
RALS
Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
Non-Primer
Day Trading






Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
Non-Primer
Day Trading










Saat e-commerce booming, saham ritel mulai digadang-gadang bakal sunset. Apalagi saat pandemi Covid-19 di 2020 kemarin. Kalau dilihat trennya, revenue dan net profit dua saham ritel sejuta umat (dalam artian yang sering dikunjungi untuk berbelanja), yakni $RALS dan $LPPF itu turunnya sampai setengahnya pasca covid (periode tahunan). Sampai saat ini, kinerja keduanya belum juga pulih ke periode sebelum pandemi. Apakah bisa pulih? sebenarnya bisa aja jika daya beli masyarakat membaik. Soalnya, kedua saham ini juga ngejar target market segmen menengah ke bawah yang sensitif banget sama kondisi ekonomi. Masalahnya, setelah suku bunga turun, apakah marketplace juga akan kembali jor-joran kasih promo atau tidak. Jika masih jor-joran, saham ritel ini bisa tumbuh lagi, tapi cenderung terbatas. Ulasan lengkap RALS vs LPPF bisa kamu baca di sini: https://www.mikirduit.com/adu-saham-ritel-sejuta-umat-lppf-vs-rals-siapa-yang-terbaik/ $IHSG $MAPI
$MDKA $BREN $ACES $MAPI $RALS $ADRO $ITMG $ICBP $MYOR $TINS $BBCA $TLKM $ASII $PWON $CTRA $SMRA $UNVR Beli yu
Menilik Peluang Saham Ritel di Tengah Tekanan Daya Beli Sektor saham ritel di Indonesia tengah menghadapi tantangan serius akibat penurunan daya beli masyarakat, seiring dengan inflasi yang tinggi dan pelemahan ekonomi. Namun, ada peluang tersembunyi bagi investor yang cermat dalam memilih saham. Perusahaan-perusahaan ritel yang berfokus pada segmen premium atau memiliki strategi diversifikasi produk yang kuat, seperti $ACES dan $MAPI, mungkin lebih tahan terhadap tekanan ini. Di sisi lain, pemain yang bergantung pada segmen menengah ke bawah harus lebih waspada terhadap volatilitas pasar. Analisis Fundamental Saham Ritel Meskipun sektor ritel menghadapi tantangan, beberapa perusahaan berhasil mempertahankan profitabilitas melalui pengendalian biaya yang ketat dan inovasi produk. $ACES, misalnya, terus memperkuat posisinya di segmen ritel premium dengan penawaran produk yang bervariasi, sementara $MAPI memanfaatkan kemitraan strategis dengan merek global untuk menarik konsumen berpenghasilan tinggi. Kedua perusahaan ini juga fokus pada ekspansi digital, yang telah menjadi kunci dalam mempertahankan kinerja penjualan di tengah penurunan kunjungan ke toko fisik. Di sisi lain, perusahaan seperti $RALS yang lebih fokus pada segmen menengah ke bawah mungkin menghadapi risiko yang lebih besar. Penurunan daya beli secara langsung mempengaruhi pendapatan mereka, dan meskipun upaya diversifikasi sedang dilakukan, hasilnya belum sepenuhnya terlihat dalam kinerja keuangan mereka. Prospek dan Tantangan ke Depan Melihat ke depan, sektor ritel diproyeksikan akan tetap menghadapi tantangan hingga kondisi ekonomi makro membaik. Namun, bagi investor dengan strategi jangka panjang, saham-saham ritel dengan fundamental kuat dan fokus pada segmen premium dapat menawarkan peluang menarik. Di sisi lain, investor harus tetap waspada terhadap potensi penurunan lebih lanjut di saham-saham yang lebih rentan terhadap penurunan daya beli masyarakat.
