Saham

Pola Grafik Saham Yang Harus Kamu Ketahui (Part 2)

aplikasi saham di OJK

Ajaib.co.id – Selain dari dua pola grafik sebelumnya, ada beberapa pola grafik saham lainnya yang harus kamu ketahui. Ini masih berhubungan dengan teori Price Action di artikel-artikel sebelumnya.

Sekali lagi untuk mengingatkan; Uptrend terdiri dari Puncak dan Lembah yang Meninggi. Singkatnya bisa kamu hapal dengan mengingat HH dan HL (Higher High dan Higher Low). Sedangkan Downtrend terdiri dari Puncak dan Lembah yang Merendah. Singkatnya LH dan LL (Lower High dan Lower Low).

Baik, di artikel kali ini ada dua jenis pola grafik yang harus kamu ketahui;

  • Bujur Sangkar
  • Segitiga  (Simetris, Ascending, dan Descending)

Bujur Sangkar

Pola ini terkenal sejak Nicholas darvas membuktikan kesuksesannya di tahun 1957. Hanya dengan mengandalkan pola ini saja Nicolas Darvas berhasil mengembangkan modalnya dari USD 25,000 menjadi USD 2,25 juta dalam 18 bulan saja di salah satu bursa saham Amerika Serikat.

Yang mengejutkan adalah bahwa ia bukanlah broker saham atau investor full-time. Di tahun 1957 ia adalah seorang penari ballroom kelas dunia yang sedang melakukan tur keliling dunia. Di sela-sela waktunya ia mempelajari lebih dari 200 buku investasi dan trading. Ia mendapati bahwa pola yang paling menguntungkan baginya adalah pola bujur sangkar ini.

Darvas akan menandai pola harga yang naik turun setelah terjadi uptrend mau pun downtrend sebelumnya. Ia hanya tertarik dengan harga yang bolak-balik/konsolidasi dalam Resistance dan Support yang jelas. Begitulah pola Bujur Sangkar terbentuk.

Pola ini dibatasi oleh Support dan Resistance horizontal yang nyata jelas terlihat di grafik timeframe 1D. Ini adalah momen konsolidasi di mana harga menguji Support dan Resistance berkali-kali sebelum benar-benar menembus salah satunya.

Darvas sendiri mendapatkan keuntungan dengan membeli saham di titik Resistance dalam pola Bujur Sangkar Bullish.

Bujur Sangkar Bullish

Pola bujur sangkar bullish ini terbentuk setelah terdapat uptrend sebelumnya.

Jadi dalam keadaan Uptrend, tiba-tiba harga seakan membeku dan naik turun seolah tak sanggup melewati Resistance. Namun uniknya harga juga tak menunjukkan tanda-tanda Downtrend. Pun harga tidak menembus Support sehingga tidak bisa dikatakan bahwa Uptrend telah patah.

Di ujung Uptrend, harga melakukan konsolidasi naik turun dalam kisaran Resistance dan Support yang jelas. Darvas kemudian menggambar bujur sangkar di Support dan Resistance, kemudian beliau menunggu harga untuk menembus level-level ini. Bujur sangkar yang digambar setelah sebelumnya terdapat Uptrend disebut dengan Bujur Sangkar Bullish.

Dalam keadaan normal kita dapat mengantisipasi kenaikan harga setelah mengidentifikasi Bujur Sangkar Bullish.

Bujur Sangkar Bullish adalah pola kontinyu dari pola Uptrend. Tips untuk masuk adalah dengan mengombinasikan Osilator seperti RSI atau Stochastic dengan Price Action. Osilator akan memberikan sinyal jenuh jual dan jenuh beli.

Jadi kita akan menunggu harga break Resistance bujur sangkar, lalu mengecek Osilator. Jika osilator menunjukkan jenuh jual, maka berikutnya kita bisa turun ke timeframe 1H dan mencari Pullback sebagai titik masuk.

Besarnya kenaikan harga adalah sedikitnya sebesar jarak antara Support dan Resistance saat konsolidasi. Misalnya  jarak antara Support dan Resistance saat konsolidasi adalah 100 poin. Maka titik Take Profitnya adalah 100 poin dihitung dari titik Resistance yang sudah tertembus ke atas.

Bujur Sangkar Bearish

Jika ada Bujur Sangkar Bullish maka ada Bujur Sangkar Bearish. Konsolidasi ini terbentuk setelah sebelumnya terdapat Downtrend. Hal ini terjadi lantaran para pembeli berpikir bahwa di titik Support adalah waktu yang baik untuk membeli. Sayangnya jumlah para pembeli ini tidak banyak karena transaksi belinya ternyata dapat diimbangi dengan transaksi jual. Imbangnya volume jual beli membuat harga konsolidasi.

Pola Bujur Sangkar Bearish menandai kelanjutan tren turun. Ini adalah kesempatan kita untuk keluar posisi jika punya saham dalam keadaan ini.

Selanjutnya menyusul gerakan konsolidasi yang dibatasi bujur sangkar, terdapat downtrend yang menakutkan. Kamu bisa pasangkan Osilator saat berada dalam kondisi konsolidasi.

Osilator akan menunjukkan kepadamu apakah harga sekarang sedang jenuh jual atau beli. Jika dalam konsolidasi harga jenuh beli dan kamu sedang punya posisi, kamu bisa keluar secepatnya. Kesempatan berikutnya untuk keluar posisi adalah saat harga menembus Support dan pullback.

Apa itu pullback? Kamu lihat kandil-kandil hijau setelah harga break Support? Itulah Pullback. Kamu bisa keluar di sana secepatnya sebelum kamu lebih banyak merugi.

Pola Segitiga

Pola grafik segitiga melibatkan harga yang bergerak konsolidasi yang dibatasi oleh resistance dan support yang semakin menyempit sehingga membentuk segitiga.

Ini adalah pola kelanjutan dari tren sebelumnya. Pola segitiga secara umum terbentuk setelah Support dan Resistance tersentuh minimal sebanyak lima kali. Misalnya Support tersentuh tiga kali, dan Resistance tersentuh dua kali. Atau sebaliknya.

Segitiga Ascending

Secara visual segitiga ascending tampak seperti ini;

Segitiga ascending terjadi dengan kecenderungan yang tinggi untuk uptrend.  Pola ini terbentuk ketika pembeli mempertahankan kekuatan sementara penjual terus melemah. Setiap kali penjual menekan harga, para pembeli masuk dan mendorong saham kembali.  

Transaksi beli diimbangi dengan transaksi jual, namun para penjual nyatanya tidak dapat mendorong harga lebih rendah. Harga akhirnya seringkali akan tembus ke atas. Kekuatan pembeli terlihat dari lembah yang terus meninggi yang merupakan salah satu ciri dari Uptrend.

Wajarnya setelah Segitiga Ascending seperti ini harga akan menebus resistance dan naik ke atas. Untuk memperkirakan seberapa jauh kenaikannya, kita bisamengukur ketinggian segitiganya. Potensi kenaikannya adalah sebesar tiang segitiganya.

Hati-hati, pola segitiga ini baru akan berhasil dalam volume yang besar. Pada volume yang tipis banyak hal bisa terjadi. Pada volume yang tipis kekuatan pembeli melemah di akhir periode dan menyebabkan hal-hal tidak terduga seperti di bawah ini;

Dalam skenario ini, para pembeli kalah dan harga tertekan ke bawah. Penurunannya adalah sebesar ketinggian segitiganya. Oleh karenanya penting bagi kita untuk mengecek volume saat trading berdasarkan pola segitiga ini.

Jika kamu terlanjur Buy dalam pola segitiga Ascending, untuk mengantisipasi volume yang tiba-tiba mengering kamu bisa letakkan Stop Loss di Lembah terdekat. Sehingga jika harga ternyata turun kamu tidak perlu menderita kerugian yang besar.

