Berita

Imbas Kolaps SVB, Bank BTN (BBTN) Perkuat Manajemen Risiko

Bank BTN (BBTN)

Bank Tabungan Negara atau Bank BTN (BBTN) mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat manajemen risiko terkait kolapsnya Silicon Valley Bank, bank terbesar kedua di Amerika Serikat. Meskipun dampaknya minim terhadap perbankan di Indonesia, BTN akan memastikan semakin waspada dalam mengelola portofolio ke depan.

BTN telah menetapkan beberapa target kinerja keuangan di tahun ini, di antaranya tumbuhnya kredit dan pembiayaan sebesar 8%-10%, dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8%-10%, laba bersih sebesar 8%-10%, serta penurunan rasio kredit bermasalah (NPL gross) menjadi 3,2%-3,3%.

Untuk mencapai target tersebut, BBTN telah menetapkan kebijakan umum seperti perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan dan meningkatkan kontribusi pada program KPR subsidi dan KPR non-subsidi melalui kerja sama dengan pengembang.

Selain itu, BBTN akan fokus pada penghimpunan DPK yang berasal dari dana murah dengan meningkatkan penempatan dana dalam CASA pada segmen ritel dan institusi, serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada segmen wholesale banking.

BTN juga akan mengembangkan sumber pertumbuhan baru dengan mempercepat implementasi inisiatif digital banking dan digitalisasi proses secara masif, meningkatkan sumber fee berbasis layanan dan transaksional, serta mempercepat penyelesaian kredit macet dan melanjutkan inisiatif penjualan aset secara bulk.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menyatakan bahwa BTN akan memperkuat manajemen risiko baik portofolio pendanaan maupun portofolio kredit untuk meminimalisir dampak dari kondisi global yang terus berubah. BTN berharap bisa mencapai semua kebijakan umum perseroan pada tahun 2023 untuk memenuhi target kinerja keuangan yang telah ditetapkan.

Sumber: BTN Perkuat Manajemen Risiko Imbas Kolapsnya SVB, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait