Investasi

Istilah “High Risk=High Return” yang Sering Disalahpahami

Ajaib.co.id – Untuk memilih jenis investasi yang tepat kita biasanya menjalani sebuah tes kecil untuk mengetahui profil investasi kita. Semakin agresif profilmu, semakin besar pula lah porsi saham yang akan direkomendaskan kepadamu. Sebaliknya semakin konservatif kamu maka kamu cenderung akan menerima rekomendasi dengan condong kepada investasi nol risiko seperti pasar uang.

Dengan demikian ketika seseorang hanya berinvestasi di saham saja, maka ia disebut sebagai investor yang berani mengambil risiko tinggi. Risiko tinggi identik dengan keuntungan yang tinggi juga. Risiko yang sebanding dengan keuntungan adalah benar adanya namun seringkali disalahpahami, mungkin kamu juga selama ini salah memahaminya.

Istilah High Risk = High Return

Sebenarnya maksud dari kalimat High Risk High Return adalah Investasi yang mengandung risiko tinggi memiliki hasil yang tinggi juga. Risiko di sini adalah tentang pergerakan aset. Kita bisa melihat  besarnya risiko dari maximum drawdown-nya.

Jika kamu belum tahu, drawdown adalah tentang sebarapa besar sebuah aset investasi turun dari puncak sebelum naik kembali. Besar drawdown ditampilkan dengan persentase. Semakin kecil drawdown maka semakin rendah risikonya.

Jika kamu perhatikan reksa dana saham adalah yang paling besar drawdown-nya, bisa mencapai 20-30%. Namun keuntungannya pun paling besar diantara yang lainnya.

Kamu bisa bandingkan dengan reksa dana pendapatan tetap atau pasar uang atau campuran. Ketiganya memiliki maximum drawdown yang lebih rendah dari reksa dana saham. Tapi lihat juga keuntungannya, lebih kecil dari reksa dana saham bukan?

Nah kalau kamu menemukan reksa dana saham yang maximum drawdown nya setara atau bahkan lebih kecil dari RDPT, itu artinya kemampuan fund manager-nya ciamik.

Jadi istilah high risk high return sering seringkali diartikan “Semakin tinggi hasil investasi yang didapat maka semakin besar pula risikonya”. Mereka, atau mungkin kamu juga, yang berpikir seperti itu akan menganggap bahwa untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi maka harus menanggung risiko yang lebih tinggi lagi.

Karena pemahaman tentang high risk high return yang hanya sebatas itu,  makanya jangan heran banyak yang nekat mengambil risiko investasi yang tidak sanggup mereka tanggung.  

Jangan Keliru Memahami High Risk High Return

Jika di atas kita membicarakan tentang reksa dana, kini kita beralih sebentar ke saham karena istilah high risk high return digunakan di semua jenis aset investasi.

Sekarang coba deh, kamu lakukan wawancara singkat dengan teman sesama trader di grup atau forum saham mana saja, syariah maupun bukan, online maupun kopi darat.

Coba kamu tanyakan apa alasan mengapa mereka trading saham gorengan?

Padahal teman-temanmu tahu risikonya besar; harga bisa anjlok kapanpun tanpa aba-aba,  fundamentalnya juga tidak meyakinkan, tapi tetap saja banyak yang antusias trading saham gorengan.

Jawaban paling klise adalah “Karena high risk high return. Makin tinggi risikonya, makin cuan”.

Memang benar saham gorengan memiliki peluang profit yang besar diiringi dengan risiko yang juga tinggi. Jika sudah demikian maka tradingmu akan berakhir seperti layaknya perjudian yang mengandalkan untung-untungan.

Karena memiliki pandangan seperti itulah ada orang-orang yang berniat mengambil risiko yang lebih tinggi lagi dengan harapan mendapat keuntungan lebih besar lagi.

Misalnya saja dengan trading forex ber-leverage besar, trading saham gorengan atau lebih parah lagi: terjebak skema ponzi atau bahkan investasi bodong yang kerap kali disebut HYIP (High Yield Investment Program) atau skema lainnya.

Sepintas tentang forex trading, perdagangan forex bukanlah penipuan namun lebih kepada investasi berisiko tinggi. Berisiko tinggi karena biasanya kita menggunakan leverage/marjin dalam trading. Unit tradingnya sendiri sebenarnya USD 100,000 per lot, kita biasanya menggunakan skema leverage 1:100 hingga 1:1000 sehingga dengan modal lebih rendah dari USD 100,000 kita sudah bisa berdagang kurs asing. Andai kamu tidak pakai leverage maka tentu risiko lebih rendah.

