Sejarah & Perjalanan Saham ADRO dari Awal hingga Kini
Sarifa•October 22, 2025

Saham sektor tambang selalu menjadi daya tarik sendiri bagi investor Indonesia karena perannya sebagai tulang punggung ekonomi. Dari banyaknya emiten di sektor ini, saham ADRO atau PT Alamtri Resources Indonesia Tbk menonjol sebagai salah satu yang paling diperhitungkan. ADRO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan energi terintegrasi, dengan sejarah panjang yang mencerminkan evolusi industri batu bara nasional. Artikel ini akan mengajak kamu menelusuri perjalanan panjang ADRO, dari awal berdiri hingga transformasi terkini, untuk memberikan pemahaman yang utuh sebelum memutuskan berinvestasi.
ADRO Bergerak di Bidang Apa?
ADRO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, energi, dan jasa pendukungnya yang terintegrasi secara vertikal. Secara spesifik, bisnis perusahaan mencakup:
- Pertambangan Batu Bara Metalurgi: Ini adalah fokus utama ADRO pasca transformasi bisnis. Batu bara metalurgi (coking coal) digunakan sebagai bahan baku vital untuk industri baja, berbeda dengan batu bara termal yang untuk pembangkit listrik.
- Energi Baru Terbarukan (EBT): Melalui pilar Alamtri Eco, perusahaan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air, angin, dan surya.
- Pengolahan Mineral: Anak perusahaannya, PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR), sedang membangun smelter aluminium di Kalimantan Utara.
- Jasa Pendukung: Perusahaan juga memiliki lini bisnis di bidang logistik, ketenagalistrikan, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Dengan portofolio bisnis yang beragam ini, ADRO tak lagi sekadar perusahaan tambang tradisional, tetapi telah bertransformasi menjadi perusahaan sumber daya yang berfokus pada ekonomi hijau.
Bagaimana Awal Berdirinya ADRO?
Akar sejarah ADRO bermula dari era 1970-an, ketika pemerintah Indonesia membagi wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan menjadi delapan blok tambang batu bara. Blok 8 di Tabalong saat itu dianggap tidak menarik oleh banyak investor karena lokasinya yang jauh dan kualitas batu baranya dianggap rendah.
Kesempatan ini justru diambil oleh Enadimsa, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Spanyol, yang kemudian mendirikan PT Adaro Indonesia untuk mengelola blok tersebut. Nama “Adaro” dipilih untuk menghormati keluarga Adaro yang berperan besar dalam sejarah pertambangan di Spanyol. Produksi pertama dimulai pada 1983 dan berlangsung hingga 1989.
Pada tahun 2004, cikal bakal perusahaan publik kita kenal today didirikan dengan nama PT Padang Karunia. Perusahaan ini kemudian mengakuisisi PT Adaro Indonesia pada 2005, sebelum akhirnya melantai di Bursa Efek Indonesia.
Perkembangan Korporasi & Transformasi Bisnis ADRO
Perjalanan korporasi ADRO penuh dengan langkah strategis yang membentuknya menjadi perusahaan seperti sekarang. Berikut milestone utamanya:
- IPO pada 2008: PT Adaro Energy Tbk (kini Alamtri Resources) resmi menjadi perusahaan publik dengan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada 16 Juli 2008.
- Ekspansi Geografis dan Akuisisi: Pasca IPO, ADRO aktif berekspansi, seperti mengakuisisi 25% saham proyek IndoMet Coal di Kalimantan Tengah dan Timur (2010), serta akuisisi tambang batu bara Kestrel di Australia (2018).
- Transformasi Besar-Besaran (2024): Tahun 2024 menjadi titik balik penting. ADRO melepaskan bisnis batu bara termalnya melalui proses spin-off ke PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Langkah ini menandai komitmen perusahaan untuk fokus pada batu bara metalurgi dan energi terbarukan. Sejalan dengan transformasi ini, perusahaan juga mengubah namanya dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Struktur Kepemilikan Saham ADRO (per September 2025)
| Pemegang Saham | Jumlah Saham | Persentase |
|---|---|---|
| PT Adaro Strategic Investments | 14,04 miliar | 47,79% |
| Garibaldi Thohir | 1,97 miliar | 6,72% |
| Edwin Soeryadjaya | 1,05 miliar | 3,57% |
| Pihak Afiliasi Lainnya | 3,20 miliar | 10,90% |
| Masyarakat Non-Warkat | 8,42 miliar | 28,67% |
Di Mana Saja Lokasi Tambang ADRO?
