Obligasi

Investasi Obligasi, Aman dengan Untung Maksimal

Investasi Obligasi, Aman dengan Untung Maksimal

Ajaib.co.id – Obligasi merupakan salah satu jenis produk investasi yang saat ini semakin diminati oleh orang-orang. Hal itu karena berinvestasi di obligasi termasuk menguntungkan. Namun, walaupun menguntungkan ada risiko obligasi yang perlu diketahui agar nantinya kamu bisa melakukan persiapan yang cukup matang karena setiap investasi yang menguntungkan ada risiko yang membayanginya.

Apa Itu Obligasi?

Sebelum kita membahas risiko obligasi secara terperinci, ada baiknya kamu mengetahui lebih dulu tentang apa itu obligasi. Obligasi sering disebut dengan Bonds. Biasanya, yang mengeluarkan obligasi adalah perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal untuk ekspansi lebih besar bagi usahanya. Jadi, biasanya obligasi ini tidak dikeluarkan secara perorangan, tapi dikeluarkan oleh badan usaha.

Namun, hal itu tidak sebatas perusahaan, karena Pemerintah di Indonesia juga ada yang mengeluarkan obligasi untuk membangun infrastruktur yang saat ini diperlukan demi kehidupan masyarakat yang jauh lebih baik.

Obligasi bisa disebut juga dengan surat utang. Surat utang tersebut dijual kepada para investor dan memiliki nilai harga yang telah ditentukan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Lalu dari mana investor mendapatkan keuntungan? Keuntungannya ada pada bunga yang dibebankan pada obligasi.

Sehingga, nantinya perusahaan yang mengeluarkan surat utang harus membayar sejumlah uang pada investor sesuai jumlah obligasi ditambah dengan bunga yang dibebankan pada obligasinya. Bunga ini akan semakin besar setiap tahunnya.

Obligasi sendiri ada yang punya jangka waktu yang panjang dan ada juga yang memiliki jangka waktu yang pendek. Jangka waktu ini adalah waktu tempo yang surat utang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang obligasi. Batas waktu paling lama obligasi harus dibayarkan adalah 10 tahun. Ini termasuk obligasi yang punya jangka waktu cukup panjang.

Jenis-Jenis Obligasi

Ada beberapa jenis obligasi yang bisa menjadi pilihan investasimu. Apa sajakah itu?

1. Obligasi menurut sistem pembayaran kupon

a. Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bonds)

Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik, namun bunga dan pokok dibayar sekaligus pada saat waktu jatuh tempo

b. Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)

Obligasi dengan tingkat kupon yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik

c. Obligasi Kupon Variabel (Variable Coupon Bonds)

Oligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tertentu, berdasarkan acuan (benchmark) tertentu seperti suku bunga perbankan.

2. Obligasi menurut sisi penerbit

a. Obligasi Korporasi (Corporate Bond)

Obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik itu dari BUMN maupun swasta. Terbagi menjadi beberapa jenis. Di antaranya obligasi dengan kupon tetap, kupon variabel, dan dengan prinsip syariah. Di mana, ada obligasi korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat.

b. Obligasi Pemerintah (Government Bond)

Obligasi yang diterbitkan pemerintah Indonesia dengan kupon tetap (seri FR- Fixed Rate), kupon variable (seri VR –Variable Rate), atau dengan prinsip syariah/Sukuk Negara seperti ORI, sukuk ritel.

c. Obligasi Ritel

Obligasi yang diterbitkan pemerintah dan dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang ditunjuk pemerintah seperti ORI atau Sukuk Ritel.

3. Obligasi menurut kepatuhan terhadap kaidah syariah

a. Sukuk (Obligasi Syariah) Mudharabah

Obligasi yang menggunakan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

b. Sukuk (Obligasi Syariah) Ijarah

Obligasi yang menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap dan bisa diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Keuntungan Berinvestasi Obligasi

Sebelum mengetahui risiko obligasi, ada baiknya kamu mengetahui keuntungan yang kamu dapatkan ketika memutuskan membeli obligasi.

1. Mendapatkan Keuntungan

Yang pertama kamu incar ketika membeli obligasi tentunya adalah mendapatkan keuntungan yang besar. Keuntungan ini didapatkan dari bunga yang diberlakukan pada obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, biasanya akan semakin besar juga keuntungan yang akan diterima. Namun, kamu harus bersabar karena kamu harus menunggu sampai obligasi jatuh tempo dan akhirnya kamu pun bisa menikmati hasilnya.

2. Bisa Dijual Kembali ke Pihak Lain

Jika kamu memiliki obligasi yang jatuh temponya lama, dan kamu punya keperluan mendesak sehingga ingin menjual obligasi yang dimiliki, kamu bisa menjualnya ke pihak lain. Pihak lain ini bisa jadi investor lain atau perusahaan lain. Mereka akan membayarkan obligasi sesuai dengan nilai dan bunganya. Karena namanya sudah dialihkan, ketika jatuh tempo nanti, maka perusahaan yang mengeluarkan obligasi akan membayar pada orang baru yang memiliki obligasi yang sebelumnya kamu punya tersebut.

3. Aman

Obligasi dikatakan aman karena hanya perusahaan-perusahaan terpercaya dan Pemerintah yang bisa mengeluarkannya. Ini artinya juga surat utang itu tidak bisa dipalsukan. Atau jika memang ada yang ingin mencoba memalsukannya itu akan sulit. Hukum yang berlaku tentang investasi obligasi di Indonesia juga sudah cukup jelas sehingga mereka yang melakukan kecurangan akan siap-siap berhadapan dengan hukum.

4. Bunga yang Tinggi

Investasi obligasi dikatakan menggiurkan karena bunga-nya yang tinggi. Bahkan lebih tinggi jika dibandingkan tabungan dan deposito.

Risiko Obligasi

Setelah mengetahui manfaat yang didapatkan ketika memutuskan berinvestasi obligasi, sekarang saatnya kamu mengetahui risiko obligasi. Risiko obligasi ini bisa saja kamu hadapi, jadi kamu harus bersiap dan segera menyusun solusi agar bisa melaluinya dengan baik. Berikut ini adalah risiko obligasi yang umumnya terjadi.

1. Likuiditasnya Bergantung pada Banyaknya Permintaan

Rupanya menjual obligasi di pasar itu bergantung pada banyaknya permintaan. Ketika tidak ada permintaan, menjual obligasi akan sangat sulit. Hal ini karena obligasi sendiri tidak memiliki pasar khusus seperti saham yang ada di pasar modal. Melakukan penawaran akan sulit jika obligasi tersebut tidak ada yang berminat. Biasanya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki banyak permintaan.

2. Berbanding Terbalik dengan Suku Bunga

Bank Indonesia punya wewenang untuk menentukan suku bunga ini. Sayangnya obligasi sendiri berbanding terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga naik, maka bunga obligasi akan mengalami penurunan. Sedangkan ketika suku bunga turun, maka bunga obligasi akan semakin naik. Risiko obligasi ini juga akan sering kamu temukan.

3. Obligasi Jangka Panjang Punya Risiko Lebih Besar

Obligasi yang punya jangka panjang punya risiko lebih besar karena adanya turun-naiknya suku bunga tadi. Namun, sebenarnya risiko yang besar ini berbanding lurus dengan bunga obligasi jangka panjang yang akan semakin bertambah setiap tahunnya.

4. Gagal Bayar

Ini adalah risiko obligasi yang mungkin paling menakutkan karena ketika sudah jatuh tempo, perusahaan yang mengeluarkan obligasi malah tidak mampu membayar obligasi. Hal tersebut terjadi akibat finansial perusahaan yang mengalami kerugian terus-menerus. Jika hal ini terjadi kamu tentunya akan kebingungan dan hanya bisa menunggu sampai perusahaan bisa membayar kewajibannya.

Untuk menghindari hal ini terjadi, sebelum membeli obligasi kamu harus memastikan terlebih dahulu bahwa perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu punya reputasi yang baik dan punya laporan keuangan yang sehat dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan.

Seperti itulah risiko obligasi. Jika kamu percaya diri dan ingin menjadikannya sebagai investasi utama kamu bisa melakukannya dengan memilih obligasi Pemerintah atau obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan reputasi bagus.

Tips Meraih Untung Maksimal dalam Investasi Obligasi

Adanya imbal hasil dan pendapatan tetap melalui kupon yang diterima secara berkala membuat obligasi menjadi instrumen investasi yang stabil dan menjanjikan. Nah, agar mendapatkan manfaat maksimal dan meraih lebih banyak keuntungan dari obligasi, kamu bisa mempraktekkan beberapa tips berikut.

1. Pilih waktu tepat untuk bertransaksi

Investasi obligasi di pasar sekunder memberi kesempatan untuk melakukan transaksi jual beli obligasi kapan saja dan di mana saja. Sehingga, kamu bisa mengatur sendiri kapan harus membeli dan kapan harus menjual obligasi yang dipegang.

Investasi obligasi memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan yang disebut capital gain dari transaksi di pasar sekunder. Misalnya, kamu membeli obligasi di pasar perdana senilai Rp5 juta dengan harga 100%. Kemudian, kamu menjual obligasi tersebut di pasar sekunder dengan harga jual 105% persen.

Nah, keuntungan tersebut bisa digandakan apalagi kamu bisa melakukan transaksi jual beli dengan perhitungan yang tepat. Namun, bila menginginkan keuntungan yang stabil, kamu bisa menyimpan obligasi tersebut untuk mendapatkan pendapatan tetap dari kupon (bunga).

2. Ikuti rate suku bunga

Kamu harus ingat bahwa harga obligasi selalu berbanding terbalik dengan suku bunga dan imbal hasil (yield) obligasi. Di mana, harga obligasi bisa naik dan turun karena berbagai faktor seperti suku bunga.

Karena itulah kamu perlu menentukan waktu yang tepat dalam melakukan transaksi jual beli obligasi di pasar sekunder. Perubahan suku bunga biasanya akan berpengaruh terhadap imbal hasil atau yield. Sehingga, jika harga obligasi turun maka yield obligasi akan meningkat.

3. Pilih penerbit terpercaya

Obligasi atau surat utang bisa saja diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah melalui Surat Utang Negara. Dibanding obligasi korporasi, obligasi yang dikeluarkan pemerintah relatif lebih aman karena dijamin oleh Undang-Undang.

Selain itu, obligasi pemerintah juga menjanjikan imbal hasil yang tinggi dengan suku bunga yang kompetitif. Ada beberapa jenis obligasi yang dikeluarkan oleh negara yaitu obligasi konvensional seperti Obligasi Negara Ritel atau ORI dan obligasi syariah yang dikenal dengan SUKUK.

ORI dan SUKUK menjadi salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada perseorangan Warga Negara Indonesia. Di mana, dana yang terkumpul biasanya digunakan untuk pembiayaan proyek pembangunan atau proyek strategis pemerintah dan menutup defisit anggaran tahun berjalan.

Artikel Terkait