Ajaib.co.id – Setiap perusahaan diharapkan bisa menghitung rasio solvabilitas dengan akurat. Perhitungan ini akan menjadi pedoman tentang sehat tidaknya perusahaan tersebut.
Untuk perhitungannya, dibutuhkan orang yang kompeten dalam hal tersebut. Seorang akuntan menjadi pilar utama dalam mengetahui tingkat rasio tersebut. Darinya, hasilnya akan lebih akurat dan perusahaan akan mengetahui secara langsung tentang posisi kesehatannya.
Apa itu Rasio Solvabilitas?
Sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui solvabilitas. Karena ini berkaitan langsung dengan kesehatan perusahaan. Rasio solvabilitas dikenal juga dengan sebutan ratio leverage yang merupakan sebuah alat ukur untuk menilai kemampuan dari perusahaan dalam memenuhi hak dan kewajiban utamanya. Kewajiban yang dimaksud ialah kemampuan perusahaan untuk melunasi utang pada pihak pemberi pinjaman.
Penilaiannya didasari atas dasar jumlah utang terhadap aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penilaiannya akan dihitung seperti apakah memiliki kemampuan untuk membayarnya pada jangka waktu pendek ataupun panjang.
Setiap perusahaan diharapkan bisa memenuhi kewajibannya. Kemampuan dalam melunasi utang jangka pendek dan panjang akan menjelaskan tentang seberapa sehat kinerja perusahaan. Dengan kemampuan ini, perusahaan akan terus tumbuh dan pemberi pinjaman bisa memberikan pinjaman lagi di masa mendatang.
Perlu dipahami juga bahwa pinjaman hutang ini akan selalu dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. Pinjaman akan membantu pemiliknya dalam memecahkan masalah permodalan. Terlebih jika perusahaan sangat memerlukannya untuk kebutuhan perluasan bisnis.
Jika perusahaan tidak segera mendapatkan modal, hampir dipastikan perusahaan tersebut akan kesulitan untuk berkembang. Hal ini tentu bisa menghambat kinerjanya dan menyebabkan perusahaan tersebut tertinggal oleh perusahaan lainnya. Sehingga, tidak mengherankan jika perusahaan akan memanfaatkan utang dari pemberi pinjaman.
Tujuan Perhitungan Rasio Leverage
Setiap perusahaan memang perlu mengontrol jumlah utangnya. Ini bisa dijadikan acuan utama dalam menentukan langkah bisnis. Mengenai tujuan perhitungan rasio ini, perusahaan memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan Posisi Perusahaan
Perusahaan tentunya mengetahui posisinya di dunia bisnis. Gambaran ini nantinya akan menjadi rujukan bagi pemberi pinjaman. Karena ini berhubungan langsung dengan kemampuan bayar.
Ketika perusahaan dalam ambang tertekan akibat besarnya utang, kemungkinannya ialah kecil untuk mendapatkan suntikan dana kembali. Alasannya sangat jelas. Perusahaan tidak bisa menutupi total utangnya dengan total aset yang dimilikinya.
Berbeda jika utangnya terlihat kecil dibandingkan aset. Perusahaan bisa menambah modal dengan mudah melalui bantuan pemberi pinjaman. Pemberi pinjamanpun bisa segera mencairkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
2. Mengetahui Besaran Aktiva yang Dibiayai Utang
Tidak dipungkiri bahwa sebagian besar total aktiva perusahaan akan dibiayai oleh utang. Ini menjadi pilihan perusahaan ketika akan memperluas cabang dan ketika perusahaan memang butuh tambahan modal.
Dengan melihat besaran biaya ini, perusahaan bisa mengambil keputusan kedepannya. Contohnya ialah apakah masih baik untuk mengambil pinjaman kembali atau tidak.
3. Menilai Jumlah Tagihan
Tujuan lain mengapa perusahaan perlu menghitung rasio solvabilitas tidak lain untuk menilai besaran jumlah kewajibannya pada pemberi pinjaman. Karena kewajiban ini akan menjadi perhatian serta menjadi tolok ukur terkait bagus tidaknya kinerja perusahaan.