Segitiga Descending

Sesuai dengan namanya, ini adalah kebalikan dari Segitiga Ascending. Secara visual tampilannya adalah seperti ini:

Pada pola di atas, kamu bisa lihat bahwa harga terus-menerus membuat lembah yang merendah. Ini adalah tanda dari Downtrend. Namun terdapat tekanan beli yang tak bisa dipandang remeh juga.

Setelah Segituga Descending kita bisa lihat bahwa wajarnya harga akan membentuk tren turun seperti di bawah ini;

Dalam keadaan normal, wajarnya pola Segitiga Descending ini diikuti oleh tekanan jual yang membuat harga tertekan ke bawah.  Dalam pola ini, penjual mempertahankan kekuatan mereka selama pembentukan segitiga turun, dan volume beli terus melemah, sehingga harga terus tertekan ke bawah.

Secara grafis, puncak-puncaknya merendah. Transaksi jual tak terbendung sementara pembeli tidak dapat mendorong harga ke atau melampaui puncak sebelumnya. Akhirnya, tekanan beli melemah, dan harga tembus ke bawah. Besar penurunannya biasanya minimal sebesar ketinggian segitiganya.

Di pola ini, kamu sebaiknya segera keluar karena potensi kerugian kamu bisa semakin besar. Sebaiknya kamu keluar saat harga membentuk tiang segitiga.

Kelanjutan dari Pola segitiga ini kadang tidak terduga. Ada baiknya kita memperhatikan volume yang terjadi saat pola ini terbentuk.  Jika volume menipis dan pola segitiga descending muncul maka bukan tidak mungkin hasilnya adalah seperti yang di bawah ini;

Di sini tekanan beli dan jual tidak memperlihatkan kekuatan yang sesungguhnya karena volume transaksi yang minim. Sehingga kamu yang asalnya sudah Cutloss di tiang segitiga, lalu menyesal karena harga ternyata naik kembali.

Untuk yang satu ini tidak perlu kamu sesali karena memang market sedang sulit untuk diprediksi. Volume transaksi yang tipis akan menghasilkan hal-hal yang tak terprediksi. Jadi untuk lebih baiknya, hindari saja trading dengan pola segitiga jika volume transaksi minim.

Segitiga Simetris

Pola segitiga ini secara visual akan tampak seperti ini;

Pada grafik di atas, kita dapat melihat bahwa baik pembeli maupun penjual tidak bisa mendorong harga ke arah mereka.

Sehingga ketika ini terjadi, kita mendapatkan puncak dan lembah sama-sama meninggi dengan range yang semakin menyempit. Saat ini breakout atau penembusan Support atau Resistance menjadi tidak jelas.

Sebenarnya baik saja jika hal ini terjadi, kita bisa menunggu harga menembus garis tren yang menjadi resistance nya. Saat resistance tersebut tertembus kita bisa melakukan pembelian. Jika harga ternyata jatuh menembus garis tren yang berfungsi sebagai Support maka tidak perlu repot-repot masuk.

Jika kamu kurang suka dengan pola segitiga karena ketidakpastianya kamu bisa saja seperti Darvas. Nicolas Darvas hanyamencari pola bujur sangkar saja, trading ala Darvas ternyata menghasilkan pengembalian yang cukup bagus. Atau kamu tertarik untuk memasuki semua peluang yang disediakan pasar, semuanya terserah kamu.

Jika ternyata Segitiga Simetris kamu menghasilkan hal yang seperti ini;

Dalam segitiga asimetris harga tidak condong kemana-mana, sehingga potensi naik dan turun sama besarnya. Tidak perlu repot mengecek volume pasar saat kamu menemui segitiga asimetris. Kamu cukup menunggu di resistance. Jika harga menembus resistance maka market sedang berpihak padamu.

Target pengambilan keuntungannya adalah sebesar tiang segitiga simetris. Hitung saja berapa poin tiang segitiga tersebut. Lalu mulai dari titik break, hitung kira-kira di mana target keuntungannya akan terletak.

Kamu tidak disarankan untuk masuk lebih dini dalam pola segitiga. Kamu harus menunggu break di resistance untuk masuk.

Artikel Terkait