudara ingin melakukan pinjaman uang untuk DP rumah karena dia hanya punya setengahnya. Mau menolak, kok rasanya kejam. Kalau dikasih, kamu juga rasanya enggan. Hmm… bagaimana ya?
Ini dia beberapa bahan pertimbangan yang bisa kamu lakukan dan juga saran dari psikolog finansial yang dirangkum Redaksi Ajaib dari wealthsimple.com.
Haruskah Membantunya?
Tekanan kekeluargaan mungkin membuatmu tidak enak untuk menolak. Rasa bersalah, status, penyesalan, dan rasa persaudaraan mungkin bisa menjadi efek pinjaman uang. Apalagi kalau dicampur dengan masalah keluarga?
Ketika kamu sulit memutuskan, coba jawab dulu beberapa hal di bawah ini.
Langkah Pertama: Berlaku Seperti Bank
Hal yang paling pertama harus kamu tanyakan pada dirimu adalah tentang saudaramu ini:
- Apakah kakakmu pernah membuat keputusan keuangan yang tragis? Jika ya, langsung saja lompat ke bagaimana menolak memberi pinjaman.
- Apakah dengan memberi pinjaman uang akan memicu hal yang buruk pada saudaramu? Ketagihan, tidak bisa menjaga diri, dan lainnya. Jika ya, silahkan langsung ke bagian cara menolak dengan halus.
- Apakah kamu yakin saudaramu dapat membayar pinjaman uang? Jika tidak, jangan ragu-ragu, bagian menolak bisa kamu coba.
- Ingatlah semua pinjaman penuh risiko. Pikirkan kembali apakah setelah meminjamkan uang kesehatan keuanganmu akan baik-baik saja? Jangan pinjamkan uang yang penting untuk kelangsungan hidupmu.
Langkah Kedua: Sekarang Berlakulah Seperti Bank Emosional
Pertanyaan di langkah pertama sudah lulus semua? Oke, sekarang fokus ke bagian dirimu.
- Bagaimana rencanamu menjadi kreditur? Apakah kamu akan naik darah kalau saudaramu tiba-tiba mengunggah foto berlibur sementara kamu kerja bagai kuda? Dengan kata lain, apakah kamu sanggup menganggap pinjaman itu terpisah dari keluargamu? Bisakah kamu sebagai kreditur memisahkan bagian ‘saudara’ dan ‘dia masih ada utang sama gue’? Jika jawabannya tidak, coba pastikan apakah kamu bisa berubah? Tidak? Oke, langsung saja ke bagian menolak.
- Sekarang pikirkan kebalikannya: bagaimana saudaramu bereaksi saat dia bukan hanya saudara tapi juga peminjam uang. Dr. Gresham menyatakan, “Peminjam uang biasanya menahan diri atau mawas diri ketika meminjam uang. Uang bisa menjadi benda yang simbolis dan memicu emosi.”
Intinya adalah apakah hubungan kalian akan berubah ketika kamu memberikan pinjaman uang? Coba bicarakan dulu jika kamu memang berniat memberikan pinjaman.
Langkah ketiga: Buat Rencana Aktual
Jika masuk ke langkah ini, berarti saudaramu cukup bertanggung jawab pada keuangannya. Berarti saudaramu tidak pernah dihampiri rentenir atau kamu mendapat telepon dari pihak kreditur tentang pinjamannya. Baik, kamu mulai terpikir untuk meminjamkan uang.
Gresham menyatakan langkah selanjutnya adalah duduk bersama dan bicara blak-blakan. Ucapkan dengan jelas seberapa kamu sanggup meminjamkan dan berapa lama temponya. Jangan ditahan, langsung saja sampaikan dengan gamblang untuk mencegah masalah di masa depan.
“Kamu perlu berbicara dengan detail tentang risiko dan keuntungan pinjaman. Lalu ungkapkan juga rentang waktu dan ekspektasimu. Misalnya kamu mau saudara kamu mengembalikan uang dulu baru jalan-jalan. Lalu tanyakan juga apakah pinjaman ini boleh diketahui saudara yang lain atau tidak.”
Layaknya pinjaman bank, buat tenor pinjaman atau jangka waktu pengembalian beserta bunganya. Faktanya, agar pemerintah melegitimasi pinjaman, kamu harus mengenai bunga di bawah bunga bank. Alasan lain dari memberi beban bunga adalah adalah jika saudaramu tidak bisa membayar, kamu bisa mengurangi kerugian dengan bunga yang dibayarkan. Jangan lupa untuk mencatat bunga pada laporan keuanganmu, ya.
Beban bunga ini penting bagi pemberi pinjaman dan peminjam sebagai formalisasi perjanjian bisnis yang berkelanjutan. Sekaligus membuat pinjaman ini formal walaupun pinjaman pokok saja, hal ini akan secara otomatis membuat semua pihak taat pada jadwal pembayaran. Selalu tulis perjanjian dengan syarat dan ketentuan yang ditandatangani kedua belah pihak
Nah, sekarang bagian yang mungkin kalian tunggu.
Bagaimana Cara Mengatakan Tidak Pada Saudara
Langkah keempat ini mungkin yang kalian tunggu-tunggu. Cara menolak saudara terakrabmu.
Jika kamu memutuskan untuk menolak memberi pinjaman tapi tidak mau hubunganmu rusak, saran utama adalah jangan defensif. Mulailah dengan kebenaran atau versi diperhalus. Katakan kenapa tidak mungkin bagimu untuk meminjamkan uang sekarang, mungkin kamu juga sedang membayar utang, atau kamu kena potongan gaji, bisa juga kamu sedang membayar cicilan rumah.
Tawarkan untuk membantunya di hal yang lain seperti menghemat. Misalnya kamu menawarkan tumpangan sampai ke tempat kerja atau sekalian membayar akuntan atau penasihat finansial bagi saudaramu.
“Jika kamu tidak bisa membantu secara finansial, banyak cara lain yang bisa kamu bantu. Tidak selalu harus memberi uang secara langsung,” jelas Gresham.
Langkah terakhir: Bersiaplah Untuk Bilang Iya
Pertimbangkan kisah ini: teman Gresham meminjam sedikit uang dari ayahnya untuk membeli rumah di kampung halamannya. Ayahnya tentu tidak mengikuti langkah rasional di atas.
Saat Gresham bertanya apakah rasanya janggal, sebagai wanita berusia 40 tahun untuk meminjam uang dari ayahnya untuk uang muka, jawabannya adalah “Anehnya kami bahkan tidak pernah membicarakannya. Ayahku hanya mendengus dan bergumam kalau ia akan membantuku. Tapi dia tidak gembira menulis cek untukku. Kurasa ayahku senang membantu anak tunggalnya mencapai life milestone.”
Singkatnya, meminjamkan uang ke saudara akan membuatmu tidak nyaman, tapi membantu orang terkasih akan membuatmu merasa bangga. Dan bagi kamu yang ingin meminjam uang dari saudara, teman Gresham harus menerima ayahnya bolak-balik setiap sabtu pagi untuk minum kopi tanpa diundang. Sebagai orang yang meminjam uang untuk membeli rumah, wanita itu hanya bisa mengatakan, “Mau gula atau susu?”
Ketimbang berada pada posisi yang serba tidak enak, alihkan uangmu sebelum diminta untuk mengajukan pinjaman. Daripada kamu dibilang jahat, lebih baik kamu investasikan uangmu ke reksa dana atau saham. Di Ajaib, kamu bisa berinvestasi dengan harga terjangkau. Pasti aman karena terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Indonesia Stock Exchange (IDX).