Perusahaan yang sehat tentunya bisa membiayai pelunasan jangka pendek atau panjang secara disiplin. Agar bisa meningkatkan kemampuan bayarnya, perusahaan akan mencari segala cara agar bisa mendatangkan profit. Artinya, pemahaman ini juga akan membuat perusahaan bisa mengambil keputusan terkait strategi yang bisa menghasilkan profit untuk kebutuhan pembayaran utang.
Jenis Dari Rasio Solvabilitas
Pada kenyataannya, perhitungan rasio ini bisa dilakukan oleh perusahaan sebagian saja dari jenisnya. Tentunya, ini dipandang dari tujuan dari perusahaan itu sendiri. Misalnya apakah hanya akan menghitung beberapa saja, atau menghitung keseluruhan untuk menganalisa keuangan perusahaan.
Untuk mengetahuinya secara mendetail, ada beberapa jenis rasio solvabilitas yang biasanya dianalisa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. DAR
DAR kepanjangan dari Debt to Asset Ratio merupakan jenis pengukuran untuk menganalisa jumlah aktiva dan utang perusahaan. Perhitungan ini akan menjelaskan besar tidaknya rasio utang terhadap aktiva. Rasio ini akan lebih mengedepankan pada analisa tentang berapa banyak aktiva yang dibiayai dengan pinjaman.
Selain itu, analisa mendalam akan menjelaskan tentang dampak yang ditimbulkan akibat utang. Maksudnya ialah pengaruhnya terhadap aktiva, di mana ketika rasio keuangannya terlihat tinggi, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam hal peminjaman dana. Pasalnya, pemberi pinjaman mengetahui bahwa aktiva perusahaan sudah tidak bisa menjadi penutup pinjaman.
2. DER
DER atau Debt to Equity Ratio merupakan jenis pengukuran untuk menilai utang dengan modal. Maksudnya ialah sebesar apa modal perusahaan yang dijadikan untuk mengambil pinjaman ke pihak kreditur.
Ketika rationya menunjukkan indikator tinggi, ini berarti bahwa pemberi pinjaman akan mengalami berbagai permasalahan. Kekhawatirannya tidak lain terkena dampak dari perusahaan yang mungkin tidak berkembang. Akibatnya, pengembalian dana akan macet.
3. LTDER
Ini merupakan jenis dari DER, hanya saja masanya yang dibuat lebih panjang. Pengukurannya akan memanfaatkan berbagai jenis modal yang dijadikan jaminan oleh sebuah perusahaan.
Semakin besar modal perusahaan yang dijaminkan, jumlah pinjaman yang didapatkan juga akan semakin tinggi. Perusahaan perlu menganalisanya agar memperoleh gambaran yang tepat. Jika rationya kecil, perusahaan bisa mengajukan pinjaman untuk dijadikan pendorong kinerja perusahaan sesuai rencana.
4. TIER
TIER atau Times Interest Earned Ratio merujuk pada penganalisaan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban bunga pinjaman. Ketika ditemui rationya tinggi, ini berarti perusahaan memang mampu dan bisa mengajukan pinjaman kembali dengan jumlah lebih besar.
Sebaliknya jika rationya lebih kecil, ini menandai bahwa perusahaan cukup kesulitan dalam melunasinya. Dengan kata lain, perusahaan belum siap untuk mendapatkan hutang kembali lantaran bisa menyulitkan keuangannya sendiri.
Intinya, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam hal pembayaran kewajiban utamanya. Semakin bagus rasio solvabilitas di setiap jenisnya, perusahaan bisa dianggap sehat dan berpotensi lebih maju.
Ini merupakan jenis dari DER, hanya saja masanya yang dibuat lebih panjang. Pengukurannya akan memanfaatkan berbagai jenis modal yang dijadikan jaminan oleh sebuah perusahaan.
Semakin besar modal perusahaan yang dijaminkan, jumlah pinjaman yang didapatkan juga akan semakin tinggi. Perusahaan perlu menganalisanya agar memperoleh gambaran yang tepat. Jika rationya kecil, perusahaan bisa mengajukan pinjaman untuk dijadikan pendorong kinerja perusahaan sesuai rencana.