Ajaib.co.id – Dalam memenuhi kebutuhan hidup, menabung saja belum cukup untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan. Karena itu, pengetahuan investasi dibutuhkan untuk membantu mengembangkan uang yang kamu miliki.
Bagi pemula, sebelum mulai berinvestasi perlu pembekalan pengetahuan akan investasi yang cukup supaya tidak salah kaprah. Seorang pakar investasi asal Amerika Serikat (AS) Benjamin Franklin pernah berujar “Berinvestasi pada ilmu pengetahuan selalu menghasilkan keuntungan terbaik,”.
Dibalik keuntungan berinvestasi, tentu juga terkandung risiko didalamnya. Pengetahuan berguna untuk meminimalisir risiko-risiko tersebut sehingga investasi yang dijalankan menjadi maksimal.
Semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh dalam suatu investasi, semakin besar pula risiko yang akan ditanggungnya. Demikian pula, semakin kecil risiko pada sebuah investasi maka keuntungannya juga tidak terlalu besar “high risk hig return, low risk low return”.
Dasar Pengetahuan Investasi
Investasi menurut Eduard Tandelilin, investasi didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) di kemudian hari (in future).
Dari definisi tersebut, seseorang harus berkorban menyisihkan uang yang dimilikinya saat ini untuk mendapatkan yang lebih besar di kemudian hari. Dalam menjalaninya, diperlukan komitmen serta harus sabar dan disiplin (sadis).
Selain mengharapkan keuntungan, investasi wajib dilakukan dalam rangka melindungi nilai uang yang ada dari kenaikan harga barang dan jasa yang selalu terjadi setiap tahunnya. Dengan kata lain, nilai uangmu akan turun jika tidak dikembangkan.
Ragam serta jenis investasi dalam hal ini dibagi menjadi 2 kelompok, yakni:
- Real asset, yaitu instrumen investasi yang bersifat fisik atau ada wujudnya (tangible) seperti membeli logam mulia emas, tanah, properti, koleksi barang langka, dan lain sebagainya.
- Financial asset, yaitu investasi pada surat berharga (efek atau sekuritas) yang umumnya merupakan produk-produk yang ada di pasar modal seperti reksa dana, saham, surat utang (obligasi), produk turunan/derivative (waran,opsi,HMETD), produk alternatif (EBA, DIRE).
Berinvestasi di pasar keuangan dapat dilakukan dengan dua cara:
- Investasi langsung, yaitu investor bertransaksi secara mandiri di pasar modal (capital market) melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), atau membeli di pasar uang (money market) melalui produk perbankan.
- Investasi tidak langsung, yaitu investor membeli produk investasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan investasi. Tipe investasi ini berbentuk Unit Investment Trust, Close end investment companies, Open end investment companies.
Keuntungan dan Risiko Investasi
Keuntungan (Return)
Keuntungan dapat digolongkan menjadi 2 macam, pertama ialah keuntuntungan yang diharapkan (expected return) yaitu keuntungan yang diinginkan investor di masa depan. Kedua, ialah keuntungan yang direalisasikan (realized/aktual return).
Sumber keutungan dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni imbal hasil (yield) dan capital gain, penjumlahan dari keduanya merupakan toal keuntungan (total return) pada insturmen investasi.
Berikut penjelasan dari masing-masing keuntungan tersebut.
- Yield, yakni penerimaan keuntungan secara periodek atau berkala. Sebagai contoh penerimaan bunga (kupon) obligasi, dan penerimaan dividen dari saham.
- Capital gain, yaitukeuntungan yang didapat melalui selisih harga beli dan jual.
Risiko (Risk)
Selain potensi yang didapat, investasi juga mengandung suatu risiko. Dapat dikatakan bahwa risiko merupakan penyimpangan expected return dengan actual return.
Risiko pada investasi umumnya dibagi menjadi 2:
- Risiko sistematis (systematic risk), yaitu risiko menyeluruh yang terjadi di pasar, umumnya terjadi ketika ekonomi makro global mengalami gangguan.
- Risiko tidak sistematis (unsystematic risk), yaitu risiko yang terjadi pada tataran mikro (level perusahaan).
Sumber-sumber risiko biasanya terjadi ialah:
- Risiko Suku Bunga, perubahan pada suku bunga dapat mempengaruhi harga saham di bursa. Ketika suku bunga naik maka bunga deposito akan naik, kejadian tersebut dapat membuat investor menjual investasi sahamnya dan beralih ke instrumen investasi deposito (money market).
- Risiko pasar, yaitu gejolak yang terjadi di pasar karena penurunan pertumbuhan perekonomian, kondisi perpolitikan yang kurang kondusif, ketidakamanan, dan lain sebagainya.
- Risiko daya beli, yaitu kenaikan harga-harga secara umum (inflasi) sehingga daya beli menjadi menurun. Inflasi sebenarnya dibutuhkan untuk menstimulus ekonomi, tetapi angka inflasi yang terlalu tinggi dapat menurunkan kemampuan daya beli.
- Risiko finansial, yaitu suatu risiko pada kemampuan keuangan perusahaan karena terlalu banyak utang.
- Risiko perubahan kurs mata uang, yaitu risiko yang terjadi akibat pelemahan mata uang lokal. Bagi perusahaan yang melakukan impor barang akan membayar lebih mahal karena pembayaran menggunakan mata uang internasional. Bagi perusahaan yang mempunyai utang mata uang non lokal akan membayar lebih besar.
Proses Pengambilan Keputusan dalam Investasi
Ada 5 tahapan dalam proses pengambilan keputusan dalam berinvestasi, kelimanya merupakan proses yang berkesinambungan (on going). Jika sampai tahap ke-5 hasilnya masih belum sesuai ekspektasi, maka prosesnya akan diulang kembali sampai ditemukan strategi yang optimal.
Menentukan Tujuan Investasi, tujuaninvestasi berbeda-beda bagi setiap investor. Investor institusi terutama yang mengelola dana (Manajer Investasi) akan membuat tujuan secara spesifik.
Menentukan Kebijakan Investasi, yaitu suatu tahap memutuskan alokasi aset ke beberapa instrumen investasi. Beberapa hal biasanya yang dibahas ialah alokasi investasi (saham, obligasi, deposito, dll), batasan jumlah dana yang akan digunakan, biaya-biaya (pajak, biaya pelaporan), dll.
Memilih Strategi Portofolio, umumnya strategi yang dipakai dibagi menjadi dua. Pertama strategi aktif (active manage), di mana investor menggunakan berbagai informasi serta membuat teknik peramalan (forcasting) untuk membuat racikan portofolio terbaik.
Kedua, strategi pasif (pasif manage), strategi ini pengelolaan portofolio ini disamakan dengan instrumen yang ada pada indeks pasar tertentu (LQ-45, IDX-30, dll).
Strategi Pemilihan aset, strategi memilih instrumen investasi (saham, obligasi, deposito) agar tercipta suatu portofolio dengan return tertentu (expected return) dengan risiko terukur, termasuk melakukan valuasi terhadap aset-aset yang dibidik.
Mengevaluasi Kinerja Portofolio, pada tahap ini investor melakukan pengukuran terhadap kinerja portofolio yang ada dengan melakukan pembandingan (bencmarking) dengan kinerja sesuatu yang dijadikan patokan. Misal, kinerja reksa dana saham diperbandingkan dengan kinerja IHSG.