Reksa Dana

Risiko Berinvestasi di Reksa Dana Pasti Ada, Solusinya?

risiko berinvestasi di reksa dana

Ajaib.co.id – Meskipun reksa dana adalah instrumen investasi yang ramah pemula, tetapi risiko berinvestasi di reksa dana tentunya juga ada. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Setiap kegiatan investasi menyimpan risikonya sendiri-sendiri. Menyimpan uang di celengan pun akan berisiko dicuri. Memindahkan uang ke bank mungkin jadi solusi sebagian besar orang saat ini.

Namun uangmu tak akan selamat karena terpotong biaya administrasi sana-sini, dengan tambahan bunga yang tipis-tipis saja. Bagaimana nasib uangmu berpuluh-puluh tahun ke depan?

Semua jenis investasi sesederhana apa pun pasti menyimpan risiko. Risiko berinvestasi di reksa dana pun pasti ada. Memang, reksa dana adalah salah satu jenis investasi yang cocok untuk pemula.

Namun bukan berarti tak ada risiko sama sekali. Hanya saja, risiko berinvestasi di reksa dana dapat diminimalisir dengan adanya pilihan-pilihan pengelolaan oleh manajer investasi.

Meski demikian, jangan sampai risiko berinvestasi di reksa dana membuatmu mundur dan hilang semangat untuk mulai berinvestasi. Kamu akan dapat mengatasinya jika kamu terlebih dahulu memahami risiko berinvestasi di reksa dana. Simak terus artikel ini, ya!

Risiko Berinvestasi di Reksa Dana

Risiko berinvestasi di reksa dana bisa datang dari mana saja, meliputi kondisi pasar hingga kinerja dari manajer investasi itu sendiri. Lalu, apa saja risiko investasi reksa dana yang perlu kamu ketahui?

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Berkurang

NAB merupakan nilai yang menggambarkan total kekayaan bersih reksa dana setiap harinya. Total kekayaan bersih tersebut berasal dari nilai pasar setiap jenis aset investasi, yakni saham, obligasi, surat berharga pasar uang, ditambah dengan deposito, dividen saham, dan kupon obligasi. Kemudian nilai pasar ini dikurangi biaya untuk keperluan operasional reksa dana.

NAB bisa berkurang karena turunnya harga aset dalam portofolio reksa dana. Penurunan harga aset bisa terjadi karena penurunan kinerja emiten saham, kondisi perekonomian, serta kondisi sosial politik yang tidak kondusif.

Wanprestasi Pihak Terkait

Bisa saja terjadi, pihak-pihak yang terlibat dalam investasi reksa dana mengingkari kewajiban yang sudah tertuang dalam kontrak. Pihak-pihak yang terlibat meliputi manajer investasi.

Misalnya perusahaan sekuritas atau lembaga keuangan lainnya yang mengelola reksa dana, hingga bank kustodian yang menyimpan dana nasabah. Akibatnya sangat mungkin berpengaruh pada menurunnya nilai investasi.

Bahkan dalam kasus yang lebih parah, perusahaan pengelola reksa dana bisa saja dibubarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jika merugikan nasabah. Alasan pembubaran lainnya adalah karena NAB yang terus menurun hingga di bawah batas yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas dapat terjadi ketika pembayaran hasil penjualan kembali unit penyertaan reksa dana tidak dapat dibayarkan oleh manajer investasi. Jika aset reksa dana tidak likuid atau sulit dicairkan, manajer investasi akan kesulitan menjual kembali portofolio reksa dana dalam waktu singkat. Akibatnya, pembayaran hasil investasi tidak dapat langsung dilakukan.

Return Tidak Pasti

Belakangan ini, banyak saran positif soal mengalihkan investasi ke instrumen yang lebih menguntungkan, salah satunya reksa dana. Tidak salah bila menyebut bahwa reksa dana lebih menguntungkan daripada tabungan dan deposito.

