Investasi

Ini Dia 5 Wanita Tangguh di Dunia Investasi

Ini Dia 5 Wanita Tangguh di Dunia Investasi

Ajaib.co.id – Industri finansial, khususnya investasi hingga saat ini masih didominasi oleh pria, bahkan berdasarkan statistik yang dikeluarkan Biro Buruh AS (Amerika Serikat), wanita hanya mengisi total 46,9% SDM di industri finansial. Namun, bukan berarti tidak ada wanita tangguh di dunia investasi.

Dunia mungkin mengenal Warren Buffet atau Peter Lynch sebagai investor terkemuka, tapi bukan berarti dunia tidak mengenal investor wanita tangguh yang telah mencetakkan kesuksesan di dunia investasi, berikut adalah 5 nama besar yang menjadi wanita tangguh dan memiliki karakter yang tak diragukan lagi.

Geraldine Weiss

Kamu tidak akan mendapatkan julukan “The Grand Dame of Dividends” dengan strategi yang biasa-biasa saja, dan Geraldine Weiss dianggap sebagai pelopor dalam dunia investor wanita. Karir investasi Weiss dimulai ketika dia mulai menginvestasikan pendapatan suaminya, dan ketika strateginya berhasil, wanita tangguh tersebut mulai mencari pekerjaan di dunia investasi.

Selama tahun 1960an, satu-satunya pekerjaan yang ditawarkan perusahaan kepadanya adalah Sekretaris. Hingga akhirnya Weiss memulai sendiri dan mendirikan (IQT) Investment Quality Trends, sebuah buletin tempat dia berbagi rekomendasi investasi. Strategi Weiss berfokus pada saham-saham bluechip yang menghasilkan dividen tinggi sebagai landasan portofolio.

Weiss menjalankan IQT selama 37 tahun dan pensiun pada tahun 2003 dengan meluncurkan 2 buku terlaris. Investasi yang direkomendasikan menghasilkan return tahunan rata-rata 11,2% (dibandingkan dengan pasar keseluruhan 8.9%) dan secara konsisten di peringkat sebagai buletin dengan kinerja terbaik di pasar keuangan.

Abigail Adams

Abigail Adams tidak hanya seorang ibu negara, tapi juga dianggap sebagai salah satu investor wanita pertama dalam sejarah AS. Meskipun uang yang diinvestasikan secara teknis bukan miliknya (milik suaminya Presiden John Adams), tetapi Abigail aktif mengelola investasi keluarga.

Saat suaminya tidak lagi menjabat sebagai kepala negara, Abigail terus mengelola investasi keluarga Adams, dan lebih dari itu, dia juga membuat keputusan finansial penting untuk rumah tangganya. Pada saat itu hanya ada sedikit kepercayaan pada pemerintah AS yang masih muda, dan obligasi perang mengalami depresiasi nilai. Sang suami mengajarkan istrinya untuk berinvestasi di pertanian, tetapi wanita tangguh tersebut punya ide lain.

Abigail justru terus berinvestasi ke obligasi perang, yang mana bertentangan dengan keinginan suaminya, membeli uang kertas di harga rendah. Dia melanjutkan strategi ini seiring dengan pertumbuhan negara.

Ia terus berinvestasi di instrumen uang negara di mana pada tahun 1783-1784 berada di titik paling rendah. Investasi tersebut diperkirakan mencapai return sekitar 400%. Sebagian hasil keuntungannya dibagikan ke wanita yang membutuhkan, mendukung hak-hak wanita, menghapus perbudakan, dan meningkatkan pendidikan wanita.

Abby Joseph Cohen

Cohen adalah wanita tangguh di dunia investasi yang telah menjadi ahli strategi portofolio yang dihormati dan disegani selama beberapa dekade. Setelah menjabat sebagai ekonom Federal Reserve Board pada tahun 1973, Cohen bekerja sebagai ekonom dan ahli strategi kuantitatif di perusahaan keuangan besar seperti T. Rowe Price, Barclays, dan Drexel Burnham Lambert. Cohen bergabung dengan Goldman Sachs pada tahun 1990, menjadi mitra pada tahun 1998. Salah satu momen yang membuat namanya melonjak adalah prediksi bullish market tahun 1990 an

Ia pensiun dari dunia investasi pada 2018 sebagai Kepala Strategi dan Presiden Institut Pasar Global Goldman Sachs. Namun pada 2019, dia tetap menjadi direktur penasihat dan ahli strategi investasi senior, serta anggota komite investasi untuk rencana pensiun perusahaan di AS. Nama Cohen juga masuk dalam daftar “Most Powerful Women” Forbes yang mencakup wanita terbaik dari semua profesi.

Deborah A. Farrington

Deborah adalah pendiri dan Presiden perusahaan perangkat lunak keuangan bisnis StarVest Management dan partner venture capital StarVest Partners. Di posisi sebelumnya, wanita tangguh ini adalah Presiden dan CEO perusahaan investasi saham swasta, investor pendiri, dan ketua perusahaan kepegawaiaan yang sukses dan manajer dengan beberapa lembaga keuangan, seperti Johnson. Deborah memperoleh gelar MBA dari Harvard Business School.

Dia juga merupakan direktur dua perusahaan publik, perusahaan otentikasi koleksi Collector Universe Inc., dan perusahaan perangkat lunak keuangan bisnis NetSuite, Inc., yang keduanya berbasis di California. Selain itu, dia juga seorang direktur beberapa perusahaan swasta dan satu organisasi nirlaba dan telah muncul di “Daftar Midas” versi Forbes, daftar yang menampilkan venture capital teratas.

Muriel Siebert

Tanpa pernah lulus dari perguruan tinggi, Muriel memperoleh posisi penelitian tingkat awal di bidang keuangan, yang akhirnya menjadi partner dan kemudian mendirikan perusahaan broker bernama Muriel Siebert and Co.

Pada tahun 1967, mendaftarkan perusahaan di New York Stock Exchange (NYSE) sangat sulit, sehingga ia harus melewati masa penolakan dan kesulitan pembiayaan untuk memenuhi persyaratan masuk bursa saham. Dia bertahan hingga akhirnya perusahaannya menjadi anggota NYSE milik wanita pertama.

Pada tahun 1978, Muriel mengubah perusahaannya menjadi broker diskon, sebuah konsep baru pada saat itu. Ancaman terhadap status quo membuatnya dikucilkan dari Wall Street dan hampir dikeluarkan dari Securities and Exchange Commission (EXC), tapi dia berhasil mengatasi tantangan tersebut.

Siebert melanjutkan karirnya, tidak hanya di keuangan, tetapi juga di industri lain yang dipenuhi kaum pria, yaitu politik. Ia terpilih sebagai Pengawas Departemen Perbankan Negara Bagian New York dari tahun 1977 hingga 1982, dan mencegah kegagalan bank di pasar yang fluktuatif.

Artikel Terkait