Perencanaan Keuangan

Inflasi Gaya Hidup: Banyak Uang pun Banyak Masalah

inflasi gaya hidup

Ajaib.co.id – Semakin banyak uang yang kamu peroleh, semakin banyak pengeluaran yang kamu lakukan. Hal ini dinamakan inflasi gaya hidup. Bagaimana strategi untuk menghindarinya?

Banyak orang beranggapan semakin banyak mereka memiliki uang, semakin mudah untuk menabung atau berinvestasi. Namun, nyatanya mereka justru terjebak oleh pemikiran tersebut.

Alih-alih menabung dan menginvestasikan uangnya, setelah mereka memiliki kesempatan mendapatkan uang dengan jumlah lebih banyak, gaya hidup mereka akan meroket, muncul pos pengeluar baru. Istilah ini bernama invasi gaya hidup.

Invasi gaya hidup mengacu kepada meningkatnya pengeluaran bersamaan dengan meningkatkan pendapatannya individu. Kebiasaan tersebut akan terus-terusan terjadi seiring waktu dan tidak ada dana yang tersisa untuk ditabung atau diinvestasikan.

Bahkan di tahap paling buruk individu tersebut akan terjerat oleh bayang-bayang utang. Hal ini menciptakan gaya hidup yang membuat kehidupan finansial individu terhambat karena harus terus membayar setiap bulannya.

Apakah kamu mengalaminya saat ini? Bagaimana inflasi gaya hidup bisa terjadi? Strategi apa yang bisa dilakukan untuk menghindari inflasi gaya hidup? Mari kita ulas secara mendalam bersama-sama.

Memahami Inflasi Gaya Hidup

Inflasi gaya hidup pada umumnya terjadi di transisi dari mahasiswa ke pegawai tetap atau mungkin pegawai tetap yang sudah memiliki 2-5 tahun pengalaman kerja. Sedikitnya uang yang dimiliki saat mahasiswa menjadi salah satu pemicu inflasi gaya hidup, kecuali kalau kamu memiliki privilege sebagai mahasiswa yang terlahir dari keluarga kaya raja.

Sesuatu yang kamu anggap “mewah” ketika di bangku kuliah, akan berubah menjadi “kebutuhan” ketika kamu merasa mampu membelinya dan akan memicu peningkatan pengeluaran.

Misalnya jika kamu bisa berbagi ruangan dengan dua teman sekamar untuk meminimalisasi pengeluaran operasional dan tempat tinggal, tetapi jika kamu mengalami inflasi gaya hidup, kamu akan memilih untuk pindah ke tempat yang lebih nyaman untuk hidup sendiri karena memang kamu merasa mampu membiayainya.

Contoh lainnya, kamu adalah seorang fresh graduate dengan gaji UMR Kota Jakarta. Selama sebulan kamu bisa menghabiskan sekitar 2 juta rupiah untuk biaya operasional.

2 tahun berlalu, gaji kamu meningkat lebih dari 100% dari gaji pertama, kamu merasa layak mendapatkan penghargaan dan akhirnya memutuskan untuk meningkatkan biaya operasional hingga 4 juta rupiah. Kunci dari inflasi gaya hidup adalah, bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan.

Bagaimana Inflasi Gaya Hidup Bisa Terjadi?

Individu memiliki kecenderungan kuat untuk menghabiskan uang lebih banyak jika memiliki uang lebih banyak. Salah satu faktornya adalah mental yang ada dalam film “Keeping up with the Joneses”.

Sudah bukan rahasia umum lagi jika masyarakat saat ini ingin terus menyamai gaya hidup orang terdekatnya, salah satunya adalah teman. Bisnis memanfaatkan kebiasaan tersebut.

Jika teman-teman dekatmu memiliki smartphone model terbaru, kamu mungkin akan merasa tertekan untuk membeli hal yang sama, padahal smartphone yang kamu gunakan saat ini masih berfungsi dengan baik.

Bahkan di tahapan yang lebih parah, untuk terus menyesuaikan gaya hidup dengan teman-teman, kamu akan berakhir dengan menghabiskan uang yang lebih banyak untuk sesuatu yang belum tentu kamu butuhkan.

Seperti contohnya membeli pakaian rancangan desainer, berlibur secara berkala, makan di restoran mewah yang berujung menumpuknya utang dan semakin jauhnya target untuk merasakan kebebasan finansial.

Yang kamu perlu tekankan adalah: hanya karena mereka terlihat kaya raya, bukan berarti mereka kaya raya, mungkin mereka hanya berusaha keras untuk terlihat kaya raya.

Faktor penyebab lain dari terjadinya inflasi gaya hidup adalah hak yang harus dipenuhi. Kamu merasa sudah bekerja keras untuk mengumpulkan uang sehingga kamu akan merasa sah-sah saja untuk menyenangkan diri dengan membeli barang atau jasa favorit.

Meskipun tidak selalu buruk, memenuhi hak yang terkadang membuat kita tidak menetapkan batasan sehingga mengganggu kesehatan finansial di masa sekarang dan di masa depan

Tapi, Jangan Pelit Juga Terhadap Diri Sendiri

Ada saatnya kamu perlu mengeluarkan uang kamu sedikit untuk menghargai kerja keras yang sudah kamu lakukan, misalnya membeli outfit untuk menghadiri acara penting atau membeli laptop baru karena laptop yang sudah kamu miliki justru menghambat pekerjaan karena sudah usang.

Mengeluarkan uang untuk meningkatkan kualitas hidup adalah keputusan yang benar, selama kondisi finansial kamu tidak terganggu. Pastikan juga untuk membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan bukan karena keinginan yang tiba-tiba sehingga berdampak pada pembelian secara impulsif.

Strategi Menghindari Inflasi Gaya Hidup

Dampak kerugian yang kamu hadapi jika hidup dengan inflasi gaya hidup beragam, mulai dari terjebak hutang, kecilnya peluang untuk meraih impian dalam hidup, hingga tidak terkendalinya kondisi finansial. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu lakukan untuk menghindari inflasi gaya hidup.

Kalkulasikan pendapatan. Hitung pendapatan dan bagikan ke pos-pos penting terlebih dahulu, mulai dari dana operasional, investasi, dan dana darurat. Sisa dari alokasi dana tersebut bisa kamu gunakan untuk membeli barang atau jasa yang kamu inginkan sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja keras yang kamu lakukan. Namun, kamu punya opsi untuk menabung dana tersebut jika menurutmu tidak pembelian penting yang harus dilakukan saat itu.

Memahami nilai sebuah pengalaman. Jika kamu sudah menjadi pegawai tetap dan memiliki pendapatan pribadi, pertimbangkan untuk membeli barang yang nilai pengalamannya berguna untuk kehidupanmu. Alih-alih membeli mobil baru, rumah, atau pakaian rancangan desainer ternama, kamu bisa gunakan uang tersebut untuk bergabung di kelas edukasi.

Buat perubahan secara bertahap. Jika kamu membeli mobil mewah atau rumah, mungkin kamu akan mengeluarkan uang lebih banyak di kemudian hari untuk perawatannya. Jangan buat pembelian yang membuat kamu harus mengubah gaya hidup secara drastis karena harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak dalam waktu sesaat.

Peningkatan pendapatan seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan investasi dalam mencapai target finansial dalam hidup. Pastikan kamu menghabiskan uang tersebut secara bijak dan terperangkap oleh perspektif inflasi gaya hidup.

Artikel Terkait