Ekonomi

Mengenal Penyebab, Penanganan, dan Jenis Inflasi

Ajaib.co.id – Dalam kondisi wajar jika suatu negara mengalami inflasi terlebih pada masa pandemi covid-19. Namun apa itu inflasi? Apa saja jenis inflasi dan penanganan pemerintah? Untuk lebih jelas, cek informasi di bawah ini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi November 2020 adalah 0,28 persen (mtm), bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen. Yang berkontribusi menyumbangkan inflasi terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,87 persen, menurut CNBCIndonesia.com (01/12/2020).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi tingkat inflasi sepanjang 2020 akan berada pada 1,15 persen. Hal itu disebabkan oleh daya beli masyarakat belum kembali pulih di tengah pandemi covid-19. Meski demikian pemerintah berusaha memulihkan daya beli masyarakat. Salah satunya memberikan bantuan sosial kepada masyarakat kelas menengah bawah.

Inflasi dan Penyebabnya

Inflasi merupakan kondisi kemerosotan nilai uang karena nilai yang banyak dan peredaran yang cepat, sehingga menyebabkan harga barang dan jasa naik. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa penyebab inflasi adalah permintaan dan biaya produksi naik, Liputan6.com (18/09/2019). Untuk mengetahui penyebab inflasi secara spesifik, cek di bawah ini:

Permintaan Meningkat

Permintaan barang atau jasa meningkat (demand pull inflation) menjadi penyebab inflasi di suatu negara. Misal permintaan barang ekspor meningkat, belanja pemerintah mengalami kenaikan, dan permintaan barang dari pihak swasta meningkat.

1. Biaya Produksi Meningkat

Biaya produksi meningkat (cost pull inflation) adalah kondisi di mana harga bahan baku dan gaji karyawan naik.

2. Peredaran Uang Meningkat

Peredaran uang yang meningkat di masyarakat juga menjadi penyebab inflasi. Saat jumlah barang tetap, tetapi peredaran uang meningkat dua kali lipat, maka harga barang bisa naik hingga 100 persen. Hal itu terjadi saat pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit atau mengatasi kekurangan dengan mencetak uang baru.

Jenis Inflasi Berdasarkan Sifat

Ada beragam jenis inflasi, yaitu berdasarkan sifat, asal, dan sebab. Pertama, jenis inflasi berdasarkan sifat. Berikut penjelasannya.

Inflasi Ringan

Inflasi ringan atau merayap (creeping inflation) adalah kondisi di mana laju inflasi rendah. Dikatakan rendah, biasanya laju inflasi kurang dari 10 persen. Misal kenaikan harga cenderung lama dan berlangsung lambat.

Inflasi Sedang

Di atas inflasi ringan ada inflasi sedang (galloping inflation). Laju inflasi sekitar 10 persen hingga 30 persen per tahun. Ciri khas inflasi ini adalah harga naik cukup tinggi dalam waktu singkat.

Inflasi Berat

Inflasi berat (high inflation) memiliki ciri laju sekitar 30 persen hingga 100 persen per tahun. Dalam kondisi ini, kenaikan harga kebutuhan sangat tinggi dan susah dikendalikan. Hal tersebut membuat kondisi ekonomi semakin berat.

Inflasi Sangat Berat

Selain itu, ada pula inflasi sangat berat (hyperinflation). Ini adalah kondisi di mana laju inflasi di atas 100 persen. Indonesia sempat mengalami inflasi hingga 600 persen ketika krisis moneter pada 1998. Hal itu dampak dari pencetakan uang secara besar-besaran untuk menutup defisit anggaran.

Jenis Inflasi Berdasarkan Asal

Inflasi juga bisa dilihat berdasarkan asalnya. Berikut ini beberapa jenis inflasi berdasarkan asalnya.

Domestic Inflation

Seperti namanya, asal domestic inflation dari dalam negeri. Biasanya, jenis inflasi ini dimulai dengan defisit anggaran negara (APBN). Bila pemerintah memutuskan untuk mencetak uang baru yang bertujuan membiayai APBN, maka jumlah uang yang beredar akan meningkat.

Kondisi tersebut membuat harga kebutuhan meningkat dan terjadilah inflasi. Hal lain yang menyebabkan inflasi di negara sendiri antara lain biaya produksi dan permintaan barang oleh pelanggan naik, tetapi ketersediaan barang terbatas.

Imported Inflation

Imported inflation adalah jenis inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini ada karena harga kebutuhan di luar negeri atau negara mitra dagang meningkat. Jika barang tersebut diimpor ke Indonesia, maka harga juga akan naik.

Jenis Inflasi Berdasarkan Sebab

Ketiga, jenis inflasi berdasarkan sebab, yaitu:

Demand Pull Inflation

Jenis inflasi ini terjadi disebabkan oleh permintaan yang tak imbang terhadap peningkatan jumlah penawaran produksi. Jika permintaan barang tinggi, tetapi penawaran tetap, maka harga barang akan meningkat.

Cost Push Inflation

Cost push inflation merupakan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi, imbas dari kenaikan biaya faktor produksi atau input.

Bottleneck Inflation

Bottleneck inflation adalah inflasi dikarenakan faktor permintaan atau faktor penawaran.

Penanganan Inflasi

Seperti kata Sri Mulyani di atas, pemerintah tak akan tinggal diam ketika negara mengalami inflasi. Sejumlah kebijakan akan diluncurkan untuk membantu kebutuhan masyarakat sekaligus penerimaan negara.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal diberlakukan oleh pemerintah dengan cara meningkatkan tarif pajak, melakukan pinjaman, dan mengurangi pengeluaran pemerintah. Karena kebijakan ini terkait dengan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara.

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter (keuangan) bertujuan untuk menjaga keuangan tetap stabil dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Kebijakan moneter yang diambil pemerintah berupa kebijakan diskonto, penetapan persediaan kas, dan operasi pasar terbuka.

Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal

Penanganan inflasi juga mengarah pada kebijakan nonmoneter dan nonfiskal untuk meningkatkan hasil produksi, menetapkan harga maksimum, mempermudah masuknya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat, dan lainnya.

Apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah inflasi?

Pada dasarnya, masyarakat sulit untuk menghindari inflasi. Namun kita sebagai masyarakat dapat melakukan penanganan terhadap dampak inflasi terhadap dompet kita.

Caranya dengan mengatur anggaran keuangan, termasuk melakukan investasi. Investasi tak sekadar mencari keuntungan saja dalam jangka waktu tertentu. Namun investasi berguna untuk mengamankan sekaligus meningkatkan aset.

Misal kamu memiliki uang sebesar Rp1 juta pada 2015. Saat itu, kamu bisa membeli dua gram logam mulia (emas) untuk investasi. Pada 2020, uang tersebut hanya bisa membeli satu gram emas saja.

Namun investasi tak hanya emas, kamu bisa berinvestasi pada saham atau reksa dana. Cek Ajaib untuk memperoleh kiat dan cara berinvestasi dengan aman dan praktis.

Artikel Terkait