Ekonomi

Keuangan Menghadapi Hibernasi, Ini Cara Menghadapinya

Hibernasi ekonomi
Hibernasi ekonomi

Ajaib.co.id – Istilah hibernasi pasti sering kamu dengar saat menonton sebuah acara di televisi yang membahas mengenai kehidupan satwa liar. Hibernasi identik dengan salah satu hewan mamalia yakni beruang.

Siapa sih yang tidak kenal dengan sosok hewan satu ini? Walaupun memiliki cakar yang tajam dan berbobot hingga ratusan kilo, ternyata hewan beruang memiliki kebiasaan unik yang sudah menjadi rutinitasnya setiap tahun. Kebiasaan unik tersebut adalah hibernasi.

Hibernasi adalah suatu momen di mana para beruang akan beristirahat hingga berbulan-bulan di sarangnya selama musim dingin berlangsung. Untuk beruang yang hidup di Alaska, masa hibernasi bisa berlangsung hingga 7 bulan lamanya. Tentunya, masa hibernasi ini terhitung sangat lama karena mencapai lebih dari setengah tahun.

Dalam menghadapi kerasnya musim dingin saat hibernasi, para beruang harus makan jauh lebih banyak pada musim semi hingga musim gugur agar memiliki lemak di tubuh sebagai pengganti asupan makanan saat hibernasi berlangsung. Ini adalah sebuah strategi yang dimiliki oleh beruang untuk menghadapi kerasnya masa hibernasi.

Hubungan Hibernasi dan Keuangan

Dalam keuangan, kita juga harus menerapkan hal yang sama dengan beruang. Makanan yang beruang timbun menjadi lemak di tubuhnya saat melakukan hibernasi bisa kita ibaratkan seperti uang yang kamu tabung. Dimana, tabungan yang kamu miliki tersebut bisa menyelamatkanmu dari kerasnya masa resesi yang sudah melanda berbagai negara di dunia.

Tentunya kamu pasti pernah mendengar bahwa kunci untuk menghadapi resesi ekonomi adalah memiliki uang tunai yang cukup. Hal ini seringkali disebut “cash is king” oleh para ekonom.Bagi sebuah negara di dunia, resesi menjadi salah satu momen yang paling menyeramkan karena berdampak besar terhadap menurunnya perekonomian di suatu negara.

Resesi yang terjadi di Indonesia dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya kasus PHK dan semakin tingginya angka pengangguran. Maraknya kasus PHK di perusahaan dapat disebabkan oleh konsumsi yang menurun, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan terbatasnya aktivitas perekonomian selama pandemi.

Sama seperti menghadapi pandemi virus corona. Hibernasi ekonomi tidak terelakkan sehingga para pelaku usaha harus mencari jalan lain supaya ekonomi tetap berjalan. Salah satu dampak pandemi covid-19 adalah kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Ini artinya para pengusaha harus memiliki modal dan strategi menghadapi hibernasi ekonomi.

Strategi Keuangan Menghadapi Resesi

Oleh karenanya, di tengah masa resesi yang belum pasti kapan akan segera selesai. Kita perlu memiliki sejumlah strategi jitu layaknya seekor beruang yang akan menghadapi hibernasi. Mau tahu apa saja strategi yang bisa diterapkan? Yuk kita intip satu per satu tips jitunya menghadapi resesi berikut ini.

1. Menabung

Kebiasaan menabung ini tidak bosan-bosannya selalu diingatkan oleh orang tua kita sejak kecil. Dengan menabung, setidaknya kamu masih memiliki simpanan uang untuk menghadapi masa-masa genting seperti resesi yang sedang berlangsung saat ini.

Kamu bisa menabung secara rutin sebesar 10% dari penghasilan yang diterima setiap bulannya. Di mana, hasil tabunganmu ini nantinya bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan yang dianggap mendesak.

2. Mengurangi Pembayaran dengan Cara Berutang

Fasilitas kartu kredit yang kamu miliki selama resesi, alangkah baiknya digunakan untuk hal-hal yang semestinya dan bukannya untuk utang konsumtif. Resesi yang berlangsung saat ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga kita tidak ada yang tahu kapan resesi ini dapat berakhir.

Hal yang ditakutkan bagi para pekerja adalah mengalami PHK, di mana tentunya hal ini akan semakin memperberat keuanganmu bila kamu masih banyak meninggalkan beban utang berjalan.

3. Lakukan Diversifikasi maupun Rebalancing Investasi

Bila target investasi yang direncanakan sebelumnya tidak tercapai selama resesi ini. Kamu bisa melakukan diversifikasi maupun rebalancing aset portofolio investasi ke jenis instrumen investasi yang jauh lebih menguntungkan saat ini.

4. Investasi

Merosotnya perekonomian saat resesi dapat dijadikan hal yang positif bagi masyarakat saat ini untuk berinvestasi. Di mana, resesi dapat dijadikan sebuah pintu gerbang bagi para investor pemula yang baru pertama kali ingin terjun ke dunia investasi.

Selama resesi, kamu bisa membuat hasil tabunganmu semakin produktif dengan berinvestasi di sejumlah instrumen investasi. Salah satunya adalah saham yang sedang berada di harga yang cukup murah untuk diinvestasikan.

Selama pandemi, yang membuat kita harus membatasi diri untuk bertatap muka dengan orang lain tidak menjadi halangan bagi kamu yang ingin berinvestasi saham. Lantaran, kini kamu bisa memanfaatkan platform investasi online seperti Ajaib.

Di aplikasi Ajaib, kamu bisa mendaftarkan diri sebagai investor dengan melakukan pendaftaran hingga transaksi jual-beli saham 100% secara online. Sehingga, tak ada alasan lagi bagi kamu untuk menunda-nunda berinvestasi di tengah pandemi dan resesi saat ini.

Agar tidak buntung saat berinvestasi saham nantinya, investor bisa menetapkan margin of safety sebesar lebih dari 30% untuk mengantisipasi menurunnya harga saham yang dimiliki. Besaran margin of safety tersebut merupakan racikan formula yang diterapkan oleh salah satu orang terkaya di dunia saat ini yakni Warren Buffet.

Dalam hal keuangan, khususnya bagi yang ingin berinvestasi di tengah resesi seperti saat ini. Kamu perlu memiliki strategi investasi jitu agar tak buntung di kemudian hari antara lain:

·        Kamu perlu mengetahui terlebih dahulu profil risiko (konservatif, moderat, atau agresif).

·        Setiap investor harus memilih dan memiliki aset likuid yang mudah untuk dicairkan, untuk mengantisipasi kebutuhan keuangan yang mendesak.

·        Investor dapat memilih jenis instrumen investasi yang memiliki bunga return yang lebih tinggi dibanding deposito. Misalnya reksa dana, obligasi, dan saham.

·        Melakukan tata ulang portofolio investasi bila dirasa komposisi saat ini sudah tidak bisa mengakomodir tujuan investasi investor.

·        Alokasikan investasi setidaknya 10% untuk dana darurat dan 10% untuk investasi.

Dengan mengikuti strategi keuangan yang sudah redaksi Ajaib jelaskan di artikel ini. Setidaknya, kamu dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi terhadap keuangan selama menghadapi resesi seperti layaknya seekor beruang yang makan banyak di musim semi hingga musim gugur sebagai langkah persiapan menghadapi musim dingin saat hibernasi.

Artikel Terkait