Yuk bisa yuk $MDKA $BREN $ACES $MAPI $RALS $ADRO $ITMG $ICBP $MYOR $TINS $BBCA $TLKM $ASII $PWON $CTRA $SMRA $UNVR $BWPT $BBRI
$MDKA $BREN $ACES $MAPI $RALS $ADRO $ITMG $ICBP $MYOR $TINS $BBCA $TLKM $ASII $PWON $CTRA $SMRA $UNVR Okeee ni
Saat e-commerce booming, saham ritel mulai digadang-gadang bakal sunset. Apalagi saat pandemi Covid-19 di 2020 kemarin. Kalau dilihat trennya, revenue dan net profit dua saham ritel sejuta umat (dalam artian yang sering dikunjungi untuk berbelanja), yakni $RALS dan $LPPF itu turunnya sampai setengahnya pasca covid (periode tahunan). Sampai saat ini, kinerja keduanya belum juga pulih ke periode sebelum pandemi. Apakah bisa pulih? sebenarnya bisa aja jika daya beli masyarakat membaik. Soalnya, kedua saham ini juga ngejar target market segmen menengah ke bawah yang sensitif banget sama kondisi ekonomi. Masalahnya, setelah suku bunga turun, apakah marketplace juga akan kembali jor-joran kasih promo atau tidak. Jika masih jor-joran, saham ritel ini bisa tumbuh lagi, tapi cenderung terbatas. Ulasan lengkap RALS vs LPPF bisa kamu baca di sini: https://www.mikirduit.com/adu-saham-ritel-sejuta-umat-lppf-vs-rals-siapa-yang-terbaik/ $IHSG $MAPI
$MDKA $BREN $ACES $MAPI $RALS $ADRO $ITMG $ICBP $MYOR $TINS $BBCA $TLKM $ASII $PWON $CTRA $SMRA $UNVR Beli yu
Menilik Peluang Saham Ritel di Tengah Tekanan Daya Beli Sektor saham ritel di Indonesia tengah menghadapi tantangan serius akibat penurunan daya beli masyarakat, seiring dengan inflasi yang tinggi dan pelemahan ekonomi. Namun, ada peluang tersembunyi bagi investor yang cermat dalam memilih saham. Perusahaan-perusahaan ritel yang berfokus pada segmen premium atau memiliki strategi diversifikasi produk yang kuat, seperti $ACES dan $MAPI, mungkin lebih tahan terhadap tekanan ini. Di sisi lain, pemain yang bergantung pada segmen menengah ke bawah harus lebih waspada terhadap volatilitas pasar. Analisis Fundamental Saham Ritel Meskipun sektor ritel menghadapi tantangan, beberapa perusahaan berhasil mempertahankan profitabilitas melalui pengendalian biaya yang ketat dan inovasi produk. $ACES, misalnya, terus memperkuat posisinya di segmen ritel premium dengan penawaran produk yang bervariasi, sementara $MAPI memanfaatkan kemitraan strategis dengan merek global untuk menarik konsumen berpenghasilan tinggi. Kedua perusahaan ini juga fokus pada ekspansi digital, yang telah menjadi kunci dalam mempertahankan kinerja penjualan di tengah penurunan kunjungan ke toko fisik. Di sisi lain, perusahaan seperti $RALS yang lebih fokus pada segmen menengah ke bawah mungkin menghadapi risiko yang lebih besar. Penurunan daya beli secara langsung mempengaruhi pendapatan mereka, dan meskipun upaya diversifikasi sedang dilakukan, hasilnya belum sepenuhnya terlihat dalam kinerja keuangan mereka. Prospek dan Tantangan ke Depan Melihat ke depan, sektor ritel diproyeksikan akan tetap menghadapi tantangan hingga kondisi ekonomi makro membaik. Namun, bagi investor dengan strategi jangka panjang, saham-saham ritel dengan fundamental kuat dan fokus pada segmen premium dapat menawarkan peluang menarik. Di sisi lain, investor harus tetap waspada terhadap potensi penurunan lebih lanjut di saham-saham yang lebih rentan terhadap penurunan daya beli masyarakat.