Ekonomi

Mengenal Teori Nilai Uang dan Jenis-jenisnya

nilai-uang

Ajaib.co.id – Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang diartikan sebagai alat tukar yang diterima secara umum dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sementara dalam ilmu ekonomi modern, definisi uang adalah sesuatu yang tersedia dan diterima secara umum sebagai alat pembayaran, serta kekayaan berharga lainnya dan untuk membayar utang. Dengan kata lain nilai uang di era modern dianggap berharga dan kebutuhan dalam hidup.

Dalam kehidupan sekarang ini, uang jadi sarana penting yang selalu dibutuhkan oleh setiap orang. Dengan adanya uang, maka berbagai keperluan hidup bisa dipenuhi, termasuk dalam meningkatkan kualitas pribadi. Inilah alasan utama mengapa sebagian besar orang berusaha untuk dapat menghasilkan lebih banyak uang dari waktu ke waktu.

Teori Nilai Uang

Nilai uang adalah kemampuan sebuah uang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah barang tertentu. Sementara bicara soal teori, ada banyak hal yang berkaitan dengan uang. Namun, hanya ada dua jenis teori yang akan dibahas kali ini, yaitu:

1.    Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Teori kuantitas uang ini menyebutkan bahwa persediaan uang dengan tingkat harga dalam suatu perekonomian memiliki hubungan yang secara tidak langsung saling memengaruhi. Perubahan pasokan uang akan memberi dampak pada perubahan tingkat harga, dan begitu juga sebaliknya.

Teori ini dicetuskan oleh Irving Fisher yang dimuat dalam bukunya berjudul ‘The Purchasing Power of Money’ atau disebut teori daya beli uang. Dirinya menuturkan perubahan jumlah uang yang beredar dapat menimbulkan perubahan pada harga barang. Konsep teori ini sudah dimulai pada abad ke-16, di mana saat itu Eropa sedang giatnya mencetak koin yang terbuat dari bahan emas dan perak. Bahan tersebut dikirim dari Amerika, yang berujung pada peningkatan inflasi.

Kejadian tersebut membuat para ekonom kala itu membuat dua kesimpulan, yakni lebih banyak uang beredar sama halnya dengan makin banyak inflasi, dan peningkatan jumlah uang beredar tidak selalu meningkatkan output ekonomi.

Dengan begitu, secara umum teori kuantitas uang ini memberikan kesimpulan sebagai berikut:

·      Nilai daya beli ditentukan dari jumlah uang yang beredar di masyarakat. Atau permintaan uang berbanding terbalik dengan pasokan uang, sehingga semakin banyak uang beredar maka akan semakin rendah juga daya belinya, begitu pun sebaliknya.

·      Jumlah uang yang beredar identik dengan tingkat harga umum yang diberlakukan. Bisa juga diartikan pasokan uang sebanding dengan tingkat harganya yang berdampak pada kenaikan harga, dan sebaliknya.

2.    Saldo Kas (Cash Balance Theory)

Teori nilai uang adalah teori lainnya yang disebut saldo kas, di mana tinggi rendahnya nilai riil ditentukan berdasarkan besar kecilnya jumlah yang tersimpan sebagai saldo kas. Jumlah saldo kas masyarakat ini berbanding lurus dengan nilai riil. Intinya semakin besar jumlah saldo kas masyarakat semakin tinggi pula nilai riil.

Alfres Marshal jadi pencetus teori saldo kas atau dikenal juga dengan sebutan teori sisa tunai. Dalam teorinya, ia menyatakan tinggi rendahnya daya beli uang ditentukan dari jumlah uang yang disimpan oleh masyarakat untuk saldo kas. Besar atau kecilnya saldo kas masyarakat bergantung pada jumlah pendapatan yang diperoleh.

Jadi, kesimpuan dari teori saldo kas adalah:

·      Apabila pendapatan masyarakat tinggi, jumlah saldo kas cenderung tinggi dikarenakan uang untuk belanja kebutuhan masih cukup. Besarnya saldo kas masyarakat mengindikasikan tingginya nilai riil.

·      Apabila pendapatan masyarakat rendah, maka saldo kas jumlahnya cenderung kecil karena sudah terpakai untuk belanja kebutuhan.

Jenis

Berdasarkan jenisnya, nilai uang dibagi menjadi tiga jenis, di antaranya adalah:

1.    Nilai Nominal

Maksud dari nilai nominal ini yaitu nilai yang tertera pada setiap mata uang. Misalnya, pada tampilan Rp50.000 tertulis angka lima puluh ribu rupiah, maka nilai nominalnya sama seperti yang tertulis tersebut.

2.    Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik berarti nilai bahan yang dipakai untuk pembuatan alat tukar tersebut. Misalnya, untuk membuat uang kertas Rp50.000 dibutuhkan kertas dan bahan lainnya yang harganya hanya sebesar Rp3.000 saja. Maka, nilai intrinsik tersebut yaitu Rp3.000.

3.    Nilai Riil

Nilai riil ini memiliki fungsi untuk mengukur jumlah barang dan jasa yang bisa ditukarkan dengna uang tersebut. Bila Rp1.000 bisa ditukar dengan satu gelas minuman susu, artinya nilai riil uangnya sebesar Rp1.000 yakni segelas susu.

Manfaat Nilai Uang

Ada banyak nilai uang yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Beberapa manfaat yang dapat diterima dari uang adalah:

1.    Menunjukkan Harga

Nilai uang adalah nominal yang tertera untuk membantu manusia dalam menunjukkan nominal harga pada suatu produk barang atau jasa. Pada umumnya harga akan berbanding lurus dengan kualitas produk.

2.    Sebagai Alat Tukar dan Pembayaran

Jika tidak ada nilai yang terdapat dalam uang, maka manusia akan kesulitan untuk mencari alat tukar dan pembayaran saat melakukan transaksi. Dengan adanya nilai uang, masyarakat lebih bisa memahami secara jelas nominal suatu barang dan harga yang harus dikeluarkan.

3.    Sebagai Fasilitas Transaksi Jual Beli

Nilai uang adalah nilai yang ada pada uang dengan tujuan memfasilitasi kegiatan jual beli, mulai dari transaksi antar daerah sampai dengan orang-orang yang ada di luar daerah.

Bila uang tidak punya nilai ekstrinsik yang menunjukkan kemampuan untuk ditukarkan dengan hal lainnya, maka proses transaksi pun akan sulit dilakukan.

4.    Pendukung Aktivitas Ekonomi

Nilai uang yang terakhir adalah sebagai pendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Khususnya dalam kegiatan transaksi dan sebagai alat pembayaran, di mana keduanya punya unsur sangat penting dalam perekonomian.

Adanya transaksi yang berjalan lancar, kegiatan ekonomi pun bisa terus berputar dan semakin meningkat.

Artikel Terkait