Dengan imbal hasil yang lebih tinggi daripada tabungan atau deposito, nilai uangmu setidaknya tidak akan turun drastis tergerus inflasi. Namun, satu yang perlu diingat, return reksa dana tidaklah pasti. Bisa jadi reksa dana membawa keuntungan tahun ini tetapi belum tentu tahun berikutnya juga demikian.

Tidak Dijamin oleh Pemerintah

Berbeda dengan jenis simpanan dana lain, investasi reksa dana tidak dijamin oleh pemerintah. Jadi, jika kamu merugi karena reksa dana, tidak ada pihak yang akan menanggungnya.

Bahkan ketika kerugian itu disebabkan oleh kondisi politik akibat kebijakan pemerintah, pemerintah tidak akan mengganti kerugian investasimu. Berbeda dengan tabungan dan deposito yang dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Tidak Ada Asuransi Jiwa

Sejumlah produk perbankan disertai juga dengan asuransi jiwa. Jadi, ketika misal nasabah meninggal dunia, kreditnya akan lunas, atau depositonya terus berjalan hingga jatuh tempo. Dalam reksa dana, tidak akan ada yang memberi fasilitas asuransi jiwa. Semua risiko akan kamu tanggung sendiri.

Cara Tepat Meminimalisir Risiko

Sekarang, kamu sudah paham risiko berinvestasi di reksa dana, bukan? Jangan menyerah. Jika kita mau berusaha, tentu hasilnya akan optimal. Ada beberapa solusi yang dapat ditempuh untuk meminimalisir risiko. Apa saja?

Mengenali Pihak Pengelola

Kenali lebih jauh pihak-pihak yang mengelola reksa danamu, terutama manajer investasi dan bank kustodian. Pilih perusahaan pengelola reksa dana yang memiliki produk reksa dana berkinerja baik.

Kamu bisa melihatnya dari NAB. Semakin besar NAB, seharusnya semakin kuat reksa dana tersebut. Pastikan manajer investasi dan bank kustodian terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Periksa Data Dana Kelolaan

Periksa juga berapa besar dana nasabah yang dikelola oleh suatu manajer investasi. Besarnya dana yang dikelola menunjukkan kepercayaan nasabah untuk berinvestasi di manajer investasi tersebut. Dana kelolaan serta NAB yang besar juga akan menguntungkanmu ketika hendak mencairkan investasi.

Lakukan Perencanaan dengan Benar

Investasi berbeda dengan sekadar menabung. Tabungan di bank mungkin bisa kamu abaikan dan baru menabung lagi bila ingat. Mengingat adanya risiko nilai aset reksa dana yang menurun, kamu tidak lagi bisa tinggal diam.

Kamu harus terus memantau reksa danamu dan memastikan investasi secara rutin. Tak ada salahnya juga memanfaatkan layanan investasi otomatis setiap bulannya.

Diversifikasi Investasi

Ini saran klasik dan jangan pernah disepelekan. Tempatkan danamu dalam berbagai instrumen investasi. Jadi, jangan hanya mengandalkan reksa dana. Variasikan investasi dari risiko rendah, sedang, hingga tinggi.

Untuk mengimbangi reksa dana dengan risiko sedang, kamu bisa pilih instrumen lain yang berisiko rendah seperti deposito atau surat berharga negara. Jika reksa dana jatuh, kamu masih punya investasi lainnya.

Pada dasarnya, investasi seharusnya menguntungkan. Tinggal bagaimana kita cermat mengelola risiko. Berminat mulai investasi reksa dana? Ayo coba aplikasi Ajaib. Sebagai pemula, kamu tidak akan dibuat bingung.

Dengan setoran yang ringan dan pilihan-pilihan reksa dana yang mudah dipahami, kamu bisa segera mengambil keputusan. Jika masih ragu, kamu bisa meminta bantuan langsung dari para ahli di Ajaib. Yuk, unduh sekarang aplikasinya di Google Play dan App Store!


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait