Ajaib.co.id – Bank Indonesia (BI) mencatatkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2022 sebesar US$400,4 miliar atau sekitar Rp5,9 triliun rupiah. Nilai tersebut turun apabila dibandingkan dengan ULN per Juni 2022 sebesar US$403,6 miliar atau sekitar Rp 6 triliun.
Secara tahunan, posisi ULN per Juli 2022 itu terkontraksi 4,1% year on year (yoy), lebih dalam jika dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% yoy.
“Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta,” menurut Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, yang dikutip dari keterangan tertulis, pada Kamis (15/9).
Sementara itu, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi di kisaran 30,7%, atau menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8%. Utang luar negeri Indonesia itu juga tetap didominasi oleh utang berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8% dari total.
Dari total ULN pada Juli 2022, BI mencatat, porsi untuk posisi utang pemerintah berada di angka US$ 85,6 miliar, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar US$187,3 miliar. Secara tahunan, ULN Pemerintah kontraksi 9,9%, lebih dalam dibandingkan kontraksi Juni 2022 yang sebesar 8,6%.
Penurunan Utang luar negeri Pemerintah ini disebabkan oleh pergeseran penempatan dana yang dilakukan investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Terutama akibat masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.
Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, baik untuk penanganan Covid-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya.
Berdasarkan catatan B,I penarikan utang luar negeri Pemerintah pada Juli 2022 untuk memenuhi pembiayaan sektor produktif dan kebutuhan belanja prioritas antara lain yang terbesar mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sekitar 24,5% dari total ULN Pemerintah.
“Kemudian sektor jasa pendidikan (16,5%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1%), sektor konstruksi (14,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (11,8%),” jelas Erwin.
Sementara itu, untuk porsi posisi utang luar negeri swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar US$ 206,3 miliar, juga turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 207,7 miliar. Secara tahunan, utang luar negeri swasta terkontraksi 1,2%, lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7%.
“Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 2% (yoy) dan 0,9% (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang,” jelasnya.
Berdasarkan sektornya, utang luar negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.
Utang luar negeri tersebut tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7% terhadap total utang swasta.
Sumber: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp 5.964 Triliun per Juli 2022, Begini Penjelasan BI, dengan perubahan seperlunya.