ADRO memiliki tambang di berbagai lokasi di Indonesia, dengan konsentrasi utama di Pulau Kalimantan. Operasi pertambangan perusahaan tersebar di beberapa wilayah:
- Kalimantan Selatan: Daerah Tabalong merupakan lokasi tambang utama dan bersejarah bagi ADRO, yang menjadi fondasi awal berkembangnya perusahaan.
- Kalimantan Tengah dan Timur: Perusahaan memiliki lima konsesi tambang batu bara metalurgi di wilayah ini yang dikelola melalui anak usahanya.
- Kalimantan Utara: ADRO sedang mengembangkan proyek strategis di PT Kalimantan Industrial Park Indonesia, termasuk pembangunan smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air.
Selain itu, melalui akuisisi, ADRO juga memiliki kepentingan dalam tambang Kestrel di Australia.
⛏️ Kinerja Operasional & Produksi Batu Bara
ADRO telah membuktikan dirinya sebagai pemain utama di industri. Pada tahun 2022, perusahaan mencatatkan total produksi batu bara sebanyak 62,88 juta ton, yang menjadikannya perusahaan dengan total produksi batu bara terbesar kedua di Indonesia.
Kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan kekuatan fundamental. Meski harga saham terkoreksi, fundamental perusahaan tetap sehat dengan Net Profit Margin di atas 26% pada tahun 2024. Bahkan, pada laporan keuangan tahun 2023, ADRO berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 1,8 miliar.
Komitmen terhadap pemegang saham juga menjadi perhatian utama. Perusahaan dikenal konsisten membagikan dividen. Secara kumulatif dari 2008 hingga 2024, ADRO telah membagikan sekitar US$ 4,8 miliar dalam bentuk dividen. Pada Rapat Umum Pemegang Sahaham Tahunan 2025, disetujui pembagian dividen total sebesar US$ 500 juta untuk kinerja tahun 2024.
Histori Pergerakan Harga Saham ADRO di Bursa
Saham ADRO resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 16 Juli 2008 dengan harga penawaran perdana (IPO) sebesar Rp 1.100 per saham. Sejak saat itu, pergerakan harganya telah mengalami berbagai dinamika, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
- Titik Penting dan Respons Investor: Beberapa peristiwa korporasi berdampak signifikan pada harga saham. Spin-off bisnis batu bara termal ke AADI pada 2024 adalah momen transformatif yang direspons pasar dengan beragam, seiring perubahan fundamental perusahaan. Di sisi lain, pembagian dividen yang konsisten dan tinggi seringkali menjadi katalis positif dan menarik minat investor pencari pendapatan. Pada Oktober 2025, perusahaan bahkan mengumumkan program buyback saham senilai Rp 4 triliun, yang umumnya dipandang sebagai sinyal kepercayaan diri manajemen atas prospek perusahaan.
- Faktor Pendorong Fluktuasi Harga:
Performa Saham ADRO (Data per Oktober 2025)
| Metrik | Nilai | Keterangan |
|---|---|---|
| Harga IPO (2008) | Rp 1.100 | |
| Harga Awal 2025 | – | Turun 26.84% sejak awal tahun |
| Kinerja 1 Bulan | – | Naik 4.36% |
| Kinerja 6 Bulan | – | Naik 5.90% |
| Dividend Yield | 15.52% | Sangat menarik bagi investor |
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Membeli dan Menjual Saham di Ajaib
Mulai Investasi Saham di Ajaib!
Ajaib adalah aplikasi investasi all-in-one, mulai dari Saham Indonesia, reksadana, obligasi, kripto, hingga saham Amerika. Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih cepat, aman, dan handal. Yuk mulai berinvestasi di beragam instrumen di Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Sudah berizin dan diawasi OJK & BAPPEBTI.
Artikel Terkait




Artikel Populer
Daftar 100% Online, Tanpa Minimum Investasi
Tentukan sendiri jumlah investasi sesuai tujuan keuanganmu!