Seringkali kita berinvestasi dengan pemahaman “high risk high return = makin tinggi risikonya, makin cuan” sehingga kita sering rela menanggung risiko yang belum sanggup untuk ditanggung, seperti forex atau saham gorengan misalnya.

Kamu mesti paham bahwa pemahaman tentang high risk high return yang diartikan sebagai “makin tinggi risikonya, makin cuan” itu tidak tepat.

Memahami Istilah High Risk High Return yang Sebenarnya

Pemahaman High risk = high return mestinya dibatasi pada pengertian “Investasi yang risikonya tinggi memiliki keuntungan yang tinggi” saja.

Pengertian tersebut sebaiknya tidak diperluas menjadi “Semakin tinggi hasil investasi yang didapat maka semakin besar pula risikonya”.

Warren Buffet, fund manager dari Berkshire Hathaway, pernah memberi pemahaman kepada ribuan investor tentang high risk high return. Kamu juga bisa belajar dari beliau, berikut kata-katanya;

Saya hendak mengatakan satu hal tentang risk and reward. Terkadang risiko berbanding lurus dengan keuntungan. Jika seseorang mendatangi saya dengan mengatakan, “Saya memiliki pistol dengan enam kartrid dan saya sudah mengisi salah satunya dengan sebuah peluru. Maukah Anda tarik pelatuknya, jika Anda selamat maka saya akan berikan $1 juta.” Saya akan menolaknya – mungkin $1 juta tidaklah cukup bagi saya. Kemudian ia datang lagi dan menawarkan $5 juta jika saya menarik pelatuknya ke kepala saya dua kali – itulah hubungan antara risiko dan keuntungan yang dipahami orang-orang!

Yahoo Finance – Buffet-Graham risk and reward

Pemahaman tentang high risk high return yang salah ternyata dianut juga oleh sebagian investor di seluruh dunia. Pengertian tentang “semakin tinggi risiko, semakin cuan” dianalogikan dalam monolog di atas dengan permainan Russian roulette. Itu adalah permainan di mana sebuah peluru diisikan ke salah satu dari enam kartrid dalam sebuah pistol.

Jika kamu menarik pelatuknya sekali, maka kemungkinan peluru menembus kepalamu adalah satu banding enam. Jika kamu tarik pelatuknya dua kali maka kemungkinannya menjadi dua banding enam, alias lebih berisiko. Namun jika ditambahkan reward yang juga lebih besar jika kamu menarik pelatuknya lebih banyak, akankah kamu berpartisipasi dalam Russian roulette tersebut?

Memahami High Risk High Return Secara Benar

Risk dan Reward tidak selalu berbanding lurus, maka pengertian bahwa semakin besar risiko maka semakin cuan tidaklah sepenuhnya benar. Pengertian high risk high return yang benar adalah investasi yang berisiko memiliki hasil investasi yang tinggi. Cukup sampai di sana.

Lebih lanjut Warren Buffet memberikan sebuah contoh singkat:

The Washington Post Company di tahun 1973 memiliki kapitalisasi pasar senilai $80 juta. Kemudian diperdagangkan senilai kurang dari $400 juta. Perusahaan tersebut memiliki the Post, Newsweek, ditambah lagi beberapa stasiun televisi besar.

Hari ini The Washington Post Company dihargai lebih dari $2 miliar, jadi orang yang membelinya di harga $400 juta sudah sangat kaya. Sebelumnya harganya pernah turun dan mencapai kapitalisasi pasar senilai $40 juta.

Terkadang sebuah saham yang turun ke level yang tidak rasional seringkali dinilai lebih berisiko, padahal tidak selalu begitu. Kamu bisa temui banyak saham di bursa kita yang memiliki risiko yang sangat besar namun potensi keuntungannya sangat kecil. Dan banyak juga investasi yang tidak begitu besar risikonya namun memiliki keuntungan yang tinggi. Itulah mengapa lebih baik berfokus pada kualitas perusahaan daripada harganya.

Lo Kheng Hong, salah satu investor saham paling berhasil di Indonesia, juga tidak sependapat dengan prinsip high risk high return yang dimengerti banyak orang sebagai “makin tinggi risiko, makin besar cuan”. Beliau mengatakan bahwa ketidaktahuan sang investor adalah yang membuat risiko menjadi tinggi.

Artikel Terkait